RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut Hurlock (2001: 329) bermain peran merupakan bermain aktif melalui perilaku dan bahasa serta berhubungan dengan situasi. Anak-anak bermain dalam berpura-pura dan menirukan pengalaman yang di dapat dalam dunia nyatanya. Dalam kegiatan bermain di sentra main peran anak dapat mengembangakan kemampuannya bersosialisasi, mengikuti prosedur, bereksperimen dan berbahasa.
Dalam proses pembelajaran lembaga PAUD, guru di tuntut supaya bisa lebih kreatif, inovatif dan fleksibel dalam mendidik anak didiknya. Salah satunya adalah dengan metode pembelajaran yang lebih menarik bagi anak usia dini untuk mengembangkan sosial emosionalnya. Dengan bermain sambil belajar anak akan merasa lebih nyaman dalam mengeksplorasi apa yang ada di dalam diri dan ingatannya. Bermain dalam tatanan sekolah dapat digambarkan sebagai suatu rentang rangkaian kesatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain dengan bimbingan guru dan berakhir pada bermain dengan diarahkan.
Untuk mengembangkan sosial emosional anak, salah satunya adalah dapat dilakukan melalui bermain peran. Bermain merupakan kegiatan anak dimasa–masa yang paling indah dalam hidupnya, selain sebagai cara mengekspresikan diri dan hiburan, bermain juga suatu cara bagi anak untuk belajar tentang dunia sekitar maupun dirinya sendiri. Bermain juga merupakan suatu cara bagi anak dalam mengubah dunia untuk mendapatkan keinginannya. Bermain peran atau sosiodrama adalah suatu jenis permainan yang dilakukan oleh beberapa orang anak untuk memainkan suatu jenis permainan yang dilakukan oleh beberapa orang anak untuk memainkan lakon tertentu atau 3 mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial dengan membagi peran kepada masing – masing permainan.
Bermain peran dalam pembelajaran merupakan usaha untuk memecahkan masalah melalui peragaan, serta langkah-langkah identifikasi masalah, analisis, pemeranan, dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah peserta didik bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Melalui peran, peserta didik berinteraksi dengan orang lain yag juga membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih.
Bermain peran lebih dari sekadar aktivitas yang menyenangkan bagi orangtua dan anak. Manfaat bermain peran untuk anak usia dini dianggap penting untuk meningkatkan keterampilan yang ia butuhkan selama masa tumbuh kembang.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan beberapa manfaat bermain peran untuk anak usia dini. Antara lain :
- Mengasah kreativitas dan imajinasi
Bermain peran memiliki fungsi yang penting untuk keterampilan kognitif dan kreativitas anak. Sebab, aktivitas ini mampu melatih otak anak untuk menggunakan imajinasi sejak usia dini.Saat kreativitas dan imajinasi anak terasah, kemampuan anak dalam memecahkan masalah pun dianggap meningkat.Tidak hanya itu, imajinasi yang baik dapat membantu anak untuk menikmati buku, merencanakan hal-hal yang menyenangkan di dalam kehidupannya, hingga memahami sudut pandang orang lain tentang berbagai aspek kehidupan.
- Meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi
Manfaat bermain peran untuk anak selanjutnya adalah meningkatkan kemampuan berbahasa dan komunikasi.Misalnya, saat anak berpura-pura menjadi superhero favoritnya, ia akan mengucapkan berbagai kalimat yang diucapkan oleh superhero tersebut.Permainan ini menjadi kesempatan anak untuk menghafal dan memahami kosakata baru yang nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Saat sedang mengucapkan kata-kata baru ini, si kecil dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dengan komunikasi.Tidak hanya itu, anak-anak dianggap bisa lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata yang akan mereka gunakan saat bermain peran. Mereka juga dapat belajar untuk mendengar apa yang orang lain utarakan.
- Mengembangkan kemampuan sosial dan emosional
Anak-anak cenderung mencari cara untuk berinteraksi dengan orang lain saat bermain peran. Mereka dapat mencontoh peran seseorang atau tokoh favoritnya untuk berinteraksi dengan orang lain.Situasi ini memungkinkan anak untuk berempati dan memahami orang lain yang sedang berinteraksi dengannya. Dengan begitu, ia mampu mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya sehingga bisa mengontrol perilakunya.
- Belajar untuk menyelesaikan sebuah konflik
Jangan salah, manfaat bermain peran juga penting untuk mengajarkan anak dalam menyelesaikan sebuah konflik.Misalnya, saat anak sedang bermain peran dengan orang lain, di mana ia dan teman-temannya berusaha untuk menentukan siapa yang menjadi tokoh protagonis dan siapa yang mau menjadi antagonis.Bersama dengan teman-temannya, si kecil dapat mencari solusinya bersama agar tidak ada konflik di antara mereka. Hal ini juga bisa mengajarkan anak tentang kerja sama.
Penulis : Wahyuningsih, S. Pd