Pengaruh Permainan Tradisional Lompat Tali Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Pada TK ABA 1 Kutoarjo.

Bermain lompat tali di TK ABA 1 Kutoarjo, Purworejo - Jateng

RadarJateng.com, Pendidikan Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah anak selalu aktif bergerak, dan cenderung menyumbang pada perkembangan, baik terhadap fisik maupun secara psikis. Secara umum, bermain dilakukan di rumah. Partisipasi anakanak dalam permainan dapat dikembangkan dan dibimbing oleh orang tua, pengasuh dan guru di sekolah.

Perkembangan motorik kasar anak berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Perkembangan motorik kasar ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan dan keakuratan untuk menerima rangsangan, sentuhan dan tekstur. Anak yang cerdas dalam gerak motorik kasar terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat dan lebih lincah) daripada anakanak seusianya. Mereka cenderung suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama–lama, mengetuk–ngetuk sesuatu, suka meniru gerakan dan senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak seperti memanjat, berlari, melompat dan berguling.

Melalui pembelajaran yang mengacu pada karakteristik anak, kemampuan motorik kasar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, apabila kemampuan untuk bergerak bebas didukung oleh situasi lingkungan yang memungkinkan untuk kegiatan tersebut. Pada prinsipnya anak senang bermain, yang penting bagi anak mendapat kesempatan bermain merupakan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk menstimulasi kemampuan otot anak, seperti lingkungan sekolah.

Read More

Dengan permainan, anak dituntut untuk mengetahui cara memahami manfaat gerakan bagi anak, cara melakukan gerakannya dan mampu menunjukkan perilaku – perilaku positif selama pembelajaran (kerjasama, disiplin, mau berbagi tempat, dan lain–lain) dengan temannya. Permainan tradisional sudah ada sejak dahulu, namun dalam pelaksanaannya banyak dijumpai persamaan seperti cara bermain maupun peraturannya. Permainan masa sekarang sudah sangat berkembang dengan pesat, karena pertumbuhan zaman, sehingga permainan tradisional banyak yang sudah tidak dilakukan oleh anak.

Permainan lompat tali memiliki tujuan yang sangat positif bagi anakanak yaitu dengan gerakan–gerakan (motorik kasar) misalnya berlari, berjalan jinjit, melompat dengan satu kaki, dan melompat dengan dua kaki. Dengan permainan lompat tali tidak banyak memakan banyak waktu, relatif mudah, murah dan menyehatkan. Permainan lompat tali juga mengandung aspek–aspek ataupun nilai–nilai yang bermanfaat dalam membantu perkembangan anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Antusias anakanak bermain lompat tali di TK ABA 1 Kutoarjo, Purworejo – Jateng

Munawaroh (2011) mengungkapkan bahwa “bermain lompat tali dapat memperkuat keutuhan sel otak dan menjamin komunikasi antar sel-sel otak secara efektif, melalui bermain lompat tali dapat membantu anak memiliki kemampuan yang seimbang antar otak kanan dan kemampuan otak kiri dan dapat membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan”.

Permainan lompat tali merupakan permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Permainan lompat tali atau “main karet” pernah populer dikalangan angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan ini menjadi favorit saat bermain di luar rumah maupun di sekolah. Sekarang ini karet mulai dilirik lagi karena ada sekolah yang menugaskan murid-muridnya membuat roncean dari karet gelang untuk dijadikan sarana untuk bermain dan olahraga.

Permainan lompat tali bisa dilakukan perorangan maupun kelompok. Bermain seorang diri biasanya anak mengikatkan tali pada tiang, lalu melompatinya. Bermain secara skipping yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya. Jika bermain secara kelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak memegang ujung tali, serta satu anak yang lain melompat tali tersebut. Alat yang digunakan cukup sederhana, bisa berupa tali yang terbuat dari roncean karet gelang. Permainan lompat tali secara fisik akan menjadikan anak lebih kuat dan tangkas, belum lagi manfaat emosionalnya, intelektual dan sosialnya yang akan berkembang dalam diri anak. Permainan ini bisa dimainkan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan tanpa memandang gender atau jenis kelamin. (Wikipedia Indonesia, 2009).

Asyiknya bermain lompat tali bersama teman – teman di TK ABA 1 Kutoarjo, Purworejo – Jateng

Menurut Sudono (dalam Cahyono, 2009)  bermain lompat tali mempunyai banyak manfaat untuk anak- anak, diantaranya adalah :

1. Motorik Kasar

Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak menjadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama–lama, bila sering dilakukan anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anakanak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.

2. Emosi

Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anakanak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak. (Cahyono, 2009)

3. Ketelitian dan Akurasi

Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya bagaimana ketika talinya diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.

4. Sosialisasi

Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, mentaati peraturan dan lainnya.

5. Intelektual

Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatanya sesuai jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman-temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut.

6. Moral

Dalam permainan lompat tali mengenal konsep menang dan kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar bersikap positif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing- masing untuk setiap permainan.

Demikian informasi di atas, semoga dapat bermanfaat.

Oleh, Adatin, S.Pd Guru TK ABA 1 Kutoarjo, Kec Kutoarjo – Purworejo – Jawa Tengah

Related posts