RadarJateng.com, Pendidikan – Mengajar merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam proses mengajar setiap siswa memiliki kemampuan menyerap ilmu pengetahuan yang berbeda-beda ada anak yang lebih suka menerima pembelajaran hanya melalui cerita dan dongeng ada pula yang merasa bosan dan kehilangan fokus ketika harus mendengar semua materi yang disampaikan guru hanya melalui cerita saja. Pembelajaran dengan menggunakan media sesuai dengan himbauan direktorat Paud tahun 2021 yang menekankan agar pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran lebih ditekankan melalui bermain berdasarkan prinsip konstruktivistik. Yaitu anak membangun pengetahuan baru, inquiry atau menemukan, memecahkan masalah, serta sebagai pembelajar terintegrasi sesuai dengan usia perkembangannya. Pembelajaran berbasis proyek dapat dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan mengeksplorasi secara mendalam berbagai topik melalui aktivitas berkreasi menggunakan berbagai bahan atau material terbuka. Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu pembelajaran yang dapat memfasilitasi karakteristik anak yang unik, spontan, menyukai kebebasan dalam belajar, aktif, memiliki rentang perhatian yang pendek, memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Mengapa pembelajaran anak Paud harus berbasis proyek? Pada kenyataannya, pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, melatih anak berpikir fleksibel, melatih berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, melatih anak berpikir kritis, mengurangi masalah perilaku kelas, dan mengembangkan keterampilan sosial. Guru seharusnya menggunakan media dalam pembelajaran dalam menciptakan pembelajaran menyenangkan. Membuat anak tidak bosan saat belajar. Supaya menarik dan mengundang anak bermain, loose part perlu ditata (invitasi). Melalui invitasi guru bertanya atau mengundang anak memikirkan serta mengeksplorasi suatu konsep.
Salah satu media atau material atau bahan dan alat yang digunakan untuk memfasilitasi rasa ingin tahu anak disebut dengan loose part.
Menurut Sally Haughey, pendiri Fairy Dust Teaching, Loose part adalah bahan-bahan yang terbuka, dapat dipisah, dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, di jajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahan-bahan lain. Loose part dapat digunakan bagi anak usia dini sebagai media belajar yang memiliki tekstur dan bentuk berbeda-beda. Maka dari itu, media ini sangat ramah lingkungan, tidak mengeluarkan banyak biaya, namun memiliki banyak manfaat didalamnya. Namun dalam pemanfaatannya masih memerlukan proses penyaringan bahan mana yang masih layak dan aman digunakan oleh anak.
Loose part ini merupakan media atau perantara dalam proses pembelajaran, dan sangat memungkinkan digunakan dalam berbagai metode, baik itu ekplorasi berbagai media, metode proyek untuk menciptakan sesuatu, demonstrasi dari guru untuk menjelaskan jenis-jenis loose parts dan membuat suatu karya, serta metode lainnya. keistimewaan media ini adalah menggunakan berbagai bentuk media, berbagai komponen benda, berbagai cara untuk digunakan, berbagai warna menarik dalam 1 kegiatan proses pembelajaran. Pembelajaran ini dapat menjadi strategi pembelajaran untuk anak dalam mengembangkan dan mengasah berbagai keterampilan dibandingkan menggunakan mainan buatan atau mainan yang sudah jadi karena media loose part lebih menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
Hal ini dapat meningkatkan Kreatif, Imajinatif, Kooperatif, Aktif, Kritis, Inovatif, sebagaimana prinsip yang diterapkan pada media loose part. Membuat anak berpikir bahwa barang bekas bisa dijadikan bahan yang menarik. Manfaat lainnya adalah saat anak-anak bermain diluar ruangan dengan menggunakan media loose part dapat mendukung anak usia dini untuk memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi, mereka dapat memiliki kesempatan untuk mencoba dan melibatkan diri entah itu bertanya, mengikuti step by step dan mengamati.
Penulis, Sri Koerniasih, S. Pd Guru TK Aisyiyah Leksono, Wonosobo Jawa Tengah