RadarJateng.com, Pendidikan – Program pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) yang terintegrasi adalah program pendidikan yang dapat menyajikan suatu aktivitas belajar anak secara terpadu..Program pendidikan yang diorganisasi secara terpadu memungkinkan proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan dapat diimplementasikan dalam bentuk kegiatan anak yang lebih alamiah dan bermakna. Program pendidikan di TK menekankan pada perkembangan dan belajar anak. Kesinambungan perkembangan anak dengan berbagai dimensinya,baik fisik, sosio emosional, maupun intelektual Hal ini perlu diperhatikan agar proses pendidikan yang dilaksanakan benar-benar mendukung perkembangan anak secara optimal.
Kegiatan pembelajaran juga bersifat kontekstual dengan memperhatikan minat-minat anak dan memberi kesempatan kepada anak untuk belajar sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya masing-masing. Tersedianya aneka ragam aktivitas pembelajaran ini tidak saja akan membuat anak memperoleh hasil belajar yang kaya makna ,juga akan membuat anak tetap tertarik, antusias atau smangat dalam mengikuti kegiatan belajar di TK.
Sesuai dengan cara belajar anak yang bersifat menyeluruh (holistik) dan banyak belajar dari kehidupan sehari-hari,bahan-bahan belajar yang digunakan TK hendaknya merupakan bahan-bahan yang relevan dengan karakteristik dan cara belajar anak tersebut. Pada dasarnya bahan yang digunakan sederhana, konkret,sesuai dengan dunia kehidupan anak, atraktif dan berwarna sehingga dapat mengundang rasa ingin tahu anak, juga bermanfaat dan terkait dengan aktivitas bermain anak. Melalui pemberian rangsangan,stimulasi dan bimbingan diharapkan akan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak lainnya.
Upaya yang saya lakukan dalam mendukung tumbuh kembang anak usia dini yaitu dengan menstimulasi kognitif anak. Dalam kaitannya dengan pengembangan kognitif anak, apapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah untuk belajar sambil bermain. Suasana belajar yang menyenangkan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang kreatif dan edukatif. Media yang digunakan dalam pengembangan kognitif anak usia dini, pada dasarnya tidak berbahaya, menyenangkan dan bisa membantu guru menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. kemampuan kognitif melibatkan kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah baru dan bersifat otomatis dan kecepatan dalam menemukan solusi-solusi baru.Potensi kognitif seseorang tercermin dalam kemampuannya menyelesaikan tugas-tugasnya yang menyangkut penalaran dan pemahaman.Menurut Jean Piaget ada 4 tahapan dalam perkembangan Kognitif,yaitu:
- Tahap Sensori motor
- Tahap Pra-Operasional
- Tahap Konkret-Operasional
- Tahap Formal-Operasional.
Guru perlu mendesain kegiatan yang dapat dilakukan untuk merangsang kognitif anak. Salah satu media yang sangat membantu guru dalam mengembangkan kognitif anak adalah Media Kantong Bilangan. Menurut Mayasa (Zulaichah 2014) kantong bilangan merupakan sarana yang berupa kantong-kantong yang menempel yang digunakan untuk menanamkan konsep-konsep pembelajaran matematika pada anak.Media kantong bilangan ini digunakan untuk pembelajaran mengenal konsep bilangan 1-10 yang memberikan gambaran nyata dalam kegiatan pembelajaran
Bahan yang disiapkan untuk membuat kantong bilangan:
- Sterofoam
- Kertas Origami
- Kartu Angka
- Lem
- Gelas Plastik Bekas
- Gunting
Adapun cara membuat kantong bilangan
- Kantong bilangan terbuat dari gelas air mineral/gelas plastic bekas,kemudian ditempelkan pada sterofoam
- Di dalam gelas plastic dihiasi dengan kertas origami,lalu diberi angka 1-10
- Sediakan stik es cream dan tempelkan gambar sesuai temanya
Tujuan dari pembuatan media ini adalah untuk mengembangkan kemamouan kognitif anak dalam mengenal konsep bilangan 1-10.
Penulis Maria Dolorosa Mo’i, S. Pd Guru TK Negeri Kisol Kel Tanah Rata, Kec Kota Komba, Kab Manggarai Timur – Nusa Tenggara Timur
