RadarJateng.com, Pendidikan – Pada dasarnya anak itu memiliki keunikannya masing-masing. Sehingga untuk anak yang satu tentunya berbeda dengan anak yang lainnya, terlepas dari itu anak memiliki kemampuan dan potensi masing-masing yang tentunya bila mendapatkan pengajaran serta dalam mendidik yang tepat anak akan lebih bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Anak dengan pola asuh yang berbeda akan akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dalam kesehariannya, dimana anak yang serba di layani tentu akan sangat berbeda dengan anak yang diberikan kebebasan unuk mengeksplor apa yang di lakukannya. Hal ini sangat jelas bisa terlihat saat anak mendapatkan perintah yang dilakukan secara bersamaan dan anak kurang bisa mencerna kata dan memahami perintah apa yang diberikan kepadanya.
Sehingga jika mendapatkan perintah dari orang lain akan mengulang paling tidak dua kali anak baru memahami apa yang disampaikan kepadanya. Hal ini bisa disebabkan kata atupun kosa-kata yang didapatkan kurang sehingga anak masih sulit menerima perintah yang diberikan kepadanya. Dengan anak sering mendengar perintah yang diberikan kepadanya anak akan lebih mudah memahami kata dan perintah yang diberikan, sehingga dalam memahami anak sudah bisa tanpa diulang satu ataupun dua kali perintahnya. Ajak anak untuk bercerita tentang apa yang dialaminya selama bermain dan dengan bercerita anak akan bisa menyampaikan apa yang dialami dan juga apa yang diinginkannya, sehingga dengan mudah kita bisa memberikan masukan atupun cerita bahwa kalau selesai bermain mainan bisa dikembalikan pada tempatnya.
Dengan memberikan nasehat bahwa jika selesai bermain dirapikan lagi dan barangnya dikembalikan pada tempatnya, jika nanti membutuhkan barang itu akan mudah dalam mencarinya. Anak dan orang tua harus bisa berkerjasama dengan baik, apa yang sudah disampaikan orangtua terkait Bahasa anak dalam memahami perintah harus selalu diberikan contoh, sehingga anak akan melakukan apa yang orang tua contohkan. Orangtua meminta anak untuk antri misalnya anak akan paham dan mengerti bahwa antri itu sesuatu yang memang harus dilakukan dimanapun berada saat kita berada ditempat umum. Contoh antri dikasir saat melakukan pembayaran , anak diharapkan dengan pemberian contoh secara langsung dari orang terdekatnya akan lebih masuk dan memahami apa yang diperintahkan.Jangan mendahului orang yang sudah antri di depanmu ataupun bisa kita katakan kepada anak jangan menyerobot disertai alasan karena itu perbuatan yang tidak baik dan kurang terpuji.
Pengenalan budaya antri pada anak menurut Morion ( dalam Wantah,20015:176) menyatakan bahwa budaya antri adalah cara pendiplinan yang dilakukan orang dewasa yang memperlakukan anak dengan repek dan harga diri. Anak dipahamkan bahwa antri memang membutuhkan kesabaran saat menunggu giliran. Dengan antri kita sudah berlatih sabar dan bisa menghargai orang lain disekitar kita. Kita bisa menanamkan perilaku yang berkarakter kepada anak. Kata Antri terkesan simpel dan mudah tapi tidak semua anak mau melakukannya, karena pola asuh dari orang tua juga berperan sangat penting, kalau dirumah anak terbiasa di bebaskan tanpa antri dalam kegiatan yang dilakukan bersama tentunya di butuhkan waktu untuk melatihnya. Budaya antri harus selalu kita lakukan sebagai orangtua harus kita tanamkan kepada anak, jika anak sudah mau melakukannya dan menjadi kebiasaannya sehari-hari baik dirumah maupun disekolah tentunya akan sangat berguna kelak dikemudian hari. Bagaimana anak harus bisa antri saat bermain dengan teman dengan bergantian bermainnya. Saat anak diajak ke suatu tempat wisata anak harus diajarkan juga untuk antri saat membeli tiket kalau kondisinya ramai dan penuh. Lihat apa yang akan dikatakan oleh anak kepada orangtua, apakah anak akan mengeluh ataukah anak akan enjoy saja saat Antri.
Dengan pembiasaan yang baik ini sudah mengembangkan kecerdasan anak untuk berpikira bahwa antri itu sesuatu yang menantang jika menginginkan apa yang menjadi tujuannya dan dilakukan dengan benar. Dalam artian tidak menyerobot antrian orang lain, sabar menunggu giliran dan melakukannya dengan senang. Dengan mengantri orangtua juga bisa memperkenalkan juga kepada anak tentang konsep depan belakang dan duluan dan belakang. Sambil mengantri anak bisa diajak melakukan hal yang positif contoh menghitung orang yang lewat , sehingga akan menyenangkan bagi anak. Anak dajak untuk bersenang-senang sesuai dengan kemampuannya dalam memahami apa yang disampaikan orang lain. Nilai-nilai kebaikan seperti mau antri akan menjadikan habit atau kebiasaan yang baik untuk anak dan akan terus dilakukan anak sampai dewasa nanti. Dengan melatih anak untuk mengantri berarti sudah melatih keterampilan sosial anak dan melatih kecerdasan interpersonal anak yang berhubungan dengan sikap dan perilaku terhadap orang lain.
Demikian masih banyak kekurangan semoga apa yang di tuliskan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Wiwin, S. Pd Guru TK Islam Al Irsyad, Kota Madiun – Jawa Timur.