RadarJateng.com, Pendidikan – Berhitung merupakan bagian dari logika matematika yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,terutama konsep bilangan yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan matematika maupun kesiapan memasuki sekolah dasar. Oleh karena itu berhitung pada anak usia dini harus dilakukan secara menarik dan bervariasi dengan menggunakan media. Penggunaan media merupakan cara terbaik untuk mengenalkan bilangan, mengembangkan kemampuan berhitung serta meningkatkan keterampilan anak dalam menalar.
Media Realia
Media Realia merupakan media yang dapat dipandang dari segala arah dapat diraba bentuknya seperti jenis tumbuh-tumbuhan,hewan-hewan dan lain-lain (Uno,2009:140). Sejalan dengan itu menurut Sadiman (2006:86) juga mengemukakan bahwa benda realia adalah benda sebenarnya yang dapat diamati secara langsung oleh panca indera dengan cara melihat, mengamati dan memegangnya secara langsung tanpa melalui alat bantu.
Media realia (Real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru. Bentuk realia sama dengan sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran.
Menurut Rahadi (2004: 4) sebagai media pembelajaran, media realia mampu memberikan arti nyata pada hal-hal sebelumnya yang digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual. Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu memberikan pengalaman secara langsung (Hands on Experience) bagi siswa. Dengan menggunakan media nyata siswa dapat melihat, meraba, mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari.
Berhitung Permulaan
Menurut Piaget (dalam suyanto, 2005:160) anak tidak bisa diajarkan langsung bahwa 2+3=5 Sebelum anak memahami konsep bilangan dan operasi bilangan. Anak harus dilatih dahulu mengkonstruksi pemahaman dengan bahasa simbolik yang disebut sebagai abstraksi sederhana atau abstraksi empiris. Misalnya ketika guru memberikan contoh benda berupa buah, guru mengatakan “Pisang”, kemudian siswa dilatih berpikir simbolik lebih jauh yang disebut abstraksi reflektif. Misalnya ketika guru menaruh satu pisang didepan siswa, ia mengatakan :satu; dan angka 1. Dua buah pisang dengan angka 2, dan demikian seterusnya sampai siswa benar-benar memahaminya.
Menurut Piaget (dalam Suyanto,2005; 161) tujuan pembelajaran berhitung untuk anak usia dini adalah sebagai Logico-Mathematical learning atau belajar berpikir secara logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Jadi,tujuannya bukan agar anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.
Penulis: Eva Rosmala,S.Pd Guru KB &TK Rising Stars Pancoran, Jakarta.