Mengembangkan Budi Pekerti Anak Melalui Kegiatan Mendongeng Dengan Boneka Tangan.

Mengembangkan Budi Pekerti Anak Melalui Kegiatan Mendongeng Dengan Boneka Tangan.

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidkan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyenggara Pendidikan untuk mengembangkan aspek perkembangan dan pertumbuhan pada anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral,kognitif,fisik motoric,Bahasa,sosial emosional,serta seni.Pendidikan anak usia dini (PAUD) juga dapat di laksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur formal seperti TK,RA,kemudian jalur non formal seperti kelompok bermain dan TPA,serta yang terakhir jalur informal yaitu pendidikan yang di berikan melalui keluarga atau Pendidikan yang di selenggrakan oleh lingkungan sekitar.

Dengan diberikannya pendidikan bidi pekerti bagi anak usia dini diharapkan dapat merubah perilaku anak, sehingga peserta didik jika sudah dewasa lebih bertanggung jawab dan menghargai sesamanya dan mampu menghadapi tatangan jaman yang cepat berubah. Disinilah pentingnya nilai-nilai budi pekerti yang berfungsi sebagai media transformasi manusia Indonesia agar lebih baik, memiliki keunggulan dan kecerdasan di berbagai bidang; baik kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, kecerdasan kinestika, kecerdasan logis, musikal, lenguistik, (Habibah, 2007: 1). Peran orang tua hanya sebatas memberi hal terbaik sesuai dengan jiwa jaman yang sedang dihadapi saat ini, agar kelak peserta didik (anak-anak usia dini) bagaikan anak panah lepas dari busurnya menentang, mengatasi permasalahannya sendiri, namun memiliki keunggulan budi pekerti yang baik dan luhur.

Collin (Isbell dkk., 2004) menegaskan mendongeng mempunyai banyak kegunaan di dalam pendidikan utama anak. Dia menyimpulkan bahwa dongeng menyediakan suatu kerangka konseptual untuk berpikir, yang menyebabkan anak dapat membentuk pengalaman menjadi keseluruhan yang dapat mereka pahami. Dongeng menyebabkan mereka dapat memetakan secara mental pengalaman dan melihat gambaran di dalam kepala mereka, mendongengkan dongeng tradisional menyediakan anak-anak suatu model bahasa dan pikiran bahwa mereka dapat meniru.

Read More

Metode dongeng dapat dijadikan sebagai media pembentuk kepribadian dan moralitas anak usia dini, melalui metode dongeng akan memberikan pengalaman belajar bagi anak usia dini. Metode dongeng memiliki sejumlah aspek yang diperlukan dalam perkembangan kejiwaan anak, memberi wadah bagi anak untuk belajar berbagai emosi dan perasaan dan belajar nilai-nilai moral. Anak akan belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng, setelah itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa. Kegiatan bercerita dengan boneka tangan ini selaras dengan pendapat dari Suparno (2002:42) yang menawarkan empat model penyampaian pembelajaran moral dan budi pekerti, yaitu: model sebagai mata pelajaran tersendiri, model terintegrasi dalam semua mata pelajaran, model di luar pengajaran, dan model gabungan.

Dari keempat model penyampaian pembelajaran moral dan budi pekerti, model pembelajaran ketiga—pembelajaran terintegrasi—akan lebih memudahkan penanaman budi pekerti dan lebih efektif, karena semua guru terlibat di dalam proses penanaman moral dan budi pekerti melalui mata pelajaran yang diampu oleh masing-masing guru. Manfaat dari kegiatan bercerita menurut tulisan dalam sebuah situs (Administrator, -) adalah: mengembangkan daya imajinasi anak, meningkatkan keterampilan dalam berbahasa, mengembangkan minat baca anak, membangun kecerdasan emosional anak, dan membentuk rasa empati anak

Pengembangan budi pekerti melalui kegiatan mendongeng, seorang pendidik menggunakan boneka tangan agar anak senang. Dengan mengajak. Anak mendengarkan dongeng, maka anak di harapkan anak dapat menunjukkan sikap yang yang baik menolong teman, menyayangi teman, dan di harapkan juga dapat meningkatkan kemampuan budi pekerti dan berbicara pada anak – anak.

Murid TK KUSUMA BANGSA, Pandaan – Pasuruan – Jawa Timur
Sedang Mendengarkan Cerita

Penerapan kegiatan mendongeng dengan menggunakan boneka tangan bertujuan untuk mengembangkan watak atau tabiat siswa dalam dengan cara menghayati nilai – nilai keyakinan masyarakat sebagai kekuata moral dan hidupnya melalui kejujuran, dapat di percaya, disiplin dan bekerja sama yang menekankan tanah afektif ( perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan tanah kognitif ( berpikir rasional) dan tanah skill psikomotorik ( Nurul Zuriah, 2011:19)

Menurut Suhartono (dalam Yunita, 2014:36) membagi beberapa jenis boneka dilihat daribentuk dan cara memainkannya yakni terdiri dari boneka jari, boneka tangan, boneka tongkat dan boneka tali. Berikut beberapa penjelasan dari boneka tersebut antara lain:

  1. Boneka jari dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola pingpong, dan bamboo kecil yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai dengan namanya boneka ini dimainkan dengan menggunakan jari tangan. Kepala boneka diletakkan pada ujung jari. Dapat juga dibuat dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung tangan tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian pencerita tinggal memainkannya.
  2. Boneka tangan mengandalkan keterampilan guru dalam menggerakan ibu jari dan telunjuk yang berfungsi sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan dapat digunakan tanpa alat bantu yang lain.
  3. Boneka tongkat cara memainkannya dengan menggunakan tongkat. Tongkat- tongkat ini dihubungkan dengan tangan dan tubuh boneka.
  4. Boneka tali mengandalkan keterampilan menggerakkan boneka dan benang yang diikatkan pada materi tertentu seperti kayu, lidi, atau atap panggung boneka.

Berikut beberapa kelebihan penggunaan boneka tangan antara lain:

  1. Efisien terhadap waktu,tempat,biaya,dan persiapan.
  2. Tidak memerlukan ketrampilan yang rumit
  3. Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas dalam suasana gembira
  4. Boneka tangan mudah di dapatkan,bahkan dapat di buatsendiri.
  5. Lebih mudah dalam memainkannya
  6. Anaka bisa berinteraksi langsung dengan boneka tersebut,seperti menyentuh dan memainkannya

Sedangkan kelemahannya dari penggunaan boneka tangan antara lain:

  1. Apabila pembuatannya memberikan nilai seni dan keindahan serta mirip dengan aslinya maka dapat membantu imajinasi anak, namun apabila alat tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kemungkinan akan mengaburkan imajinasi anak taman kanak-kanak (Dhieni, dkk,2007:6.34);
  2. Hafal cerita
  3. Dapat membedakan suara antara satu dengan lainnya.

Ketentuan bercerita dengan boneka tangan antara lain:

  1. Guru hendaknya hafal cerita,dapat bersuara yang membedakan antara boneka yang satu dengan yang lainnya.
  2. Ada scenario cerita
  3. Menggunakan media boneka yang dapat dimasukan ke tangan
  4. Boneka di buat sesuai dengan tokoh cerita ,menarik bagi anak dan mudah untuk di mainkan anak.
  5. Ukuran boneka relative,yang penting dapat dilihat oleh anak
  6. Sambil bercerita guru menggerakan boneka tangan secara bergantian sesuai isi cerita.

Penulis : Leni Vironika, S.Pd TK Kusuma Bangsa, Kec Pandaan, Kab Pasuruan – Jatim

Related posts