RadarJateng.com, Pendidikan – Bermain merupakan sarana yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Menurut Vygotsky (dalam Montolalu, dkk 2005: 1.13) membenarkan adanya hubungan erat antara bermain dan perkembangan kognitif. Menurut Depdiknas (2000: 1) Di lingkungan kehidupan anak seringkali ditemui berbagai bentuk angka, misalnya: pada jam dinding, uang, dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa: angka telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, maka pada saat ini sangat tepat sekali untuk mengenalkan konsep angka atau matematika dasar kepada anak.
Pengenalan konsep angka sebaiknya dilakukan melalui penggunaan benda-benda konkrit. Biasanya anak sudah bisa menyebutkan urutan bilangan 1-10 bahkan sudah sampai 20, tetapi apabila ditanya angkanya sebagian besar mereka tidak paham dan masih belum bisa menulis angka-angka yang telah disebutkannya, hal ini disebabkan karena anak-anak yang menyebutkan bilangan tersebut tanpa melihat bagaimana bentuk angkanya. Selain itu, media yang digunakan guru dalam pengenalan angka kepada anak hanya melalui kartu-kartu angka dan melalui papan tulis, sehingga anak kurang tertarik dengan apa yang disampaikan oleh guru.
Konsep angka adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengetian. Konsep angka ini selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubunghubungkan baik benda-benda maupun dengan lambang bilangan. Pada awalnya anak memang harus dikenalkan satu persatu angka dasar yang harus dihafalnya. Anak dapat belajar dengan nyanyian, mengenalkan angka 0 sampai dengan 10 dengan menghitung jumlah jari-jarinya juga cukup membantu.
Belajar menghitung adalah langkah pertama dalam mengerti apa arti angka. Saat anak-anak mulai menghitung, mereka menganggap itu sebagai irama. Mungkin mereka mengerti apa arti 1-2-3, tetapi tidak dapat membayangkan arti 6-7-8. Dapat disimpulkan bahwa pengenalan konsep angka adalah pengenalan menghitung 1 sampai 2 secara konkrit konsep matematika dasar dan keterampilan matematika dasar, serta memperjelas konsep-konsep angka dari fakta-fakta yang telah dipahami anak secara terus menerus, dengan bermain anak akan memiliki kemampuan untuk memahami konsep angka. Seperti halnya pengenalan konsep angka melalui pemanfaatan barang-barang yang tidak terpakai seperti kalender bekas dll.
Kalender bekas ini sangat mudah penggunaannya. Alat dan bahan antara lain Kalender bekas, gunting, lem, perekat dan benda disekitar anak.
Cara membuatnya:
1.Kalender angka digunting sesuai garisnya
2.Hasil guntingan ditempel pada kardus bekas
3.Tempel perekat pada kardus yang sudah ditempeli kalender angka
Contoh Kegiatan adalah guru/orang tua menjelaskan angka 3, maka benda yang disusun juga sebanyak 3 buah.
Cara penggunaan:
1.Anak diajak menggunting setiap angka dikalender
2.Hasil guntingan dikumpulkan menjadi satu, di dalam mangkok
3.Anak diminta menggambil satu angka yang diketahui oleh anak
4.Angka yang sudah didapat dari beberapa anak dikumpulkan menjadi satu dan disusun tidak berurutan
5.Secara bergiliran, anak diajak membilang dengan benda yang ada di sekitar anak sesuai angka yang sudah disusunnya.
Tujuan dari penggunaan permainan kalender ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep angka pada anak melalui bermain. Sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan dengan menggunakan buku dan pensil saja.
Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis : Khusniawati, S. Pd Guru TK Muslimat NU 32, Malang – Jatim