RadarJateng.com, Pendidikan – Hakikat pendidikan adalah sebuah sarana untuk mencapai salah satu tujuan bangsa. Mencerdaskan generasi bangsa yang mana suatu hari mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Seseorang yang berwawasan luas, beintelektual, serta berakhlak mulia. Arti pendidikan juga tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dewasa ini, pendidikan menjadi sorotan penting, berbagai kelebihan atau kekurangan yang perlu dibenahi dan dievaluasi kembali. Salah satunya fakta di lapangan adalah rendahnya minat numerasi oleh peserta didik. Seakan-akan pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling menakutkan. Sehingga peserta didik merasa terbebani dan menjadi sebuah icon momok pelajaran yang paling menyeramkan.
Guru perlu mengeksplor sebuah model atau metode pembelajaran agar peserta didk lebih tertarik dalam mempelajari matematika. Selain itu, menggunakan media konkret yang tepat , lebih khusus lagi di kelas rendah sekolah dasar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas khusus kelas 3 SD pada pelajaran matematika terkait menentukan penjumlahan dua bilangan cacah adalah menggunakan permainan “kartu make a macth”.
Model pembelajaran make a macth merupakan salah satu metode yang sedang hype. Terutama karena dengan metode ini pembelajaran menjadi atraktif dan dinamis bagi semua usia selain metode role playing. Salah satu bentuk dalam pembelajaran ini adalah bisa dilakukan secara berkelompok, empat hingga enam orang yang bersifat heterogen.
Dengan metode make a macth ini, peserta didik diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal dalam kurun waktu tertentu. Peserta didik yang berhasil menemukan pasangan kartu dengan tepat dan benar akan mendapatkan point penilaian. Teknik ini sejatinya dikembangkan oleh Lorna Curran. Di mana proses belajar menggunakan model pembelajaran ini bertujuan melatih ketelitian, kecermatan, ketepatan, kecepatan, kerjasama peserta didik dengan kartu yang dimiliki.
Sehingga materi pembelajaran yang disampaikan mampu menarik perhatian lebih dari peserta didik. Proses belajar – mengajar menjadi lebih gembira, aktif dan menyenangkan. Model pembelajaran ini dinilai mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik sehingga mencapai ketuntasan belajar. Mampu membangun dinamika gotong royong sehingga terciptanya kerjasama antar peserta didik secara merata.
Penulis , Eli Arlisa, S.Pd, Guru SDN 22 Pangkalpinang, Kec. Gabek, Kota Pangkalpinang – Kepulauan Bangka Belitung