RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar, karena bentuk penyelenggaraan pendidikan ini menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik (halus dan kasar), kognitif, sosial-emosional, spritual, seni dan Bahasa (Hamdan, 2022). Anak usia 4-6 tahun termasuk dalam usia keemasan (golden age), dimana pada usia ini anak mempunyai daya serap yang luar biasa apabila terus diberikan stimulasi sesuai tahap perkembangannya sehingga pada usia ini berbagai aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semaksimal mungkin (Kadek, 2017).
Anak usia dini merupakan anak yang sedang berada pada masa fundamental yang memerlukan stimulasi-stimulasi untuk bekal dalam mencapai tujuan perkembangannya. Salah satu aspek yang paling penting untuk diiterapkan sejak dini adalah perkembangan fisik motorik anak. Perkembangan fisik-motorik terdiri atas dua bagian yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus merupakan salah satu aspek perkembangan yang berpengaruh besar terhadap kemampuan anak secara akademik pada pendidikan dasar.
Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakan di dalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti. Menurut Dini P dan Daeng Sari (1996:72) motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak. Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan aspek fisik motorik dapat dilakukan dengan cara melakukakan kegiatan bermain yang menyenangkan untuk anak. Bermain merupakan salah satu stimulasi yang tepat bagi anak untuk merangsang daya pikir anak seperti mendayagunakan aspek emosional, sosial, dan fisiknya (Retnowati, 2021).
Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak yaitu loose part. Loose part merupakan suatu media yang menggunakan bahan yang ada disekitar lingkungan sehari-hari seperti bahan alam, plastik, logam, bekas kemasan, benang dan kain, kaca dan keramik, kayu dan bambu. Penggunaan bahan loose part menjadikan anak lebih terbuka karena anak dapat bermain sesuai idenya, tidak tergantung pada arahan guru atau orangtua dan anak menjadi lebih kreatif.
Loose Part merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk bermain dengan bahan yang dapat dibawa, dipindahkan, digabung, dirancang ulang, dipisahkan, dan disatukan kembali (Wijaya et al., 2020). Bermain menggunakan loose part mampu melatih kemampuan anak dalam memecahkan masalah sederhana karena, anak bebas bereksplorasi, memilih startegi, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi menggunakan bahan loose part yang telah disediakan (Lestari Ningrum dan Intan Prastihasari, 2020).
Keterampilan hidup anak dapat berkembang ketika bermain menggunakan loose part. Contohnya kemampuan dalam berfikir kritis, kreatif kolaboratif, komunikatif, dan pemecahan masalah. Pasalnya media loose part yang mudah dibentuk, diubah, dan dipasang, memberikan kebebasan pada anak dalam bereksplorasi sesuai kemampuan dan imajinasinya tanpa adanya batasan. Melalui media loose part, anak akan berlajar melalui bermain dengan cara bereksperimen dan bereksplorasi mengenai suatu hal. Pembelajaran menggunakan media loose part dapat menjadi salah satu strategi dalam mengembangkan berbagai keterampilan pada anak usia dini (Putri, dkk, 2021).
Penulis : Faradila, S. Pd Guru TKN Pembina , Kec. Delta Pawan, Kab.Ketapang. KALBAR