RadarJateng.com, Pendidikan – Salah satu kemampuan bahasa yang sangat penting dimiliki peserta didik adalah kemampuan menulis. Menurut Sujanto (1988: 60), kegiatan menulis merupakan suatu proses. Menulis bukan hanya berkaitan dengan penggunaan tata bahasa dan tanda baca melainkan merupakan sebuah proses yang dapat mengembangkan kemampuan dalam berpikir dinamis.
Menulis merupakan bagian satu kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia selain berbicara, menyimak, dan membaca. Kemampuan menulis mudah diterima oleh peserta didik setelah mereka cakap berbicara, menyimak, dan membaca. Tidak jarang peserta didik yang masih sulit memahami bagaimana cara menulis dengan tepat. Kejadian seperti ini terjadi karena masih rendahnya daya simak dan baca peserta didik. Selain karena faktor tersebut, penggunaan bahasa sehari-hari yang masih menggunakan bahasa tidak baku mudah diserap dalam ingatan peserta didik sehingga berimbas pada kemampuan mereka yang menulis dengan gaya bahasa tidak baku.
Masih banyak kekurangan yang dialami peserta didik sehingga mereka belum mahir dalam hal menulis. Berdasarkan pengalaman yang dialami penulis ketika terlibat dalam proses pembelajaran, kekurangan tersebut antara lain: peserta didik belum menggunakan penulisan huruf yang tepat, penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang tidak sesuai, serta penulisan antarkata yang tidak diberi spasi. Selain untuk kebaikan peserta didik di masa depannya, penggunaan tulisan tegak bersambung merupakan ciri khas positif sekolah di mana penulis mengajar.
Menurut Sagala (2005: 219) metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkan. Metode inilah yang diambil penulis untuk memecahkan masalah tersebut. Penulis memilih metode penugasan dikarenakan motode ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis para peserta didik. Tugas yang diberikan berupa menyalin teks dengan menulis menggunakan tulisan tegak bersambung di buku tulis menulis halus. Tugas ini diberikan sesuai jadwal, secara rutin minimal satu minggu sekali.
Kegiatan menulis tegak bersambung pada dasarnya memang sudah ditentukan dalam jadwal pelajaran. Terdapat 2 jam pelajaran dalam setiap minggunya. Secara khusus sekolah telah menentukan jadwal ini dengan alasan agar guru dan siswa fokus dalam kegiatan menulis tegak bersambung.
Setelah lebih dari 1 bulan motode dijalankan barulah hasil yang diharapkan mulai terlihat. Peserta didik mulai lebih rapi dalam menulis. Tulisan mereka mudah dibaca dan penulisan huruf juga benar sesuai aturan Bahasa Indonesia. Melihat hasil telah memenuhi target tidak lantas membuat penulis puas diri. Penulis akan tetap memberi tugas menulis tegak bersambung secara rutin dengan harapan peserta didik mampu mempertahankan dan meningkatkan kemampuan menulis mereka.
Faktor pendukung utama untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis dengan dengan tulisan tegak bersambung ini adalah dari pihak orang tua. Orang tua yang perhatian tentu akan sangat memperhatikan dan mendidik peserta didik dalam mengerjakan tugas menulis tegak bersambung. Orang tua yang memiliki perhatian lebih kepada anak akan senantiasa menerapkan disiplin belajar dan tidak membiarkan siswa berbuat indisipliner. Orang tua yang seperti ini dapat diketahui dari kualitas tulisan peserta didik dan ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas.
Selain faktor dari dukungan orang tua, faktor pendukung lainnya berasal dari kemampuan peserta didik itu sendiri. Peserta didik yang sudah memiliki kecerdasan di atas rata-rata kelas tentu dapat dengan mudah dibimbing. Menurut pandangan penulis sebagai guru kelas, peserta didik perempuan memiliki kemampuan menulis dengan lebih rapi jika dibandingkan peserta didik laki-laki.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dengan tulisan tegak bersambung sesuai aturan Bahasa Indonesia dapat dilaksanakan dengan metode penugasan. Metode ini terbukti mampu melatih anak untuk belajar menulis tegak bersambung. Pemberian tugas secara rutin dan terjadwal akan membuat peserta didik terbiasa menulis dengan tulisan tegak bersambung sesuai aturan penulisan Bahasa Indonesia yang baku.
Penulis : Felix Prastiyan Budi Sunarno, S.Pd. Guru di SD Pangudi Luhur Jakarta, Cilandak – Jakarta Selatan
DAFTAR PUSTAKA
Sujanto. (1988). Keterampilan berbahasa membaca menulis berbicara untuk kuliah dasar umum bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu dan Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.