Pengaruh “Pekerjaan Rumah (PR)” Terhadap Perkembangan Multiple Intelligence (MI) Anak Usia Dini.

TK Pembina Plus Dewi Masyithoh, Kec.Pangkah, Tegal - Jateng

RadarJateng.com, Pendidikan Proposal penelitian ini dilatarbelakangi oleh dampak Pekerjaan rumah (PR) terhadap perkembangan kecerdasan multiple intelligence anak. PR merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru dalam pembelajaran. Namun, tidak semua PR membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan dan pemahaman tentang apa yang sedang mereka pelajari. Boleh memberikan PR, namun PR tersebut sebaiknya ditujukan pada orang tua siswa. Karena disini yang dimaksud adalah taman bukan sekolah. Sehingga apabila anak selalu terkekang dengan adanya PR maka tugas-tugas perkembangan anak akan mengalami keterlambatan yang berpengaruh terhadap kecerdasan multiple intelligence. Penelitian ini menggunakan aktivitas menggambar, dimana kegiatan ini merupakan wadah untuk menuangkan kemampuan anak dalam bidang yang dimilikinya.

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada pendidikan Pra Sekolah, anak-anak hanya ingin bermain dan memuaskan hasratnya untuk bersenang-senang. Salah satu wadahnya adalah tanam kanak – kanak (TK). Meskipun sebagai lembaga pendidikan formal, sangat berbeda dengan lembaga pendikan SD, SMP, dan seterusnya. Dari nama lembaganya, yakni taman bukan sekolah. Sebutan Taman pada Taman Kanak-kanak mengandung makna tempat yang aman dan nyaman (safe and comfortable) untuk bermain sehingga pelaksanaan pendidikan di TK harus mampu menciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman sebagai wahana tumbuh kembang anak. Dalam mempelajari ilmu pendidikan anak usia dini bukanlah hal yang mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya. Sering kita melihat bahwa, menjadi seorang guru pendidikan anak usia dini merupakan pekerjaan guru yang paling mudah dari semua tingkatan guru-guru yang lain misalnya guru sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Dimana mereka sudah mengampu mata pelajaran yang ditakuti masyarakat awam. Masyarakat berpikir bahwa pendidikan anak usia dini tidak begitu penting bagi anak-anak yang masih berumuran sangat muda. Mereka beranggapan, anak-anak akan paham dengan sendirinya nanti jika sudah bertambahnya usia mereka. Anggapan seperti itulah yang perlu direvisi kembali. Bahwa, jika anak diusia mereka dibiarkan begitu saja tanpa memperhatikan tugas-tugas perkembangan apa saja yang semestinya mereka lewati dan mereka selalu terkekang dengan adanya PR maka anak tersebut akan mengalami keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan yang berpengaruh terhadap kecerdasan multiple intelligence mereka.

Read More

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pekerjaan Rumah (PR)

Pekerjaan rumah (PR) merupakan salah satu instrumen yang dipergunakan guru dalam pembelajaran. Tidak semua PR membantu siswa untuk mengetahui, memiliki keterampilan dan pemahaman tentang apa yang sedang mereka pelajari. Melalui pemberian PR kepada siswa diharapkan proses pencapaian tujuan pembelajaran berjalan dua arah, di sekolah dan di rumah. Untuk mencermati efektivitas sebuah PR bagi para siswa ada beberapa hal yang penting diperhatikan. Marzano, R. J & dkk (2001) dalam bukunya yang berjudul Classroom Instruction that Works menunjukkan bahwa setidaknya ada empat hal penting yang perlu diperhatikan ketika guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Pertama, banyaknya pekerjaan rumah sebaiknya berbeda untuk setiap levelnya. Kedua, keterlibatan orangtua diusahakan seminimal mungkin. Ketiga, tujuan setiap PR harus jelas dan dapat diterjemahkan secara konkret. Marzano mengingatkan, setiap bentuk PR adalah berbeda. Keempat, guru mesti memberikan umpan balik (feedback) atas setiap PR yang diberikan.

 Teori Multiple Intelligence (kecerdasan jamak)

Kecerdasan menurut Howard Gardner adalah kompetensi biosikologi. Kecerdasan (intelligensi) berbeda dengan bidang pekerjaan dan bidang ilmu yang dikenal masyarakat seperti seni, pertanian, atau kedokteran. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau produk yang dibuat dalam satu atau beberapa budaya.( Gardner, 1993). Setiap kecerdasan didasarkan pada potensi biologis, yang kemudian diekspresikan sebagai hasil dari factor-faktor genetic dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Secara umum, individu normal mampu menunjukkan bauran beberapa kecerdasan. Kecerdasan tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni. Sebaliknya, kecerdasan tertanam dalam berbagai system symbol, seperti bahasa, gambar, peta, notasi music, symbol matematika. (Gardner, 1993). Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini, tidak ada inteligensi yang lebih baik atau lebih penting dari inteligensi yang lain. (Gardner, 1993;hine;2003;Armstrong,1993;1996).

Sampai saat ini teori multiple intelligence (MI) Howard Gardner telah menetapkan Sembilan kecerdasan; kecerdasan verbal/linguistic (cerdas kata), logika matematika (cerdas angka), visual-spasial (cerdas gambar), gerak /kinestetik (cerdas tubuh), musical (cerdas music), intrapersonal (cerdas diri), interpersonal (cerdas anata orang), naturalis (cerdas alam), dan eksisitensialis (cerdas hakikat). Sembilan kecerdasan tersebut dapat distimulasi apabila seseorang melakukan kegiatan langsung yang memungkinkan mereka memanfaatkan setiap kecerdasan. Pada anak-anak kegiatan langsung itu harus mereka sukai dan memungkinkan mereka terlibat aktif didalamnya. Bermain merupakan alternatif yang paling tepat.

 KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang kami lakukan mengenai pengaruh pekerjaan rumah terhadap perkembangan mulitiple intelligences anak usia dini ini hasilnya berpengaruh. Bahwa pemberian pekerjaan rumah terhadap anak usia dini ini akan mempengaruhi kecerdasan yang telah dimiliki anaknya, apalagi pekerjaan rumah yang kurang efektif justru malah membunuh kecerdasan yang telah dimiliki anak yang bersangkutan. Sehingga kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang kami laksanakan ini, lebih baik tidak memberikan pekerjaan rumah yang tidak terjadinya dua arah komunikasi. Apabila pekerjaan rumah serasa dibutuhkan maka boleh diberikan tapi untuk kedua orangtuanya atau wali murid yang bersangkutan.

Penulis : Sri Wahyuningsih, S.Pd. Guru TK Pembina Plus Dewi Masyithoh, Kec.Pangkah, Tegal – Jateng

Related posts