Pembelajaran STEAM Pada Anak Usia Dini.

TK PGRI Mardi Siwi, Desa Tanggir - Singgahan – Tuban - Jatim

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.

Dalam menghadapi era revolusi industri saat ini diperlukan suatu perubahan. Perubahan diawali pada Pendidikan Anak Usia Dini melalui proses pendidikan misalnya inovasi pembelajaran. Berbagai upaya dilakukan guru untuk dapat memahami konsep pembelajaran STEAM ini. Pendidik dituntut untuk membuat suatu perencanaan pembelajaran yang menyenangkan untuk anak, efektif dan efisien menggunakan strategi, metode serta media yang tepat guna. Pembelajaran STEAM (Scince, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) adalah bagian dari inovasi pembelajaran dalam rangka menghadapi era revolusi industri saat ini. Melalui pembelajaran STEAM, mengharuskan anak dapat memahami dan menguasai semua aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak misalnya kognitif, afektif dan psikomotorik.

STEAM adalah cara berpikir, sebuah pendekatan yang mengajak anak untuk selalu ingin mencari tahu, mengeksplorasi dan menemukan jawaban. STEM bukan sekedar materi pembelajaran dan bukan sesuatu yang dapat direncanakan. STEAM adalah sumber dimana akan ditemukan hubungannya dengan berbagai kegiatan pembelajaran. Apabila cara berpikir STEAM telah terbangun, maka anak akan memiliki kebiasaan berpikir STEAM. STEAM juga memotivasi anak-anak dalam membangun pengetahuan tentang dunia di sekitar mereka melalui kegiatan mengamati, bertanya, dan menyelidiki. Dengan begitu, akan mudah bagi anak untuk meningkatkan kreativitasnya saat bermain karena dalam proses pelaksanaan pembelajaran seharusnya dapat mendorong anak sebagai pribadi yang kreatif, inovatif, produktif serta mampu memberikan kontribusi pada kehidupan masyarakat (Triyatma, 2017).

Read More

Pembelajaran dengan metode STEAM mampu mengembangkan kreatifitas anak dan membantu berfikir kritis serta mampu memecahkan masalah (problem solving). Bukti bahwa metode STEAM mampu mengembangkan kreatifitas dan berfikir kritis pada anak diantaranya. Anak akan terbiasa bertanya, karena melalui bertanya menandakan bahwa anak memiliki rasa ingin tau yang tinggi.

TK PGRI Mardi Siwi, Desa Tanggir – Singgahan – Tuban – Jatim

Prinsip-prinsip Pembelajaran  STEAM :

  • Belajar melalui bermain (play based learning)
  • Berkaitan dengan kehidupan nyata anak
  • Berbasis pada pembelajaran inkuiri (inquiry based learning)
  • Melekat pada kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan dan minat anak
  • Potensi mengintegrasikan 4 atau 5 bidang sains, teknologi, engineering, arts dan matematika pada aktivitas keseharian anak
  • Komunikasi guru dan anak yang mengaktifkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order of Thinking Skills)
  • Pembelajaran memungkinkan dilanjutkan sampai anak menemukan solusi

Guru menggali pertanyaan anak lebih jauh, memperluasnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan anak. Ketika anak bertanya dan diajak mencari jawabannya, maka anak akan terlibat secara aktif dalam melakukan proses pencarian jawaban. Mengembangkan kreatifitas anak, karena adanya bahan atau benda yang beragam, dapat diubah dan digabungkan kembali oleh anak sehingga mampu mengembangkan kreatifitas anak. Membiarkan anak berimajinasi dengan media yang sudah dipersiapkan, dengan begitu guru menghindari “kata salah” atau kata “jangan” agar imajinasi anak tetap muncul tanpa adanya pembatasan. Melatih anak untuk membangun sudut pandang dan membuat opini sendiri, untuk mengembangkan sudut pandang ini diperlukan penguatan serta alasan yang tepat sehinga anak dilatih untuk menghargai suatu perbedaan.

Pembelajaran berbasis STEAM (Scince, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang diterapkan di TK PGRI MARDI SIWI, lebih mudah diterima oleh anak serta dapat mengintegrasikan semua aspek perkembangan anak mulai dari berifikir kritis, kreatif dan pemecahan masalah. STEAM akan membentuk fondasi yang kuat melalui eksplorasi pengetahuan dan ketrampilan melalui bermain atau kegiatan lainnya. Pembelajaran STEAM terjadi secara alamiah saat anak melakukan kegiatan bermain, baik di sekolah atau di rumah. Anak akan mencoba hal-hal baru dan terus bereksplorasi dari sudut pandangnya masing-masing.

Penulis : Lailiya Rohmatun Nada, S.Pd Guru TK PGRI Mardi Siwi, Desa Tanggir – Singgahan – Tuban – Jatim

Related posts