Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Jumlah Banyak Sedikit pada Anak Usia 5-6 Tahun dengan Permainan Menangguk Ikan di TK Cita Luhur, Medan – Sumatra Utara..

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Jumlah Banyak Sedikit pada Anak Usia 5-6 Tahun dengan Permainan Menangguk Ikan di TK Cita Luhur, Medan – Sumatra Utara.

RadarJateng.com, Pendidikan Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya bertujuan untuk meletakan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas atau daya cipta yang diperlukan anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, selain itu agar anak memiliki kesiapan menuju jenjang pendidikan selanjutnya.

Sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa, “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut”. Usia dini merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Upaya pengembangan berbagai potensi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Menurut Hartati (2007:10) pengertian Anak Usia Dini memiliki batasan usia dan pemahaman yang beragam, tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Di sini orang tua berharap agar semua potensi yang dimiliki anaknya berkembang seoptimal mungkin. Untuk mengoptimalkan semua aspek pengembangan anak maka diharapkan semua pihak yang terlibat berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikannya.

Read More

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda begitupun dalam tingkat pencapaiannya. Salah satu stimulasi yang dapat menumbuhkan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu dengan diberi kegiatan melalui berbagai bentuk permainan yang menyenangkan bagi anak, karena dengan bermain seluruh aspek perkembangan baik perkembangan bahasa, kognitif, sosial emosional dan nilai-nilai agama serta moral dapat dicapai secara bersama-sama. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan yang menggunakan strategi, metode, materi/bahan, media yang menarik dan mudah dipahami peserta didik. Melalui kegiatan bermain peserta didik diajak untuk bereksplorasi menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran jadi menyenangkan. Bermain merupakan kegiatan yang menyenagkan bagi anak karena dengan bermain anak dapat melakukan apa yang diinginkannya.

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Sesuai dengan pengertian tersebut, menurut Piaget dalam Ensiklopdi Nasional Indonesia (2004;319), bahwa bermain pada anak sangat erat pertumbuhan intelegensinya. Bermain membantu anak dalam menyesuaikan diri dengana lingkungan dan dalam merasukkan realitas kehidupan sekitar pada dirinya sebagai individu. Dengan bermain anak menemukan dunianya sendiri, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak dengan demikian anak dapat melakukan apa saja yang diinginkannya.

Tujuan dari bermain untuk mengembangkan kemampuan anak misalnya kemampuan bahasa, sosial emosional, kognitif, dan motorik, oleh karena itu bermain sambil belajar adalah suatu metode yang tepat bagi anak usia dini. Mengenal konsep jumlah banyak dan sedikit merupakan salah satu langkah menuju kecerdasan logika matematika. Pada anak usia dini, banyak anak yang masih belum mengenal bagaimana konsep jumlah banyak yang sedikit. Anak masih belum memahami mana benda yang jumlahnya banyak dan mana benda yang memiliki jumlah yang sedikit.

Permasalahan yang terjadi pada anak usia dini banyak sekali factor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah penggunaan media yang kurang menyenangkan diberikan oleh guru kepada anak-anak dalam mengenalkan konsep jumlah banyak dan sedikit. Salah satu stimulasi yang dapat menumbuhkan kemampuan mengenal konsep banyak sedikit yaitu dengan diberikan kegiatan melalui berbagai bentuk permainan yang menyenangkan bagi anak. Karena dengan bermain seluruh aspek perkembangan anak baik  perkembangan  bahasa,  kognitif,  motorik, sosial  emosional dan  nilai-nilai  moral  agama dapat dicapai bersama-sama. Dengan meningkatkan kemampuan mengenal konsep banyak sedikit bertujuan untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya.

Salah satu permainan tersebut adalah permainan menangguk ikan. Permainan menangguk ikan merupakan salah satu permainan yang dapat merangsang perkembangan anak, baik perkembangan logika matematika, kognitif, fisik motoric, maupun sosial emosional anak. Dalam perkembangan logika matematika dan kognitif anak dalam menangguk ikan, anak bisa membedakan dan membandingkan jumlah ikan yang sudah didapatkan oleh anak dengan temannya. Anak bisa menghitung Bersama-sama dan kemudian menentukan jumlah ikan siapa yang memiliki jumlah lebih banyak, apakah ikan milik A ataupun ikan milik B.

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Jumlah Banyak Sedikit pada Anak Usia 5-6 Tahun dengan Permainan Menangguk Ikan di TK Cita Luhur, Medan – Sumatra Utara.

Dalam perkembangan fisik motoric, dengan bermain menangguk ikan, anak dapat leluasa berlari dan menggunakan lengan dan tangannya untuk aktif dalam menangguk ikan menggunaka alat tangguk yang dipegangnya. Kegiatan menangguk ikan ini dapat melatih motoric kasar anak dalam menggerakkan seluruh badannya, baik kakinya ataupun tangan dan badannya. Dalam hal sosial emosional anak dalam bermain menangguk ikan, anak dapat menunjukkan sikap saling bekerjasama sesame tim, anak dapat menunjukkan sikap kooperatif dengan teman, dapat mematuhi peraturan yang diberikan oleh guru, dan dapat memiliki sikap gigih, dimana anak tidak akan mudah menyerah untuk mendapatkan ikan yang ada di dalam container.

Persiapan yang dibutuhkan oleh guru dalam kegiatan menangguk ikan yaitu menyiapkan alat dan bahannya.

 Alat dan Bahan:

  1. 2 Jenis ikan yang berbeda (Ukuran, bentuk, warna)
  2. Container box
  3. Alat penangguk Ikan
  4. Ember/wadah.

Aturan Main:

  1. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
  2. Guru mengelompokkan anak sesuai dengan jumlah anak.
  3. Masing-maisng kelompok terdiri dari 5 anak (Tergantung jumlah anak di dalam kelas).
  4. Guru menjelaskan aturan Permainan:

Trip 1

  • Setiap kelompok diberikan 1 alat tangguk ikan
  • Anak-anak diminta untuk berlari secara estafet menuju container box yang berisi ikan-ikan.
  • Anak-anak menangguk ikan menggunakan alat tangguk, dan kemudian meletakkan ikan yang sudah didapatnya ke dalam wadah yang sudah tersedia.
  • Setelah permainan selesai, anak-anak diminta untuk menghitung jumlah ikan yang ada di dalam wadah.
  • Anak-anak kemudian menyebutkan jumlah ikannya dan membandingkan jumlah ikan mana yang paling banyak dari ke 2 kelompok tersebut.

Trip 2

  • Setiap anak diberikan 1 alat tangguk ikan
  • Guru meminta 2 orang anak untuk berlari dan bermain menangguk ikan.
  • Anak-anak menangguk ikan menggunakan alat tangguk, dan kemudian meletakkan ikan yang sudah didapatnya ke dalam wadah yang sudah tersedia.
  • Setelah permainan selesai, anak ke 1 diminta untuk menghitung jumlah ikan yang ada di dalam wadahnya, dan anak ke 2 diminta juga untuk menghitung jumlah ikan yang sudah didapatnya di dalam wadah.
  • Kedua anak tersebut kemudian menyebutkan jumlah ikannya dan membandingkan jumlah ikan mana yang paling banyak dari ke 2 anak tersebut.

Tujuan dari permainan ini adalah untuk perkembangan kognitif anak dan logika matematika dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep jumlah banyak dan sedikit, serta meningkatkan perkembangan fisik motoric dan sosial emosional anak.

Penulis : Melly Agustria, S.Psi.,M.Psi Guru TK Cita Luhur, Medan – Sumatra Utara.

Related posts