RadarJateng.com, Pendidikan – Setiap anak mempunyai hak memperoleh layanan pendidikan sejak usia dini. Penyelenggaraan pendidikan dapat melalui jalur formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang fundamental karena akan sangat berdampak pada perkembangan anak di masa selanjutnya. Hal ini berkaitan dengan tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini. Salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah aspek perkembangan bahasa. Kemampuan bahasa ekspresif pada bidang pengembangan di Taman Kanak-Kanak menjadi tuntutan utama meliputi aspek lafal, kosa kata, bentuk kata dan susunan kalimat. Hal ini menjadi bekal anak dalam memiliki kemampuan dan keterampilan serta berkomunikasi yang baik dan benar, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. kemampuan bahasa ekspresif merupakan suatu kemampuan yang dimiliki untuk menggunakan bahasa dengan cara mengekspresikan melalui suara maupun dalam bentuk gerakan dan ekspresi wajah.
Kemampuan bahasa ekspresif anak sangat penting untuk diberikan stimulasi. Oleh karena itu, perlu diupayakan stimulasi yang menyeluruh, melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendidikan dan perlindungan. Fungsi kemampuan bahasa ekspresif dapat diuraikan sebagai berikut:
Sebagai Pemuas dan Keinginan
Ketika berbicara anak mudah menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajah.
Sebagai Alat untuk Menarik Perhatian Orang Lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Melalui keterampilan berbicara, anak berpendapat bahwa perhatian terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orangtua, misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
Sebagai Alat untuk Membina Hubungan Sosial
Keterampilan berkomunikasi anak-anak lebih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat memperoleh kesempatan lebih banyak untuk mendapat peran sebagai pemimpin dari suatu kelompok, dibandingkan anak yang kurang terampil, atau tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi.
Sebagai Alat untuk Mengevaluasi Diri Sendiri
Anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya melalui pernyataan orang lain. Selain mendapat kesan menilai dirinya, anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
Untuk dapat Mempengaruhi Pikiran dan Perasaan Orang Lain
Anak yang suka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan merupakan modal utama bagi anak supaya diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
Untuk Mempengaruhi Orang Lain
Kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat memengaruhi orang lain atau teman sebayanya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun.
Stimulasi yang dapat diberikan kepada anak untuk mengantisipasi rendahnya kemampuan bahasa ekspresif, yaitu dapat menggunakan kegiatan mendongeng. Kegiatan mendongeng merupakan salah satu kegiatan yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan belajar. Mendongeng menggunakan media dapat dilakukan untuk menarik perhatian anak. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media visual dalam bentuk gambar animasi. Animasi dapat menarik perhatian dan minat anak, melalui penggunaan media ini secara tidak langsung anak belajar dalam mengembangkan kemampuannya.
Media gambar animasi sebagai motivasi belajar siswa, sebagai stimulus, bertambahnya perbendaharaan bahasa siswa baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan, serta sebagai umpan balik Dalam hal ini kemampuan bahasa ekspresifnya baik itu berbicara maupun menulis. Semakin sering anak mendengarkan dongeng menggunakan gambar animasi, maka akan semakin banyak kata yang menjadi perbendaharaanya. Mengunakan gambar animasi membuat anak memiliki minat serta motivasi untuk mendengarkan dongeng. Hal ini dapat menjadi modal untuk memahami rangkaian kata semakin kuat. Jika sejak usia dini anak sudah terbiasa mendengarkan rangkaian kata yang bukan hanya baik dan benar tetapi juga indah, maka kebiasaan ini akan mempengaruhi cara berbicara anak ketika dewasa
Penulis : Gusni Rahmi, S.Pd Guru di TK Islam Terpadu Annur, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat