RadarJateng.com, Pendidikan – Anak adalah anugrah Tuhan yang wajib kita syukuri dan wajib kita didik menjadi insan manusia yang unggul baik di dunia maupun di akhirat, sehingga anak menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang mulia dan memiliki skill yang bermanfaat untuk kemaslahatan / kebaikan bagi masyarakat. Anak juga merupakan generasi penerus keluarga dan bangsa, untuk itu anak perlu mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang bagus, agar anak dapat bertumbuh kembang sesuai fitrahnya, karena anak memiliki potensi yang berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, kedua orang tua dan tenaga pendidik ikut berperan aktif serta ikut bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, bimbingan dan pengasuhan yang tepat sejak anak usia dini atau bahkan sejak prenatal (dalam kandungan). Sehingga terbentuk dan tercipta generasi penerus yang berakhlaqul karimah serta unggul secara moral dan spiritual.
Orang tua adalah yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan dan pengasuhan anak, karena pendidikan yang utama dan pertama adalah Pendidikan orang tua dalam keluarganya. Keluarga juga ikut berperan dalam membentuk pribadi anak yang unggul, selain itu keluarga juga merupakan Lembaga Pendidikan yang paling dekat dengan anak. Dalam hal ini orang tua berkewajiban untuk mendidik , mengasuh, merawat dan mengarahkan anak sedini mungkin. Karena pada masa usia dini terdapat masa peka anak ( masa Goden Age), untuk itu perlu adanya peletakkan dasar yang utama sebagai pondasi dalam menanamkan nilai agama dan moral serta dalam membentuk pribadi insan yang berakhaqul karimah pada anak usia dini, demi terwujudnya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
Mengingat pentingnya penanaman nilai agama dan moral, maka orang tua sangat berpengaruh dalam mendidik anak. Pertama yang harus ditanamkan adalah rasa keimanan anak. Bersama keluarga anak dibimbing dan diarahkan untuk mengenal Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, mengajak anak untuk mengenal sifat sifat yang dimiliki Tuhan dan juga mengajak anak untuk mengetahui dan menjalankan segala kewajiban manusia terhadap Tuhan. Dengan demikian anak dalam perkembangan nilai moral dan agama yaitu kemampuan anak dalam bersikap dan berperilaku sesuai tuntunan agama Islam yang telah mengajarkan nilai-nilai akhlaqul karimah dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pembiasan sehari -hari nilai moral dan agama dapat ditanamkan pada anak usia dini. Salah satu perilaku yang dapat ditanamkan dalam pembiasaan sehari- hari adalah beribadah. Misalnya mengerjakan sholat fardlu, belajar membaca Al-Qur’an ( menghafal surat-surat pendek), juga belajar selalu berdo’a, baik do’a sebelum melakukan aktivitas maupun doa sesudah aktivitas sehari-hari. Karena do’a merupakan bagian dari ibadah, maka anak-anak harus selalu dibiasakan untuk berdo’a dan mempraktekkan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari. Begitu pula anak juga harus dibiasakan untuk belajar sholat baik di rumah maupun di sekolah ataupun bahkan anak harus dikenalkan mushola atau masjid sejak dini. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan, karena karakteristik anak itu cenderung meniru dengan apa yang dilihatnya, maka dalam hal ini orang tua adalah sebagai public figure bagi anak anaknya. Orang tua harus bisa menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak anaknya. Apapun yang dilakukan oleh orang tuanya ataupun orang disekitarnya , anak akan mengamati dan menirukan meskipun hal sekecil apapun, Untuk itu orang tua harus berhati hati dalam berperilaku dan bersikap/ berucap, apalagi di depan anak-anak.
Selain beribadah, yang harus ditanamkan pada anak usia dini adalah tentang akhlaqul karimah , seperti misalnya sikap berbakti kepada orang tua, sikap menghormati kepada orang tua, guru dan sesama manusia, sopan santun dan beradab yang baik kepada orang lain. Gemar menolong/ membantu kepada sesama manusia, suka berbagi, shodaqoh, infaq serta memiliki rasa peduli sama orang lain. Disamping itu anak juga ditanamkan sikap jujur, tanggung jawab, disilin, percaya diri dan dapat bekerjasama dengan sesama temannya. Memiliki perilaku sabar, rendah hati, mau mengalah, mau memberi maaf dan segera meminta maaf bila bersalah, serta selau mengucap terima kasih ketika mendapatkan sesuatu. Ini semua dilakukan agar anak dapat bertumbuh kembang menjadi pribadi yang unggul , tangguh dan berkarakter sesuai dengan ajaran Islam, berakhlaqul karimah, menjadi anak sholih sholihah, serta menjadi anak yang selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME apapun profesinya.
Proses belajar menanamkan pembiasaan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan dijadikan rutinitas kehidupan sehar-hari. Untuk mensiasati pembiasaan tersebut tentunya tidak mudah, oleh karena itu sebaiknya proses belajarnya sambil bermain. Karena karakteristik anak anak itu identik dengan permainan. Tentunya bermain sambil belajar dalam suasana yang menyenangkan, sehingga membuat anak lebih termotivasi dan tidak membosankan. Bila perlu sekali kali anak diberikan apresiasi berupa reward atau kata kata pujian yang membuat anak lebih bersemangat dan antusias dalam belajarnya.
Sebaik baik orang adalah orang yang mau belajar dan mau menularkan ilmunya kepada orang lain. Dan sebaik baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan menjadi orang yang seperti pohon yang tak berbuah. Demikian semoga bermanfaat.
Penulis : Khalimahtussya’diyah, S.Pd. Guru TK ABA I Kec.Kandangan Kab. Kediri Propinsi Jawa Timur