RadarJateng.com, Pendidikan – Anak usia 4 tahun sampai 6 tahun merupakan masa peka anak dimana terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap merespon berbagai stimulasi yang diberikan dari lingkungan sekitar ke dalam pribadi anak. Masa usia inilah dianggap usia keemasan karena pada usia ini anak mengalami perkembangan yang sangat besar baik secara fisik maupun psikis. Pada usia inilah kesempatan bagi orang tua, pendidik atau orang-orang yang ada lingkungan sekitar anak usia dini, untuk sangat perlu menggunakan peluang ini untuk menstimulasi anak seoptimal mungkin.
Kegiatan stimulasi merupakan kegiatan interaktif anak dengan orang tua, pendidik atau orang-orang disekitarnya, kegiatan ini anak akan menyerap berbagai informasi sebagai pengetahuan bagi anak dengan menggunakan berbagai inderanya yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan rasa. Proses simulasi ini akan membentuk syaraf-syaraf di otak yang diperlukan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak usia dini.
Salah satu pemberian stimulasi kepada anak usia dini yang perlu di optimaikan yaitu motorik halus anak. Stimulasi perkembangan motorik halus anak penting dioptimalkan karena berpengaruh pada kesiapan anak dalam melakukan gerakan-gerakan pada pergelangan tangan dan jari-jari anak secara maksimal. Hal ini juga akan berpengaruh pada koordinasi fungsi mata dan tangan sehingga anak mampu memproses informasi yang diterimanya dalam waktu bersamaan. Seperti yang di kemukan oleh Yudha M. Saputra (2005:115) bahwa tujuan dari keterampilan motoric halus yaitu:
- Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan
- Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dan mata
- Mampu mengendalikan emosi
Sedangkan fungsi motorik yang dikemukan oleh Toho dan Gusril (2004:51) bahwa mengembangkan kesanggupan dan keterampilan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi keterampilan motorik halus erat kaitannya dengan keterampilan hidup anak untuk memposisikan diri pada kehidupan yang lebih baik serta mendukung aspek pengembangan lainnya seperti aspek mengembangan kognitf, bahasa dan aspek pengembangan social serta aspek pengembangan seni yang secara tidak langsung mengembangkan aspek nilai agama dan moral anak usia dini. Sebagai contoh untuk kegiatan ibadah sholat semua aspek bisa dikembangkan mulai dari wudhu, gerakan sholat, bacaan sholat dan kehusyukan dalam sholat.
Untuk mematangkan keterampilan motorik halus anak, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan. Tidak perlu dengan kegiatan yang sulit dilakukan oleh anak dan penggunaan bahan serta alat yang mahal, aktivitas sehari-hari anak juga bisa dijadikan cara untuk memperbaiki keterampilan fisik motoriknya, seperti melipat kertas, merobek kertas dan menebalkan tulisan dengan spidol besar.
Kegiatan merobek kertas ini perlu dilakukan untuk mengasah keterampilan anak yang tidak hanya sekedar merobek apa saja, tetapi dengan alat atau media yang tepat, seperti kertas bekas atau daur ulang. Jika ada kertas bekas warna warni anak bisa ajak untuk melem dan menyusun sobekkan kertas tersebut yang dapat menghasilkan karya seni yang menarik. Selain untuk latihan motorik halus, kegiatan merobek juga melatihan kecerdasan emosi anak, terutama untuk mengendalikan dorongan emosi anak yang memang suka menggebu-gebu dalam segala hal, hal ini dikemukakan oleh Samsidar (2019: 7). Selain itu kegiatan merobek bisa menjadi tahap persiapan awal anak menulis terutama pada saat memegang alat tulis.
Pada kegiatan melipat kertas menuntut gerakan otot-otot jari, pergelangan tangan yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan, kecepatan, ketepatan telapak dan jari. Kegiatan melipat kertas bertujuan melatih konsentrasi anak dalam menentukan lipatan-lipatan (Yani Mulyani dan Juliska Gracinia (2007:10). Aktivitas melipat kertas memiliki kelebihan diantaranya agar anak dapat memegang, menekan dan mengikuti kegiatan lain yang menggunakan tangan dan jari. Kegiatan melipat kertas dapat menghasilkan berbagai bentuk yang menarik untuk digunakan dalam kegiatan bermain dan belajar serta menghasilkan karya seni yang bernilai ekonomi.
Kegiatan menebalkan tulisan merupakan aktivitas yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan dalam memegang peralatan menulis yang digunakan untuk meniru gambar sesuai dengan petunjuknya, hal ini untuk melatih koordinasi mata dan tangan, lengan dan tubuh anak dengan bersamaan. Koordinasi mata dan tangan merupakan suatu kemampuan atau keterampilan dalam melakukan suatu aktivitas yang melibatkan mata dan tangan secara bersamaan, dengan mengkoordinasikan mata dan tangan anak mampu melakukan gerakan rumit dan efisien (Irwan, dkk; 2021).
Penulis : A. St Nurlianty, S. Pd Guru TK Salli Sabarrang, Makassar Kelurahan Buakana Kec Rappocini – Sulawesi Selatan