RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Pendidikan terjadi sepanjang hayat yaitu dimulai dari manusia lahir sampai meninggal terjadi proses pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki individu untuk menjadi manusia seutuhnya. Sejalan dengan undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pemerolehan pendidikan secara formal dapat diperoleh di sekolah. Guru bertanggung jawab memberikan pendidikan dan pembelajaran yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan peserta didik. Proses pembelajaran yang dilakukan harus berpusat kepada peserta didik “student center” sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan belajar peserta didik.
Motivasi belajar digunakan sebagai suatu dorongan baik internal maupun eksternal yang berasal dari siswa yang sedang melaksanakan pembelajaran demi merubah tingkah lakunya (Uno, 2014:23). Hamalik (2017:113) menjelaskan bahwa motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik timbul dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat kesadaran pada diri siswa, sikap dari guru, pengaruh teman sebaya, dan juga suasana kelas pada saat belajar. Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan hal utama yang harus ditingkatkan oleh guru sehingga peserta didik akan belajar dengan baik dan belajar dengan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.
Suasana di kelas akan berubah menjadi lebih kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal jika guru dapat dapat mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher center menjadi student center dan guru juga harus dapat meningkatkan motivasi belajar. Salah satu contoh dari cara meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan pemberian reward.
Reward adalah bentuk apresiasi atau penghargaan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika peserta didik sudah melakukan suatu hal yang baik dan telah berhasil mencapai target yang sudah ditentukan. Reward dapat berupa verbal maupun nonverbal. Contoh reward verbal yaitu dengan pemberian kalimat-kalimat positif seperti kata-kata pujian yang diutarakan langsung oleh guru kepada peserta didik. Sedangkan contoh dari reward nonverbal yaitu bisa berupa tindakan seperti pendekatan, gerak isyarat dan sentuhan. Guru dapat menerapkan metode pemberian reward untuk dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan peserta didik sehingga dapat menunjang kegiatan proses belajar mengajar di kelas.
Bintang kelas merupakan istilah dari peserta didik yang sudah mencapai kriteria atau memenuhi target yang sudah ditentukan oleh guru. Guru memberikan bintang kepada siswa sebagai salah satu bentuk reward nonverbal yaitu ketika peserta didik dapat menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik dapat mengungkapkan pendapatnya dan peserta didik dapat menjabarkan penjelasan materi yang sedang dibahas di depan kelas. Bintang kelas yang peserta didik peroleh akan ditempel di papan bintang yang sudah disediakan oleh guru di kelas.
Tujuan dari pengimplementasian bintang kelas di kelas 6 SDN Kemanggisan 03 Pagi yaitu agar dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, membuat peserta didik menjadi lebih aktif, memberikan apresiasi kepada peserta didik dan dapat menumbuhkan persaingan yang sehat antar peserta didik untuk meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik.
Pemberian reward harus diberikan secara objektif kepada seluruh peserta didik yang sudah mencapai kriteria atau memenuhi target yang sudah ditentukan oleh guru. Pemberian reward tidak bisa menjadi metode yang harus dipergunakan selamanya. Proses ini cukup difungsikan hingga tahapan penumbuhan kebiasaan saja. Ketika proses pembiasaan sudah cukup muncul di dalam diri peserta didik, maka pemberian reward harus diakhiri. Hal terpenting yang harus dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan reward adalah memberikan pengertian dan penjelasan sedini mungkin kepada peserta didik mengenai pemberian
Penulis : Novi Sulistiyani, S.Pd, SD Negeri Kemanggisan 03 Pagi, Kemanggisan, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, O. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Uno, H. B. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional