RadarJateng.com, Pendidikan – Tahukah kalian apa makna Literasi? Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Dewasa ini, pemerintah menggalakkan beberapa program kegiatan yang bisa meningkatkan literasi salah satu contohnya di Gresik pada Rabu, 26 Januari 2022 dimana Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah resmi melaunching perpustakaan digital ramah anak “Lentera Ilmu” di MI Baitussalam Desa Betiring, Kecamatan Cerme.
Menurut Saomah (2017: 3) Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi sosial, dan historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui tulisan. Literasi memerlukan setidaknya suatu kepekaan yang tidak terucap tentang hubungan antara konvensi tekstual dan konteks penggunaanya serta kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang hubungan-hubungan tersebut. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre, dan pengetahuan kultural. Jadi literasi dapat diartikan kemampuan seseorang dalam memahami dan mengolah informasi yang diterima.
Menurut Ruhaena (2015:55) ada beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan literasi dasar siswa adalah dengan membaca buku dengan keras dan interaktif, meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca, memberikan siswa kesempatan dalam menulis, mengenalkan huruf, mengenal nama-nama alfabet, meningkatkan keterampilan fonologis.
Sebelum proses pembelajaran memasuki kegiatan inti siswa diajak untuk melakukan kegiatan literasi, diantaranya pembiasaan membaca topik pembelajaran sesuai bahan ajar dan menayangkan video pembelajaran dengan tujuan siswa dapat lebih mudah memahami topik yang akan dibahas. Meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca dapat dilakukan melalui penugasan. Salah satunya pembuatan peta konsep. Dapat dikatakan bahwa peta konsep merupakan bentuk pemahaman siswa yang dituangkan dalam bentuk kata-kata, warna, gambar dengan garis yang menghubungkan. Siswa hanya perlu menyiapkan beberapa pensil/pen warna untuk membuat peta konsep dalam buku catatannya. Menurut Sugiyanto (2013) Peta konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah jauh lebih mudah daripada pencatatan secara tradisional.
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan kepada siswa kelas XII Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran 2 SMKS Ma’arif NU Driyorejo menunjukkan bahwa pemahaman literasi salah satunya dapat diukur melalui penugasan pembuatan peta konsep pada mata pelajaran PPKn.
Penulis : Marisa, S. Pd, Guru di SMKS Ma’arif NU Driyorejo, Gresik – Jawa Timur