RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini adalah lembaga pendidikan yang berupaya mengembangkan kemampuan dan keterampilan anak agar tumbuh dan berkembang sesuai harapan dengan cara menstimulasi, membimbing, mengasuh, serta dalam bentuk pemberian kegiatan pembelajaran (Mursid, 2017: 3).
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa TK merupakan PAUD pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi nilai agama dan moral, sosial-emosional, kognitif, bahasa, fisikmotorik, dan seni agar siap memasuki sekolah dasar. Aspek yang dikembangkan pendidikan TK salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan proses berpikir, termasuk mengingat, berpikir kritis yang mendasar mulai dari anak usia dini hingga dewasa. Dalam mengembangkan aspek kognitif anak, pendidik perlu mengacu pada suatu pedoman agar pemberian rangsangan pendidikan tepat bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan usianya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam perkembangan kognitif, salah satunya dengan pembelajaran matematika permulaan. Hal ini dapat membantu anak dalam mengembangkan kecerdasan atau intelegensi anak.
Pembelajaran matematika permulaan sangat penting untuk diajarkan pada anak karena dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pembelajaran matematika permulaan yang dapat diajarkan kepada anak yaitu mengenal pola. Permendiknas 137 Tahun 2014 diperuntukkan bagi anak usia 4-5 tahun perkembangan kognitif anak berpikir secara logis salah satunya yaitu konsep mengenal pola seperti pola AB-AB dan ABC-ABC lalu mengulanginya. Mengenal pola (Patterning) merupakan kegiatan menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara dan gerakangerakan yang dapat diulang. Kemampuan menyusun pola ini bisa dimulai dengan mengenalkan anak pada benda disekitar anak seperti belajar mengamati, memperkirakan, dan menyusun. Kemampuan menyusun pola sangatlah penting karena dapat membantu anak memperluas pengetahuan mereka tentang persamaan dan perbedaan (Sujiono, 2004:11.4).
Berdasarkan penelitian Aspiya Aziza dkk (2020) yang menggunakan metode Montessori dalam meningkatkan pemahaman matematika anak TK media yang digunakan adalah media papan pola didapat data bahwa terjadi peningkatan kemampuan matematika anak. Media ini mirip dengan media papan flannel. Bedanya, media ini terbuat dari karton tebal yang dilapisi kertas bergambar kotak-kotak sebagai tempat meletakkan pola dan diberi sampul plastik agar penggunaannya lebih awet. Untuk menempelkan pola, pada plastik ditempelkan perekat, sehingga pola yang ditempel dapat merekat dengan kuat. Media papan pola didesain dengan warna yang menarik untuk meningkatkan minat anak dalam belajar. Media papan pola ini dapat digunakan berkali-kali, dimana gambar-gambar mudah ditempelkan dan dilepaskan, sehingga penyajiannya lebih efisien. Gambar-gambar yang ditempelkan juga dilaminating agar lebih awet dan pada bagian belakang gambar juga diberikan perekat. Keunggulan media papan pola dibandingkan papan flannel adalah pada daya rekatnya, dimana daya rekat papan pola lebih kuat daripada papan flanel.
Adapun langkah-langkah kegiatan pengenalan pola dengan media papan pola sebagai berikut :
- Mempersiapkan media yang akan digunakan untuk pembelajaran.
- Mengkondisikan anak agar siap melakukan pembelajaran.
- Guru memperkenalkan media papan pola dan cara menggunakannya.
- Guru mengenalkan beberapa warna dan nama nya. Anak diberikan kesempatan untuk menirukan serta mencari warna kemudian menempelkannya di papan pola.
- Guru memberikan contoh pola AB-AB terlebih dahulu, kemudian anak diberi kesempatan untuk mencoba.
- Setelah dirasa mampu, guru memberikan penambahan pola yaitu ABC-ABC, kemudian meminta anak-anak untuk mencobanya.
- Anak yang mampu membaca dan tidak mengganggu temannya diberikan reward seperti stiker bintang di papan prestasi anak.
Manfaat media papan pola bagi anak, diantaranya:
- Kemampuan kognitif anak dapat ditingkatkan sesuai dengan tahap perkembangannya, dimana anak dapat belajar mengenal pola dari pola yang paling mudah, yaitu pola AB-AB hingga pola yang lebih kompleks, yaitu ABCD-ABCD.
- Penggunaan media papan pola memberikan variasi media pembelajaran pada anak agar mereka tidak mengalami kejenuhan saat belajar.
- Model pembelajaran seperti ini dapat menstimulus jiwa eksplorasi anak sehingga anak dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Dengan begitu pengetahuan yang didapat melekat sepanjang hayat. Dalam hal ini media papan pola menjadi jembatan pengetahuan bagi anak.
Kelebihan :
- Guru dapat mengembangkan pemahaman kognitif anak tentang urutan pola ABC-ABC melalui media papan pola sehingga lebih menyenangkan dan bermakna bagi anak..
- Media papan pola berwarna warni sehingga akan menarik perhatian anak.
- Media papan pola bisa digunakan berkali-kali, sehingga meminimalisir pengeluaran sekolah.
Kekurangan :
- Persiapan guru dalam menyediadan alat dan bahan membutuhkan biaya dan waktu dalam pembuatan.
- Penggunaan yang kurang hati-hati akan membuat perekat pada papan pola mudah lepas.
Penulis : Aliyah Amalia, S.Pd, TK PKK I, Ds. Gempol Kec Gempol Kab Pasuruan – Jatim
Daftar Pustaka :
Viny Anggradini Puspitaloka (2017) dalam peningkatan kemampuan mengenal pola abc-abc melalui media gambar pada anak kelompok a2 tk al-madina, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Aziza, Aspiya, dkk “Pengaruh Metode Montessori Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Bagi Anak TK di Kota Banjarmasin” dalam Jurnal Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak UIN Sunan Kalijaga, Vol.6 No.1 Juni, 2020.