RadarJateng.com, Pendidikan – Salah satu keterampilan bahasa yaitu membaca. Membaca merupakan kegiatan untuk menyerap informasi, pesan dan makna dari penulis melalui tulisan. Menurut Tarigan tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Adapula orang membaca hanya untuk mencari kesenangan, merefresh otak agar tidak jenuh dengan aktivitas sehari-hari. Dengan membaca kitapun bisa melihat isi dunia melalui tulisan.
Kemampuan membaca diharapkan mampu membuat siswa membaca isu yang mereka lihat, dengar dan simak. Isu yang mereka dengar dan lihat akan tercetak dalam memori mereka. Sehingga daya pikir mereka akan berkembang. Namun, seiring berjalannya waktu. Minat baca anak semakin hari semakin menurun. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA), tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi di Indonesia sangatlah rendah.
Menurut Yardi (2008) minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari data yang dikeluarkan oleh Studi IEA (International Association for the Evalution of Education Achievermen) di Asia Timur, di mana tingkat terendah membaca anak-anak dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51.7, di bawah Filipina skor 52.6, Thailand skor 65.1, Singapura 74.0, dan Hongkong 75.5. Selain itu, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah yaitu hanya sebesar 30 persen.
Berdasarkan data yang menyatakan minat baca anak semakin rendah. Sehingga diluncurkanlah gerakan literasi yang mengacu pada Program literasi yang telah diterapkan di Indonesia berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti yaitu pada bagian mengembangkan potensi diri peserta didik secara utuh. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Kejobong,Kabupaten Purbalingga.
Kegiatan ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan sebagai pelengkap pembelajaran. penggunaan model pembelajaran akan mempermudah pelaksanaan pembelajaran. Rusman (2012:133) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa serta membuka wawasan, pengalaman dan pengetahuan siswa.
Salah satu contoh kegiatan gerakan literasi yaitu dengan menggunakan media POLIPAPSI
(Pohon Literasi dan Papan Prestasi) Guru membuat pohon literasi yang nantinya akan diletakan di pojok kelas. Guru meminta siswa untuk membaca bacaan pada salah satu buku minimal 1 bacaan dalam 1 hari. Pohon literasi itu terdapat nama-nama siswa yang ditempel pada setiap ranting pohon. Jika siswa sudah membaca satu buku. Wajib menuliskan nama judul buku pada nama mereka yang ditempel di ranting pohon.Bagi siswa yang dapat menuliskan hasil bacaannya rapi dan jelas akan mendapatkan medali yang dipanjang di papan prestasi.Dalam 1 minggu jumlah presatsi direkap oleh guru yang nantinya hasil rekapan untuk acuan guru dalam memberikan reward.Reward tersebut diharapkan mampu memicu semangat siswa untuk berliterasi. Saat waktu luang mereka memanfaatkannya untuk membaca buku. Dengan meningkatnya minat baca, siswa dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan, sehingga dapat meningkatkan nilai pengetahuan dan keterampilan.Selain itu siswa dapat merefresh otak mereka setelah berjibaku dengan materi pelajaran yang seabrek.
Kegiatan literasi yang rutin dilakukan tersebut dapat membentuk suatu kebiasaan. Yang bermula paksaan akan menjadi terbiasa. Bisa untuk biasa membaca. Sebab dengan terbiasa membaca, mereka akan mendapatkan manfaat di kemudian hari.
Penulis : Utin Safangah,S.Pd. SDN 2 Kedarpan., Desa Kedarpan – Kejobong, Purbalingga – Jateng