RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Anak Usia Dini sebagai suatu upaya penstimulusan dan rangsangan yang dilakukan kepada anak yang baru lahir sampai dengan usia enam tahun. Pada masai ini disebut dengan masa Golden Age yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, baik jasmani maupun rohani agar anak siap dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Usia dini menjadi fokus menanamkan kecakapan abad 21 karena pada usia ini merupakan usia pondasi pengembangan semua aspek perkembangan anak. Salah satu aspek perkembangan anak yang akan membantu anak dalam interaksinya adalah perkembangan bahasa. Kecakapan anak dalam berbahasa akan menentukan penerimaan anak dalam lingkungannya. Anak usia dini memerlukan banyak sekali informasi untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi manusia sesungguhnya. Dalam hal ini membaca merupakan cara untuk mendapatkan informasi karena pada saat membaca maka seluruh aspek kejiwaan manusia terlibat dan ikut serta bergerak. Hasilnya, otak yang merupakan pusat koordinasi pun bekerja keras menemukan hal-hal baru yang akan menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal pertumbuhan (Susilo, 2011).
Kemampuan membaca anak usia dini umumnya masih relatif kurang karena pedidikan usia dini merupakan awal atau permulaan anak belajar membaca. Anak usia dini umumnya enggan untuk membaca sesuatu yang bersifat abstrak. Salah satu langkah pertama untuk mengenalkan siswa membaca permulaan adalah belajar mengenal bentuk bentuk huruf. Membaca permulaan pada anak yaitu dengan melakukan pembelajaran sambil bermain menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak didik dalam membaca. Marwatoen (2015) menyatakan bahwa metode dan media merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Lebih lanjut Marwatoen (2015) menjelaskan bahwa Media yang menarik dapat menciptakan suasana yang aktif dan menyenangkan bagi siswa sehingga membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Media yang dapat digunakan salah satunya adalah media kotak baca. Media kotak baca adalah media yang berupa kotak yang berisikan beberapa tangkai bunga dengan stik es krim dan berkelopak bentuk bunga dengan tulisan huruf persuku kata diserta dengan tulisan yang bisa ditulis dan dihapus pada sisi kotak dengan beralaskan isolasi bening. Dengan adanya media tersebut, maka anak didik akan terangsang dan tertarik bermain menyusun bunga dengan persuku kata sesuai dengan tulisan di bawahnya dan anak meminta untuk mencocokan dan membaca di kelopak bunga tersebut. Dengan kegiatan bermain tersebut dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. Sehingga dalam meningkatkan kemampuan membaca pemula anak pada TK MITRA INALUM saya menggunakan media kotak baca yang saya buat sendiri terbuat dari kotak sepatu bekas dan kreativitas saya.
Media kotak baca yang dimodifikasi sendiri terbuat dari kotak sepatu bekas. Berikut bahan dan alat yang digunakan dalam membuat kotak baca sebagai berikut :
- Kotak sepatu bekas
- Kertas kado/ sampul
- Kertas kokoru
- Kertas origami dibentuk kelopak bunga
- Stik es krim
- Gunting
- Isolasi bening
- Double tip
- Lem fox
Langkah-langkah membuat kotak baca :
- Siapkan kotak sepatu bekas
- Sampul kotak sepatu tersebut dengan kertas kado/ sampul
- Siapkan kertas kokoru kemudian bentuk tabung dan potong menjadi dua bagian
- Kemudian lem beberapa potongan kertas kokoru di atas kotak sepatu yang sudah di sampul tersebut
- Setelah itu, kertas origami yang sudah dibentuk kelopak bunga ditulis kata per suku kata mis: sa, ma, ya, ba, ku, ru dan banyak lagi.
- Kemudian kelopak bunga tersebut diberi doubletip dan ditempelkan ke stik es krim sebagai tangkai bunga
- Setelah semua selesai bagian samping dari kotak sepatu diberi isolasi bening selebar kotak sepatu tersebut. Tujuan diberi isolasi bening yaitu bisa dihapus dan ditulis kembali.
Pada media kotak baca ini anak dapat memainkannnya dengan cara guru memberikan tulisan menggunakan spidol boardmaker pada kotak yang sudah diberi isolasi bening, mis : ba- ju sa- ya. Anak diminta mencari kelopak bunga yang sudah bertuliskan suku kata dan kemudian mencocokan suku kata tersebut dengan memasukan kelopak bunga ke dalam pot atau potongan kertas kokoru di atas kotak baca. Setelah berhasil anak diminta membaca bunga tersebut. Kelebihan media ini yaitu bisa digunakan berulang kali dan mudah digunakan anak-anak serta bisa dihapus dan diganti dengan kata-kata lain. Kekurangan dari media ini yaitu tidak bisa terkena air karena bahan media yang dugunakan berupa kertas dan kardus yang dapat menyerap air.
Dengan adanya media kotak baca ini dapat membantu menstimulus anak dalam meningkatkan kemampuan membaca pemula pada anak usia 5-6 tahun atau kelompok A di TK MITRA INALUM.
Penulis : Siti Khodijah, S.Pd, TK MITRA INALUM Tanjung Gading Kec. Sei Suka Kab. BatuBara, SUMUT
Daftar Pustaka :
Yulia dan Eliza “PENGEMBANGAN LITERASI BAHASA ANAK USIA DINI” Volume V Issue 1 Tahun 2021
Zulfitria, dkk “PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN ANIMASI INTERAKTIF TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA” Jurnal Instruksiona l , Volume 1 , No mor 2 , April 2020
Siti Hajar “Penggunaan Media Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada TK PGRIJatisela” Artikel Penelitian/Article Reviu Vol. 2 No. 2June 2019, pp. 91-9