RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah sebuah wadah pendidikan untuk mengembangkan dan membantu menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mempersiapkan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Masa ini merupakan masa peletakan dasar untuk mengembangkan kemampuan salah satunya adalah perkembangan bahasa yang sangat diperlukan untuk kejenjang pendidikan selanjutnya yaitu kemampuan mengenal keaksaraan.
Berdasarkan Permendikbud No. 58 tahun 2009 kemampuan berbahasa pada anak usia 4 sampai 6 tahun yang ditulis pada standar tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak adalah : 1) menerima bahasa tingkat pencapaian yang diharapkan yaitu menyimak perkataan orang lain, mengerti perintah secara bersamaan, dapat memahami cerita yang dibacakan, mengenal pembendaharaan kata mengenai sifat, dapat mengulang kalimat yang lebih kompleks, memahami aturan dalam suatu permaianan; 2) menggungkapkan bahasa. Tingkat pencapaian yang diharapkan yaitu: mengulang kalimat sederhana, menjawab pertanyaan secara sederhana, menyebutkan kata-kata yang dikenal, menceritakan kembali cerita atau dongeng yang ernah didengar, berkomunikasi secara lisan serta mengenal simbol-simbol sebagai dasar persiapan membaca, menulis dan berhitung; 3) Keaksaraan, pada tingkat pencapaian perkembangan ini yang diharapkan adalah mengenal suara-suara atau benda yang ada disekitarnya, membuat coretan yang bermakna, meniru huruf, memahami hubungan bunyi dan bentuk huruf, serta membaca dan menulis nama sendiri.
Menurut Solehudin (2007) bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara voluntir, spontan, terfokus pada proses, didorong oleh motivasi instrinsik, menyenangkan, aktif, dan fleksibel. Permainan kata dan huruf dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai, bebas dari ketegangan dan kecemasan. Anak dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan membuat keputusan.
Kemampuan mengenal keaksaraan merupakan kemampuan dalam mengetahui dan memahami simbol-simbol, mengenal bunyi huruf awal dari nama benda yang ada disekitarnya. Permainan menjepit kartu kata adalah sarana yang cocok bagi anak dalam mengembangkan kemampuan keaksaraan dan kemmapuan lainya karena kegiatan permainan menjepit kartu kata bergambar yang diterapkan dalam pembelajaran dirancang dengan menyesuaikan kegiatan yang dilihat bahkan dilakukan anak dirumah yaitu kegiatan menjemur pakaian.
Penggunaan media dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar yang menyenangkan. Selain itu media juga dianggap sebagai salah satu sarana untuk menunjang sebuah kegiatan pembelajaran. Kartu kata bergambar biasanya berukuran 8 x 12 cm atau bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Media katu kata bergambar merupakan media visual yang tidak dapat diproyeksikan namun bisa dimanfaatkan sebagai alat untuk menstimul anak atau peserta didik agar menunjukkan respon yang diharapkan.
Kartu kata bergambar memiliki daya tarik mengingat karakteristik anak usia dini yang suka dengan warna dan gambar-gambar mencolok. Dengan demikian media kartu bergambar dianggap menjadi alat bantu untuk pengenalan keaksaraan awal pada anak.
Penggunaan media kartu bergambar bisa menjadi solusi untuk guru di sekolah karena media kartu kata adalah media sederhana yang bisa membantu kegiatan pengenalan keaksaraan dengan metode yang menyenangkan. Penggunaan gambar dan kombinasi warna yang terang dapat membantu dalam menarik perhatian anak dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Cara Bermain :
- Beri instruksi kepada anak mengenai huruf
- Minta anak mengambil kartu sesuai instruksi guru
- Anak menjepit kartu pada tali
- Anak mengkomunikasikan huruf yang dijepit
Pengunaan media dengan permainan ini bertujuan agar kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya berpacu pada buku saja tetapi juga dengan kegiatan yang menyenangkan tetapi aspek perkembangan pada anak tetap tercapai.
Penulis : Risma Ayudya Sandi, S.Pd.TK Widoro II, Magetan – Jawa Timur