RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut para pakar pendidikan saat ini, anak yang cerdas bukan hanya anak yang lancar membaca atau menjadi seperti Albert Einstein. Anak yang cerdas adalah anak yang berkembang secara optimal dan baik seluruh kemampuan dirinya, baik aspek kognitif, moral, sosial emosional, dan juga fisik motoriknya. Hal tersebut akan menyebabkan anak menjadi terampil dalam bergerak dan beraktifitas. Seorang anak yang mempunyai fisik motorik yang baik akan berdampak pada aktifitas anak sehari hari yaitu anak menjadi lebih senang, bebas, leluasa dalam bergerak, misalnya dengan bermain bola, memanjat, berlari, menggambar atau meronce, kolase, montase dan sejenisnya.
Banyaknya manfaat pengembangan fisik motorik anak tentunya memerlukan arahan yang tepat dari para pendidik terutama pada Taman Kanak-kanak selain dari orang tua anak-anak itu sendiri. Salah satunya adalah gerakan motorik halus pada anak usia dini. Gerakan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dapat dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan dengan tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat dan teliti. Oleh karena koordinasi antara mata dan tangan yang sudah semakin baik, maka anak dengan mudahnya akan dapat mengurus dirinya sendiri namun harus tetap dalam pengawasan orang yang lebih tua.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah mencuci tangan sendiri, menggosok gigi sendiri, menyisir rambut, membuka menutup resleting, mengikat tali sepatu sendiri,membuka sepatu sendiri, membuka dan melepas kancing baju, serta makan sendiri menggunakan sendok dan garpu. Semakin baik gerakan motorik halus anak, maka akan semakin baik pula gerakan anak dalam beraktifitas terutama dalam menciptakan kreasi sendiri, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai dengan rapi, meniru bentuk tulisan dengan rapi, menjahit, menganyam dengan kertas, mengkolase gambar dengan bagus dan rapi, serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama (Sujiono et al, 2015)
Untuk dapat membuat motorik halus anak berkembang dengan maksimal, sebagai pendidik di tama Kanak-kanak harus dapat memberikan rangsangan berupa pemberian berbagai macam kegiatan terutama yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan dengan baik salah satunya adalah dengan kegiatan kolase menggunakan sampah rautan pensil. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan ( kain, kertas, kayu) yang di tempelkan pada permukaan gambar ( Depdiknas.2001,580)
Kegiatan yang memanfaatkan sampah rautan pensil ini merupakan kegiatan yang menyenangkan selain dapat mengoptimalkan keterampilan motorik halus anak juga dapat meningkatkan dan mengasah kreatifitas anak dalam membuat berbagai jenis kegiatan, sehingga sebagai pendidik harus dapat mempersiapkan jenis kegiatan yang akan di berikan sesuai dengan tema. Misalnya tema kebutuhanku sub tema pakaian pendidik dapat memberikan kegiatan dengan membuat pakaian pada gambar dengan rautan pensil, tema tanaman sub tema tanaman buah atau tanaman hias pendidik dapat memberikan kegiatan mengkolase atau menempel rautan pensil pada gambar nanas yang sudah di sediakan. Selain itu dapat menempel bentuk bunga dari rautan pensil yang yang di tempel pada kertas yang sudah di sediakan dan rautan pensil ini dapat di kombinasikan dengan bahan alam maupun kertas origami, kertas krep dan sejenisnya.
Pemanfaatan dari sampah rautan pensil ini memberikan nuansa yang menarik sekali, anak tidak harus serta merta mengikuti contoh yang diberikan oleh guru, namun mereka dapat mengkreasikan dalam bentuk yang lain sesuai imajinasi dan bakat mereka. Dari hasil kegiatan kolase anak, sudah terlihat dan sebagai pendidik tentunya dapat menarik kesimpulan mana anak yang benar-benar kreatif dan mana yang masih memerlukan bimbingan. Hasil kegiatan kolase anak menggunakan sampah rautan dari pensil warna ini, dapat dijadikan sebagai hiasan yang di tempel pada dinding dalam ruangan kelas yang membuat anak semakin senang, merasa kalau hasil karyanya di hargai sehingga meningkatkan semangat dan minat belajar karena setiap hari dapat melihat hasil karyanya yang terpajang di ruangan kelas.
Selain meningkatkan motorik halus dan daya kreativitas anak, penggunaan sampah rautan pensil dalam berbagai kegiatan seni di sekolah, pendidik juga dapat mengajarkan tindakan non konsumif yaitu memanfaatkan barang yang sudah tidak dipakai lagi agar berguna dan tidak mubazir bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Pendidik dapat menjelaskan bahwa tidak selamanya sampah itu akan menjadi sampah dan tidak berguna, namun sebagai manusia ciptaan Allah SWT yang memiliki budi daya dan berakal, dapat memanfaatkan sampah sebaik mungkin serta berguna untuk banyak orang.
Semoga Artikel di atas dapat berguna dan menambah kreatifitas kita semua khusunya guru PAUD. Amin…Amiin ya Rabbal Alamin..
Penulis BAIQ MASTEWATI, S. Pd, TK Dharma Wanita Kuang Baru, Kec Sakra Lombok Timur NTB