Pemanfaatan Bahan Bekas Sebagai Alat Peraga Edukatif (Play Fine Motor Coordination).

Pemanfaatan Bahan Bekas Sebagai Alat Peraga Edukatif (Play Fine Motor Coordination)

RadarJateng.com, Pendidikan Kreativitas menjadi aspek penting yang harus dikembangkan pada setiap anak usia dini, karena tidak ada satu anak pun yang terlahir tanpa kreativitas. Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena mereka memiliki rasa ingin tahu dan antusias yang kuat terhadap segala sesuatu. Novan dan Bornawi (2014:99) menyatakan, “kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat.” Sebagai pendidik guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak dalam mendukung perkembangannya dengan menggunakan media bahan alam sebagai pendukung perkembangan kreativitas anak. Sebab dengan menggunakan media alam, anak dapat dengan mudah melihat ada mencerna apa yang diajarkan guru. Yani dan Caryoto (2013:34) menyatakan bahwa, “Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kesiswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikan rupa sehingga proses pembelajararan terjadi dan berlangsung lebih efesien.”

Pembelajaran  anak usia dini haruslah menyenangkan, sehingga anak merasa senang dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan. Selain itu pembelajaran tidak hanya membaca, menulis, mengenal benda, mewarnai, menggambar dan bermain plastisin saja guru juga dapat menggunakan media yang berasal dari lingkungan sekitar anak yakni lingkungan alam. Seorang anak mempunyai ketertarikan dengan hal-hal yang baru, oleh karena itu guru diharapkan dapat merancang pembelajaran yang menarik bagi anak melalui sebuah media pembelajaran edukatif. Dari lingkungan sekitar anak guru dapat membuat sebuah media pembelajaran yang memanfaatkan bahan alam untuk dijadikan sebagai perantara dalam menyampaikan materi atau bahan ajar kepada anak.

Media sangat di perlukan dalam proses pembelajaran dan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, selain itu juga guru perlu memperhatikan pembelajaran yang diberikan untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini. Dalam hal ini terkait Pemanfaaatan bahan bekas sebagai media pembelajaran menjadi salah satu topik yang menarik bagi para guru yang ingin mengembangkan tentang cara pembuatan media yang inovatif agar pembelajaran tidak monoton . Sharon, dkk (2011:7) menyatakan, “media, bentuk jamak dari perantara (medium),merupakan sarana komunikasi. Berasal dari kata Latin medium (antara). Istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sumber dan sebuah penerima.” Sandiman, dkk (2014:6-7) menyatakan bahwa, “media merupakan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media sebagai alat bantu yang dimaksud adalah alat bantu mengajar guru (teaching aids).” Alat bantu yang dimaksud adalah alat bantu visual misalnya gambar, model, objek dan alat bantu belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar anak.

Read More

Dengan demikian, media pembelajaran pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran, secara khusus media pembelajaran sebagai alat metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan anak dalam proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, perlu adanya perencanaan dalam pembelajaran. menurut Ely (dalam Wina, 2008:24), bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Wina (2008:59) menyatakan bahwa, “rencana pelaksanan pembelajaran adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran.” Dari pendapat diatas suatu pembelajaran tidak terlaksana dengan baik tanpa adanya suatu perencanaan yang dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan di dalam pembelajaran. dalam perencanaan pembelajaran guru berperan penting untuk menetukan kegiatan apa yang akan diberikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan.

lat dan Bahan Membuat Media

Trianto (2009:90) menyatakan bahwa, “kendala atau masalah pembelajaran merupakan bagaimana seorang guru menyampaikan konsep yang diajarkan, bagaimana berkomunikasi dengan baik terhadap siswa atau anak penyampaian 3 materi pembelajaran.” Sedangkan “pemecahan masalah merupakan bagaimana cara seseorang untuk bepikir yang melibatkan penalaran.” Dari pendapat di atas bahwa suatu kandala atau masalah dalam suatu pembelajaran adalah bagaimana seorang guru dapat menyampaikan materi ajar dengan baik melalui suatu media pembelajaran. sedangkan untuk menghadapinya guru memerlukan perencanaan pembelajaran dengan menyiapkan berbagai media yang dijadikan sebagai perantara untuk menyampaikan materi sebelum melakukan pelaksanan pembelajaran.

Arsyad (dalam Kasmadi, 2013 :184) menyatakan bahwa media memiliki 4 fungsi yaitu : (a) Fungsi atensi, dalam fungsi ini media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian anak berkonsentrasi pada pembelajaran; (b) Fungsi afektif, dalam fungsi ini media visual dapat diamati tingkat kecernderungan rasa nyaman siswa ketika belajar; (c) Fungsi kognitif, dalam fungsi ini media visual dapat mempercepat percapaian tujuan pembelajaran; (d) Fungsi kompensatoris, media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorgaisasikan dan mengingat kembali informasi. Dick dan Cary (dalam Mursid, 2015:47) menyatakan bahwa, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan pendidik pemilihan media pembelajaran yaitu: (a) Ketersediannya sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri; (b) Apakah untuk membeli atau membuat sendiri tersebut ada dana, tenaga, fasilitas; (c) Faktor yang menyangkut kecocokan, kepraktisan; (d) Tahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama; (d) Efektivitas biayanya dalam jangka waktu panjang Dari pendapat diatas bahwa dalam pembelajaran hendaknya guru memperhatikan langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan diberikan. Media yang dipilih hendaknya menyesuaikan perkembangan anak, menarik perhatian anak untuk belajar dan menimbulkan keingintahuan anak terhadap media yang digunakan.

Dalam pemilihan media guru dapat menyiapkan atau merencananakan media yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran sesuai tema yang digunakan. Bahan alam adalah bahan yang digunakan dalam pembelajaran yang berasal dari alam. Ketersedian bahan alam yang mudah didapat disekitar lingkungan dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran yang diberikan kepada anak. Media alam bertujuan agar anak mempunyai kecerdasan spiritual dan peka terhadap lingkungkan sekitarnya. Musbikin (2010:124) menyatakan, “alam dan lingkungan sekitar merupakan media yang sangat baik untuk mengajarkan banyak hal kepada manusia, terutama bagi anak usia dini. Sebab dengan menggunakan media alam, anak akan mudah melihat dan mencerna apa yang diajarkan kepadanya.” Lighthart (dalam Musbikin, 2010:126) menyatakan bahwa sumber utama pengajaran adalah lingkungan sekitar anak. Dimana bahan-bahan pengajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat, dan dipraktekan.

Dalam mengajarkan suatu pengetahun lebih baik dari pada menjelaskan kepada anak tanpa adanya contoh yang nyata. Anak dapat belajar langsung melalui lingkungan misalnya mengenai tentang cuaca, berarti 4 anak belajar salah satu pengetahuan alam. Dengan belajar mengenai sesuatu hal dari lingkungan sekitar anak akan mudah mengingat apa yang telah di pelajarinya. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dari lingkungan alam banyak bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Dari lingkungan alam guru dapat memanfaatkan bahan alam sebagai media yang mudah didapat, selain itu juga bahannya nyata bagi pembelajaran anak. Dalam memanfaatkan bahan alam sebagai media guru juga dapat mengembangkan kreativitas anak dengan menjadikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi anak

Adapun bahan bekas yang dimanfaatkan sebagai media  pembelajaran kali ini adalah kardus, dan tutup botol yang dibuat menjadi media pembelajaran edukatif  dengan tema “ Play Fine Motor Coordination”.. Untuk meningkatkan kreativitas anak diperlukan rangsangan yaitu dengan permainan yang mendidik dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir berbahasa serta bergaul dengan orang yang lain. Alat permainan edukatif sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Diantara alat permainan edukatif yang meningkatkan kreativitas adalah bermain mencocokkan huruf vocal (Play Fine Motor Coordination). Menurut Otto (2015:209) fonem vokal diperoleh lebih awal dari konsonan, hal ini disebabkan karena bunyi huruf vokal membutuhkan koordinasi mulut yang tidak rumit dibandingkan bunyi konsonan. Oleh karena itu pengenalan huruf pada anak usia 4-5 tahun diawali dengan mengenalkan huruf vokal. Pengenalan huruf vokal dapat dilakukan dengan berbagai media dan bentuk seperti menyanyi, tebak huruf, puzzle, dan (Play Fine Motor Coordination). Play Fine Motor Coordination merupakan media pembelajaran yang terbuat dari kardus, tutup botol, kertas lipat dan karet gelang, dimana digunakan dengan tujuan agar menarik perhatian anak sehingga meningkatkan konsentrasi dalam pembelajaran pengenalan huruf vokal.

Penulis : Dian Nofitasari Trijayanti, S.Pd, TK AL ISLAH, Kec.Gedeg Kab.Mojokerto – Jatim

Related posts