RadarJateng.com, Pendidikan – Taman kanak – kanak merupakan sebuah jenjang Pendidikan yang berada pada Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) pada jalur formal. TK merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak – anak yang berusia empat sampai enam tahun untuk melanjutkan kependidikan Sekolah Dasar. Perkembangan pada usia awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap serta perilaku anak sepanjang hidupnya. Pengembangan motorik pada anak usia dini merupakan bagian dari kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melatih otot besar dan otot kecil
anak serta untuk mengkoordinasi tangan dan mata pada anak. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya merupakan upaya pemberian stimulasi, bimbingan pengasuhan dan pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi-potensi dalam diri anak sesuai dengan aspek perkembangan anak.
Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004 menjelaskan Taman Kanak Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini berada pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan untuk anak usia 4 sampai 6 tahun yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik dan psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, kemandirian, seni dan fisik motorik untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Pentingnya pengembangan motorik kasar pada anak usia dini. pengembangan motorik pada anak usia dini setiap anak berbeda, demikian pula dengan peranannya yang berbeda pula sesuai dengan lingkungan sosial dan kepribadian anak.
Secara langsung perkembangan fisik seorang anak akan menentukam keterampilan anak dalam bergerak. Hal ini Ketika terjadi suatu kegagalan dan terhambatnya kemampuan anak dalam menguasai suatu keterampilan motoric atau gerak berrati dipengaruhiboleh perkembangan fisik itu sendiri. Motoric kasar anak usia dini merupakan bagian dari perkembangan fisik motoric anak yang merupakan salah satu dari enam aspek perkembangan pada anak usia dini selain aspek nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, Bahasa, dan seni.
Menurut Hulock (1987: 150) perkembangan motoric adalah perkembangan pengendalian Gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Selanjutnya lebih specific yaitu terkait definisi dari kemampuan motoric kasar menurut Diane, dkk (2007: 315) adalah kemampuan fisik yang melibatkanpenguat otot yang besar. Rudyanto dan Saputra (2005: 117( juga berpendapat bahwa kemampuan motoric kasar ialah kemampuan anak beraktifitas dengan menggunakan otot – otot besarnya. Selanjutnya pendapat Santrock (2007: 210) bahwa kemampuan motoric kasar ialah kemampuan motoric yang melibatkan aktifitas otot yang besar.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motoric kasar adalah kemampuan motoric yang melibatkan aktifitas otot yang besar. Kemampuan motoric kasar anak usia dini setiap tahapan berbeda – beda karena sesungguhnya perkembangan motoric kasar itu tergantung pada kematangan otot dan syaraf anak, sehingga sebelum system syaraf dan otot matang dan berkembang dengan baik maka upaya untuk mengajarkan gerakkan atau keterampilan motoric kepada anak akan sia – sia (Hurlock, 1978). Akan tetapi hal itu tidak semata – mata menjadi hal mutlak dalam proses pembelajaran keterampilan pada anak, karena itu ada beberapa hal penting lain yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam rangka mempelajari keterampilan motoric kasar pada anak antara lain kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan praktek, model yang baik, bimbingan, motivasi, dipelajari satu persatu (Hurlock, 1978: 157).
Menurut Hurlock (1978: 152) urutan perkembangan motoric kasar anak usia dini adalah berawal dari bagian kepala, kemudian bagian batang tubuh, bagian tangan, baru kemudian bagian kaki. Tahap usia anak dan perkembangan motoric kasar anak usia dini ialah berganyung pada kematangan otot dan syaraf. Penelitian Adolph dan Berger (dalam Santrock, 2007: 207) menyebutkan bahwa perkembangan motoric mengalami pembentukan ulang seiring dikembangkannya pandangan baru mengenai cara berkembangnya keterampilan motoric salah satunya dengan pemberian stimulus dan motivasi lingkungan serta adanya factor pendukung lainnya.
Unsur – unsur kemampuan motoric kasar pada anak taman kanak – kanak yaitu meliputi kemampuan lokomotor, non lokomotor, dan kemampuan manipulative ( Samsudin, 2008: 9). Kemampuan lokomotor ialah kemampuan memindah tubuh dari satu tempat ketempat lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti berlari, skipping, dan melompat. Kemampuan nonlokomotor ialah kemampuan motoric dimana kegiatan gerak dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai. Yang termasuk dalam kemampuan non – lokomotor ialah menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan dan lain – lain. Sedangkan kemampuan manipulative lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan.
Pendapat Hidayatullah (2005: 12) mengemukakan bahwa unsur – unsur motoric kasar pada anak meliputi kemampuan gerak lokomotor seperti lari, lompat,loncat, skipping dan congklak. Kemampuan manipulative seperti melempar, menangkap, menendang, menyepak, voli, mukul, memantul, dan bergulir Menurut Hurlock (1978: 150) mengemukakan bahwa tujuan perkembangan motoric kasar adalah menunjang Kesehatan fisik, tujuan lainnya yaitu katarsis emosional artinya bahwa anak melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan, dan kepusasaan. Perkembangan motoric yang baik menyediakan kesempatan bagi anak untuk mempelajari keterampilan sosial. Selain itu pengendalian motoric yang baik dapat menimbulkan rasa aman secara fisik dan yang akan melahirkan perasaan aman secara psikologis.
Menurut Rudyanto dan Saputra (2005: 115) mengemukakan bahwa tujuan pengembangan motoric kasar adalah sebagai berikut :
- Meningkatkan keterampilan gerak
- Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani
- Menanamkan sikap percaya diri
- Mampu bekerjasama
- Mampu berperilaku disiplin, jujur, dan sportif.
Proses pembelajaran untuk meningkatkan motoric kasar anak akan lebih maksimal jika menggunakan media kegiatan yang menarik. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan (Sadiman dkk, 1990: 13). Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus dikembangkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, karena berperan penting dalaam pembelajaran sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar secara efektif (Sudjana, 1989: 99). Dalam pembelajaran ini, kita dapat menggunakan media bermain engklek. Permainan engklek merupakan permainan tradisional yang memanfaatkan bidang datar sebagai arena bermainnya. Penerapan bermain engklek dalam pembelajaran dapat meningkatkan motoric kasar pada anak TK.
Cara bermain engklek ,permainan ini dimainkan dengan cara melompat dengan satu kaki pada kotak – kotak yang telah di buat. Untuk kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain diperbolehkan meletakkan kakinya pada kedua kotak secara bersamaan. Masing – masing pemain memiliki gaco, yaitu batu atau sejenisnya yang digunakan sebagai alat lempar. Adapun penjelasan secara lengkap sebagai berikut:
- Semua pemain melakukan hompimpa, yang menang mendapatkan giliran pertama.
- Pemain pertama melompat dengan satu kaki, kemudian Kembali lagi dengan tetap satu kaki masih di angkat
- Pemain yang tidak bisa melompat dengan satu kaki di nyatakan gagal
- Dan seterusnya sampai semua anak melakukan kegiatan bermain engklek
Karena permainan engklek mengharuskan anak – anak menggunakan anggota tubuhnya dan bergerak secara aktif, maka terdapat beragam manfaat permainan engklek bagi anak – anak, selain menyenangkan dan menghilangkan kebosanan. Ternyata banyak manfaat engklek untuk anak seperti:
1. Mendukung perkembangan kognitif anak, Ketika bermain engklek anak – anak di tuntut untuk mengikuti peraturan dan cara bermain. Permainan ini melibatkan sejumlah proses berfikir yang perlu dilakukan oleh anak – anak, seperti belajar cara melompat melewati kotak – kotak, belajar memilih kaki kiri atau kanan untuk mendarat, berfikir untuk mendarat dipermukaan dengan satu atau dua kaki, belajar untuk membalikkan badan saat mencapai garis akhir. Berbagai proses berfikir ini harus dilalui anak sambal menggerakkan anggota tubuhnya. Inilah yang menjadi alasan permainan engklek sangat baik untuk pertumbuhan anak
2. Mengasah kemampuan motoric kasar anak, Kemampuan motoric kasar anak seperti keseimbangan dan kekuatan dapat terarah saat bermain engklek. Selama memainkannya, anak – anak dituntut untuk melatih keseimbangan saat melompat dengan satu kaki atau mendarat dengan satu atau kedua kakinya, dan juga mengontrol seluruh anggota tubuh sambal melompat di antara kotak – kotak , dan juga dinilai mampu meningkatkan kekuatan otot – otot perut dan kekuatan tubuh anak secara umum.
3. Meningkatkan koordinasi bilateral, Koordinasi bilateral adalah kemampuan anak untuk menggunakan kedua sisi dari tubuh mereka secara bersamaan dengan terkoordinasi. Selama memainkan engklek anak – anak akan belajar untuk mengkoordinasikan kedua sisi badannya, terutama saat melompat dan mendarat satu atau kedua kakinya.
4. Membantu anak mengenal matematika anak, Kotak – kotak yang ada dipermukaan saat anak bermain engklek perlu diberikan nomor atau angka. Ketika memainkannya, anak – anak dapat belajar matematika karena mereka perlu menggerakkan anggota tubuh melalui kotak – kotak tersebut sambal menghitung jumlah kotaknya.
5. Mengasah keterampilan sosial anak, Engklek adalah permainan yang seru jika dimainkan Bersama – sama disekolah. Anak – anak perlu belajar bergantian, bekerjasama, dan memperhatiakn teman – temannya. Permainan ini dipercaya dapat membnatu anak mengasahketerampilan sosialnya.
Penulis : Siti Maisaroh, S.Psi, TK Muslimat NU 7 AL Hidayah Sumbersuko Wagir, Malang – Jatim