Meningkatkan Kognitif Anak Dengan Kegiatan Membuat Sate Buah Berpola.

Meningkatkan Kognitif Anak Dengan Kegiatan Membuat Sate Buah Berpola

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Salah satu perkembangan yang penting untuk ditingkatkan dan distimulasi dalam perkembangan anak usia dini adalah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan kemampuan berfikir dalam memahami konsep-konsep kehidupan anak.

Adapun ruang lingkup perkembangan kognitif menurut permendiknas No. 58 tahun 2010 terbagi menjadi: 1) Pengetahuan umum dan sains, 2) Konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola adalah mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC. Indikatornya ialah mengurutkan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan, misal merah, kuning, merah, kuning, dll. Peningkatan kemampuan mengenal pola pada anak usia dini perlu distimulasi. Karena hal tersebut berhubungan dengan pola dapat membantu anak bersosialisasi dan memperluas pengetahuan mereka tentang persamaan serta perbedaan. Pola dapat mengembangkan kemampuan berfikir anak seperti belajar mengamati, mengumpulkan dan mengurutkan. Selain itu pola dapat mengembangkan kemampuan bahasa matematika yaitu saat anak membicarakan tentang penyusunan dan pengamatan (Sujiono, 2014: 115).

Kegiatan belajar matematika dan sains pada anak usia dini dilakukan melalui kegiatan belajar dan bermain setiap hari. Pengenalan konsep belajar matematika dan sains dapat dirancang dalam kegiatan yang menyenangkan. Matematika dan sains untuk anak usia dini tidak hanya selalu membahas tentang menghitung jumlah, menuliskan angka, dan mencampurkan warna. Pengenalan konsep matematika dan sains untuk anak usia dini dapat dimulai dari kegiatan sehari-hari anak.

Read More
Meningkatkan Kognitif Anak Dengan Kegiatan Membuat Sate Buah Berpola

Permainan matematika untuk anak usia dini adalah kegiatan konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat alamiah. Tujuan permainan matematika untuk anak usia dini adalah agar anak dapat berpikir logis dan sistematis, memiliki ketrampilan berhitung yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memahami konsep ruang dan waktu, memiliki daya abstraksi dan apresiasi serta membangun daya kreatifitas dan imajinasi anak.

Hakikat pengembangan sains untuk anak usia dini adalah kegiatan belajar sambil bermain yang menyenangkan dan menarik melalui pengamatan, penyelidikan, dam percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang segala sesuatu yaang ada di dunia sekitar. Pengembangan sains untuk anak usia dini secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Sedangkan secara khusus permainan sains untuk anak usia dini bertujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai perubahan yang terjadi, melakukan percobaan sederhana, melakukan kegiatan mengklasifikasi, membandingkan, memperkirakan, dan mengkomunikasikan serta mambangun kreatifitas dan inovasi pada diri anak.

Berbagai cara dilakukan oleh seorang pendidik untuk membantu anak didiknya mengembangkan seluruh potensinya. Setiap pendidik memiliki banyak metode untuk membantu menstimulasi setiap aspek perkembangan anak didiknya. Cara yang dilakukan bisa saja berbeda atau sama untuk setiap aspek perkembangan dan setiap anak bisa saja mendapatkan stimulasi yang sama atau berbeda untuk setiap aspek perkembangannya. Oleh karenanya beragam model dan metode pembelajaran dapat dipilih untuk diaplikasikan oleh pendidik dalam memenuhi kebutuhan anak agar tercapai perkembangan yang diharapkan. Salah satu cara agar pembelajaran menarik bagi anak ialah dengan menggunakan benda-benda nyata yang dekat dengan anak. Sehingga anak tertarik untuk mencoba melakukan kegiatan-kegiatan belajar sambil bermain.

Meningkatkan Kognitif Anak Dengan Kegiatan Membuat Sate Buah Berpola

Untuk mengenalkan pola ABC-ABC kepada anak, saya menggunakan buah sebagai bahan belajar. Buah yang disusun menjadi sebuah sate buah berpola. Anak-anak lebih tertarik menyusun pola buah daripada menyusun dengan menggunakan kertas saja . Buah yang saya gunakan yaitu buah pepaya, buah melon dan juga buah naga. Pada kegiatan ini buah yang sudah dikupas dan dipotong dadu, kemudian saya sediakan tusuk sate . Anak-anak mencoba membuat sate buah berpola buah pepaya-buah melon-buah naga begitu seterusnya pengulangan polanya .

Adapun hal-hal yang harus kita perhatikan pada kegiatan menyusun pola ABC-ABC ini yaitu kita harus memilih buah yang masih segar serta kita juga harus memilih dan memilah tingkat kematangan buah, karena jika buah yang kita gunakan belum terlalu matang maka akan susah untuk ditusukkan. Dan jika buah yang kita pilih terlalu matang, maka buah akan mudah terjatuh saat ditusukkan membuat sate buah berpola. Selain itu, kita juga harus memilih buah-buah yang disukai anak, karena jika tidak sate buah yang dibuat tidak termakan dan akan membuang-buang makanan saja (mubadzir).

Selain mengenalkan pola ABC-ABC kepada anak, kegiatan membuat sate buah juga bermanfaat bagi kesehatan anak. Karena dengan membuat sate buah anak akan tertarik untuk memakan buah dari pada hanya dikupas dan dimakan begitu saja. Disaat seperti ini, guru juga ikut berperan dalam memotivasi anak untuk memakan makanan yang sehat dan bergizi seperti makan buah. Agar gizi anak terpenuhi serta daya tahan tubuh anak dapat terjaga dengan baik.

Dari kegiatan diatas saya dapat menyimpulkan bahwa mengajarkan anak-anak  konsep pola ABC-ABC  tidak sesulit yang dibayangkan apabila dengan bermain. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan dan berada di sekitar anakAnak-anak pun tidak merasakan jika mereka sedang belajar. Semoga kegiatan pembelajaran diatas bermanfaat bagi kita semua.

Penulis : Istikomah, S. Pd – TK Aisyiyah 1 Surodakan Trenggalek – Jatim

Related posts