RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan dasar untuk anak yang disebut masa golden age yaitu usia 4-6 tahun. Manusia pada dasarnya adalah makhluk belajar, oleh karena itu tidak perlu memaksa anak dalam belajar. Tugas pendidik atau guru membawa sebanyak mungkin pengetahuan di dunia ini ke dalam lingkungan kegiatan anak. Belajar pada anak usia dini harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan yaitu belajar sambil bermain dan guru harus selalu menciptakan kegiatan dan media yang menarik minat anak untuk belajar.
Perkembangan bahasa meliputi kemampuan mengenal huruf harus dikuasai oleh anak usia dini, karena pengenalan terhadap huruf termasuk modal awal memiliki keterampilan membaca dan menulis. Dimana untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis diperlukan berbagai metode dalam proses pembelajaran mengenal huruf.
Salah satu Kompetensi Dasar perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yaitu mengenal keaksaraan awal melalui bermain. Pengenalan keaksaraan awal anak usia 3-4 tahun dimulai dengan pengenalan huruf yang sering dikenal atau dijumpai anak. Menurut Otto (2015:209) fonem vokal diperoleh lebih awal dari konsonan, hal ini disebabkan karena bunyi huruf vokal membutuhkan koordinasi mulut yang tidak rumit dibandingkan bunyi konsonan. Oleh karena itu pengenalan huruf pada anak usia 3-4 tahun diawali dengan mengenalkan huruf vokal.
Pengenalan huruf vokal dapat dilakukan dengan berbagai media dan bentuk seperti menyanyi, tebak huruf, puzzle, dan pohon huruf. Pohon huruf merupakan media pembelajaran yang terbuat dari papan triplek, kain flannel dan bola plastik dimana digunakan dengan tujuan agar menarik perhatian anak sehingga meningkatkan konsentrasi dalam pembelajaran pengenalan huruf vokal. Selain itu dapat mengembangkan potensi anak pada dimensi auditori, visual dan memori. Menurut Sujiono (2012:98) menyatakan bahwa “Potensi utama yang harus menjadi prioritas untuk anak adalah pengembangan AVM (Auditory, Visual, dan Memory)”. Pada pohon huruf, konsep memory terlihat saat anak menggunakan dan melatih ingatan disaat menemukan bola huruf vokal. Konsep Visual terwujud ketika anak melihat bola-bola huruf vokal. Sedangkan konsep Auditory anak, melalui kegiatan mendengar dan menirukan huruf vokal saat apersepsi.
Seperti media pohon pintar berikut ini yang sangat mudah dibuat dan menggunakan alat dan bahan yang sederhana, ada di lingkungan sekitar.
Hasil penelitian Wilkinson (Astutik, 2019:21) mengatakan bahwa media pohon pintar adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa dalam mengenal huruf baik huruf vokal, konsonan maupun dalam menyebutkan kata. Hal ini sejalan dengan pernyataan Ross ( Marlinda, 2014) yang menyatakan bahwa media pohon pintar merupakan media yang dapat membantu anak dalam mengenal bentuk-bentuk huruf vokal maupun konsonan, membantu anak dalam mengingat bentuk huruf, serta membantu anak dalam membedakan bentuk-bentuk dan bunyi-bunyi huruf satu dengan yang lainnya.
Alat dan bahan antara lain adalah kardus bekas, tutup botol minuman, lem, crayon, kertas origami, spidol boodmaker, kaleng, gunting, selotip.
Cara membuat :
- Siapkan kardus, tutup botol, kaleng, lem, kertas berwarna/ kertas origami, gunting, selotip dan crayon
- Membuat rangkaian pohon di kardus bekas
- Membuat lingkaran dari kardus bekas dengan dicetak menggunakan tutup botol
- Menggunting lingkaran yang sudah di cetak
- Membuat lingkaran dari kertas berwarna/kertas origami dan dicetak menggunakan tutup botol
- Tempel hasil menggunting lingkaran di kertas origami ke hasil menggunting lingkaran dari kardus menggunakan lem
- Tempel hasil lingkaran dari kertas berwarna/kertas origami ke tutup botol juga menggunakan doubletip
- Menuliskan huruf ke lingkaran yaitu huruf alfabet a-z dengan menggunakan boodmaker
- Kardus yang besar digambar bentuk rangkaian pohon dengan pensil, hasil menggambar rangkaian pohon ditempel kertas origami sehingga pohon akan berwarna
- Kemudian, tempel lingkaran dari kardus yang sudah ditulis huruf ke gambar rangkain pohon dengan menggunakan lem
- Tebali pinggir-pinggir botol yang sudah ditempel menggunakan crayon sehingga membentuk gambar daun
- Hiasi juga kaleng tempat tutup botol sehingga kelihatan indah
Cara Menggunakan :
- Kita keluarkan semua tutup botolnya
- Kemudian ambil tutup botolnya
- Lalu pasangkan ke pohon pintar sesuai huruf dari tutup botol yang kita ambil
- Langkah selanjutnyapun sama
Pertama, kelebihannya yaitu alat dan bahan yang dibutuhkan mudah di dapat, ada di sekitar lingkungan anak (seperti tutup botol bekas, kardus, lem, doubletip, crayon, kertas origami). Kedua, membantu anak dalam membedakan bentuk-bentuk dan bunyi-bunyi huruf satu dengan yang lainnya karena ditunjang dengan media yang menarik minat anak.
Adapun kekurangannya yaitu:
Bahan kardus yang digunakan membutuhkan ukuran yang besar agar dapat dilihat oleh semua anak.
Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk mengenalkan huruf vokal dan konsonan sehingga anak akan lebih paham tentang perbedaan huruf vokal dan konsonan dan memberikan kegiatan yang lebih bermakna kepada anak.
Semoga informasi diatas bermanfaat bagi kita semua.
Penulis Artika Oktasari, S. Pd. TK Dharma Wanita Kedungwaru Tulungagung – Jatim
Daftar Pustaka :
Maulidya, A. R., Sa’dullah, A., & Lismanda, Y. F. (2019). Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Vokal Melalui Media Pohon Huruf Pada Anak Usia 3-4 Tahun Di Kelompok Bermain Stroberi Restu 1 Malang. Jurnal Dewantara, 1(2), 1-9.
Nurbadrin, S., Utoyo, S., & Laiya, S. W. (2021). Pengaruh Media Pohon Pintar Terhadap Kemampuan Mengenal Huruf pada Anak Usia 4-5 Tahun. Student Journal of Early Childhood Education, 1(2), 77-89.