Meningkatkan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Tunagrahita Ringan Di SDLB ABCD Kuncup Mas Banyumas.

Meningkatkan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Tunagrahita Ringan Di SDLB ABCD Kuncup Mas Banyumas

RadarJateng.com, Pendidikan Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki keterbatasan perkembangan mental, tingkah laku dan kecerdasan. Keterbatasan intelektual ini bisa membuat anak kesulitan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Namun, bukan tidak bisa mempelajari hal atau keterampilan baru, anak tunagrahita hanya melakukannya jauh lebih lambat dari anak seusianya. Keterlambatan ini bergantung pada seberapa parah tingkat disabilitas intelektual yang mereka alami. Menurut Kustawan dalam Fatimah (2017:220) tunagrahita merupakan anak yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata – rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan.

Moh. Amin (1995:11) Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal – hal yang abstrak, yang sulit – sulit dan yang berbelit – belit. Oleh sebab itu, agar kemampuan belajarnya berkembang seoptimal mungkin, maka dalam pembelajaran guru menekankan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik supaya pembelajar berkesan atau membekas dalam ingatan anak. Selain itu, dalam pembelajaran anak tunagrahita perlu diikutsertakan dalam pengalaman secara aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan benda – benda nyata atau konstektual yang mudah diterima anak dalam belajar. Anak tunagrahita ringan memiliki IQ 55 – 70, anak tunagrahita ringan masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana. Kecerdasannya berkembang dengan kecepatan antara setengah dan tiga per empat kecepatan anak normal dan berhenti pada usia muda. Setelah dewasa anak tunagrahita mampu berdiri sendiri dan kecerdasannya mencapai tingkat usia normal 9 dan 12 tahun.

Kreativitas sangat penting dikembangkan pada anak tunagrahita. Dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya sebagai kemampuan untuk melihat bermacam – macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah dan meningkatkan kualitas hidupnya. Seperti dalam keterampilan belajar abad 21 yang terdiri atas unsur 4C ( Creativity, Collaboration, Critical thinking, dan Comunication ). Menurut Dedi Supardi (Rachmawati dan Euis Kurniati 2017:6) bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relative berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Guru berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak, guru harus dapat memilih dan memanfaatkan setiap kesempatan belajar untuk mengembangkan kreativitas anak. Guru dapat mengajak anak untuk mengembangkan kreativitasnya dalam kesempatan apa saja baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Read More
Meningkatkan Kreativitas Melalui Kegiatan Kolase Pada Anak Tunagrahita Ringan Di SDLB ABCD Kuncup Mas Banyumas

Salah satu bentuk kegiatan yang dapat melatih kemampuan kreativitas anak tunagrahita ringan adalah melalui kegiatan kolase. Kolase berasal dari bahas Perancis (collage) yang berarti merekat. Kolase adalah kegiatan karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempel bahan – bahan ke dalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya yang indah dan memiliki nilai seni. Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010:54) kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam – macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.

Penulis sebagai guru SDLB ABCD Kuncup Mas Banyumas, memanfaatkan kegiatan kolase untuk meningkatkan kreativitas pada anak tunagrahita ringan, karena pada kegiatan kolase anak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing – masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Anak dapat menempel, menyusun dan merekatkan bahan – bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing – masing, serta dalam memperoleh bahan – bahan tidak diperlukan banyak biaya, dapat menggunakan barang – barang bekas serta bahan alam yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Kegiatan kolase membantu kemampuan berbahasa anak, anak terlatih untuk menjelaskan atau bercerita tentang hasil karyanya kepada guru. Selain itu kegiatan kolase memiliki manfaat bagi perkembangan anak tunagrahita ringan, diantaranya melatih kemampuan motorik halus, melatih koordinasi mata dan tangan untuk melakukan kegiatan yang rumit, meningkatkan konsentrasi dan kesabaran, melatih kemampuan mengenal warna dan bentuk, melatih kemampuan dalam memecahkan masalah, mengasah kecerdasan spasial, melatih ketekunan dan melatih rasa percaya diri pada anak. Pada saat kegiatan kolase sama halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses pembelajarannya berlangsung menyenangkan dan dapat meningkatkan kreativitas pada anak.

Penulis : Tika Lutfia, S.Pd, Guru SDLB di SLB ABCD Kuncup Mas Banyumas – Jateng

Related posts