RadarJateng.com, Pendidikan – Masa anak-anak adalah masa yang menyenangkan. Karena masa anak-anak adalah masa transisi dimana masa anak-anak bermain dan sambil belajar.tentunya kita pernah melihat ketika anak-anak sedang bermain, anak-anak sangat menikmati masa bermainnya meskipun permainannya sangat sederhana. Anak-anak dengan karakternya yang polos selalu berbahagia ketika bermain, tidak terlihat diraut wajahnya suatu beban apapun.
Sejak dini anak bisa mulai diajarkan tentang berbagai hal seperti huruf dan angka. Selain itu, tak ada salahnya juga mulai memperkenalkan tentang campuran warna, topik tentang warna dapat dikenalkan lewat benda di sekitar, misal saat makan buah, makan sayur dan mainan kesukaannya. jangan terlalu memaksa anak untuk segera mengerti dan hapal semua nama warna. Berikan anak kesempatan untuk mempelajari dan mengingatnya dengan cara sendiri.
Standart Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STPPA) yang tertuang dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014 berisi mengenai aspek-aspek perkembangan berdasar usia perkembangan. STTPA digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan standar-standar lain dan digunanakan dalam mengembangkan kurikulum penyelenggaraan PAUD serta menjadi acuan kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan. Ada enam Aspek yang termat dalam STPPA yaitu, aspek Nilai Agama dan Moral (NAM), Fisik-Motorik(FM), Kognitif(KOG), Bahasa (BHS), Sosial-Emosional(SOSEM), serta Seni. Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014, perkembangan kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis dan berfikir simbolik.
Kemampuan kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan untuk meningkatkan kemampuan dan keativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajamya, menemukan bermacam-macam altematif pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah, mengelompokkan dan persiapan kemampuan berpikir teliti. Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba maupun dicium melalui panca indera yang dimilikinya.
Cara mudah memperkenalkan campuran warna pada anak
Dunia anak merupakan dunia bermain. Maka dari itu, mempelajari hal baru bagi anak akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan sambil bermain. Termasuk saat belajar tentang campuran warna. Untungnya, saat ini sudah tersedia banyak media warna yang bisa di manfaatkan. Misalnya seperti krayon, cat warna, hingga pensil warna.
Melalui kegiatan pencampuran warna anak belajar mengidentifikasi diri dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan baik oleh sebagian besar anak sehingga dapat mendukung ketercapaian indikator dengan tetap rnenyesuaikan kondisi dan kemampuan anak. Dan dengan menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran, materi yang disampaikan akan lebih jelas yaitu dengan adanya bukti konkret. Dalam kegiatan pencampuran warna ini, yaitu dengan cara mencampurkan cairan berwarna-warni. Anak akan melihat perubahan warna secara konkret (Yulianti,2010: 5l).
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana anak melakukan percobaan. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini, anak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu’ objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Eksperimen yang dapat dilakukan oleh anak usia dini antara lain adalah eksperimen sederhana mencampur warna. Pada kegiatan ini anak akan merasa senang karena bisa mempraktekannya secara langsung dan memberikan pengalaman kepada anak untuk mengamati akibatnya secara konkret.
Sebelum bereksperimen mencampur warna, kenalkan terlebih dahulu konsep tentang warna yang akan menjadi bekal anak mengetahui dan memahai macam – macam warna. Kemudian mulailah mencoba untuk bereksperimen mencampur warna, sebagai contoh adalah sebagai berikut :
- Biru dicampur kuning menjadi hijau
- Biru dicampur merah menjadi ungu
- Kuning dicampur merah menjadi orange
- Merah dicampur hijau menjadi kuning
Eksperimen campuran warna bisa dilakukan dengan memakai botol bening berisi air bersih. Biarkan anak mencoba mencampurkan warna dari pewarna makanan.
Manfaat belajar campuran warna.
Selain belajar mengenal campuran warna, anak juga bisa melatih seni kreativitasnya, belajar tentang campuran warna juga memiliki manfaat lain bagi anak, di antaranya, melatih pola berpikir dengan mengamati, memprediksi dan membandingkan, dan bereksperimen. Misalnya, apa yang akan terjadi jika kita mencampur ketiga warna primer bersama-sama? Atau seberapa banyak kuning yang perlu ditambahkan untuk menciptakan warna hijau?, Melatih keterampilan pemecahan masalah, termasuk mencari tahu apa yang harus dilakukan jika warna yang dicampur tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis : Nurul Laylia, S.Pd. TK Dharma Wanita Kedawung 02 – Jatim