RadarJateng.com, Pendidikan – Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini.
Media yang akan dijelaskan saat ini yaitu penggunaan kardus bekas untuk menjelaskan pengenalan tempat ibadah pada anak usia dini. Pembelajaran ini bertema lingkungan dengan aspek perkembangan yang akan dicapai berupa pengenalan nilai-nilai moral dan agama. Pengenalan sejak dini tentang tempattempat beribadah akan membuat anak lebih dalam mengetahui tentang agama yang dianutnya, dari mulai menyebutkan jenis-jenis agama, meyebutkan tempat ibadah tiap-tiap agama yang ada di Indonesia. Menurut Jean Piaget (seorang Psikolog dari Perancis), semua anak memiliki pola perkembangan kognisi yang sama, yaitu melalui empat tahapan : Sensori – Motor, Pra – Operasional, Konkret – Operasional dan Formal Operasional.
Perkembangan kognisi anak usia dini (2-7 tahun) berada pada tahapan berpikir “Pra operasional”. Tahap Pra Operasional adalah tahap dimana anak tidak dapat memahami sesuatu tanpa dipraktekkan terlebih dahulu (Piaget, 1970). Sejalan dengan pendapat Piaget, Jean Jacques Rousseau, mengatakan bahwa, “Anak usia dini belajar melalui aktivitas fisiknya.” Dengan kata lain, untuk mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini, haruslah dengan cara memberikan kesempatan kepadanya untuk mempraktekkan apa yang kita katakan, dengan cara memberikan contoh kepada anak bagaimana melakukannya. Salah satu caranya yaitu dengan mengunjungi tempat ibadah Kardus bekas merupakan sampah yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar anak. Melalui bantuan orang tua, anak-anak dapat dengan mudah menemukan kardus yang akan digunakan untuk media pembelajaran. Ini sesuai dengan pembelajran konstektual dimana anak bisa memanfaatkan benda yang ada di lingkungan sekitar mereka. Pemanfaatan kardus juga sesuai dengan prinsip recycle dalam kecerdasan ekologis dimana kita dapat mendaur ulang sampah yang ada di sekitar kita menjadi sesuatu yang bermanfaat. Kontetks kita sebagai pendidik anakanak kita juga harus cerdas memilih benda yang akan dijadikan media pembelajaran, yaitu benda yang tidak berbahaya ketika digunakan oleh ana-anak. Memilih media
yang mudah di dapat anak dan tidak membutuhkan biaya yang berlebihan agar anak mendapatkan pembelajaran yang bermakna. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Sesuai dengan pernyataan ini maka penggunaan media kardus bekas dalam pengenalan tempat ibadah kepada anak usia dini dapat kita terapkan dalam pembelajaran.
Konsep Media Pembelajaran Untuk dapat memahami apakah media pendidikan itu, akan diillustrasikan cerita sebagai berikut: Ibu Winda adalah guru yang sedang mengajarkan kemampuan dasar keterampilan. Dalam penjelasannya, Ibu Winda meminta agar anak didik menggunakan beberapa potongan korek api untuk mereka gunakan dalam membuat bentuk-bentuk geometri. Selain itu, Ibu Winda juga menyediakan lem dan buku gambar yang digunakan anak didik untuk menunjang aktivitas tersebut. Dalam cerita tersebut yang dimaksud dengan media adalah potongan korek api, sedangkan lem dan buku gambar adalah alat pelajaran untuk pelajaran keterampilan. Suryo Subroto (1984) mengungkapkan bahwa media merupakan bagian dari sumber pengajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Secara umum, media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Berikut ini beberapa pendapat ahli pendidikan mengenai media, yaitu:
- Menurut Briggs (1970), media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar.
- Menurut Assosiasi Nasional (National Education Association/NEA), media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya, dan media hendaknya dapat disiasati, dilihat, didengar dan dibaca.
- Menurut Gagne dan Reiser (1983), media pendidikan atau pengajaran adalah alat-alat fisik di mana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan.
- Dinje Borman Rumumpuk, mendefinisikan media pendidikan adalah setiap alat, baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari uraian di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa media pendidikan atau pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar serta dapat merangsang pikiran, perhatian, dan minat anak didik sehingga memudahkan pencapaian tujuan pendidikan atau pengajaran tersebut. Dari beberapa pendapat di atas tentang pengertian media pendidikan, dapat dilihat tujuan dari penggunaan suatu media ialah membantu pendidik menyampaikan bahan pelajaran secara lebih mudah kepada anak didik sehingga anak didik dapat memahami bahan pelajaran tersebut.
Secara umum media pendidikan digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
- Dengan menggunakan media pendidikan, pendidik dapat memperjelas penyampaian bahan pelajaran sehingga mengurangi verbalitas (baik dalam bentuk kata-kata atau tulisan).
- Dengan menggunakan media pendidikan, pendidik dapat mengatasi ruang dan waktu, misalnya mempelajari kebudayaan suatu negara dapat digunakan film dan buku cetakan.
- Memberikan kemudahan dan pengalaman belajar sehingga merangsang minat belajar anak didik karena proses pembelajaran lebih bervariasi.
- Dengan penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi, pendidik dapat mengatasi sifat pasif pada anak didik menjadi lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.
- Dengan penggunaan media pendidikan di dalam kelas ataupun di lingkungan sekolah diharapkan mendorong munculnya kerjasama pada anak didik.
Adapun fungsi penggunaan media pendidikan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.
A. Derek Rowntrie berpendapat bahwa fungsi media pendidikan sebagai berikut:
1) Engange the studeent’s motivation (membangkitkan motivasi belajar)
2) Recall earlier learning (mengulang apa yang dipelajari)
3) Provide new learning stimuli (menyediakan stimuli belajar)
4) Activate student’s response ( mengaktifkan respon anak didik)
5) Active speedy feedback (memberikan balikan dengan cepat/segera
6) Encourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi). b. Levie & Lentz (1982) mengemukakan fungsi media pendidikan khususnya media visual, adalah: 1) Fungsi Atensi (menarik dan mengarahkan perhatian siswa) 2) Fungsi Afektif (dapat mengugah emosi dan sikap siswa) 3) Fungsi Kognitif (memperlancar pemahaman siswa) 4) Fungsi Kompensatoris (dapat mengakomodasi pemahaman siswa yang lemah dalam belajar) Dengan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan fungsi media pendidikan adalah: a. Media pendidikan merupakan alat bantu mengajar untuk mewujudkan situasi.
Penulis : DEWI MARKAMAH, S.Pd. TK MUTIARA HARAPAN, Kecamatan: Semendawai Timur, Kabupaten: Oku Timur, Provinsi: Sumatera Selatan