Strategi Membangun Komunikasi Pada Anak Usia Dini.

Strategi Membangun Komunikasi Pada Anak Usia Dini di TK Alkhairiyyah Kota Tegal

RadarJateng.com, Pendidikan Berbicara dengan anak usia dini membutuhkan pertukaran kata-kata / gagasan dan perasaan diantara dua manusia. Komunikasi adalah apa yang kita katakana dan bagaimana cara kita mengatakannya. Kita berkomunikasi dengan wajah (pandangan marah dan senyuman), dengan Tindakan (tamparan dan pelukan), dengan kesunyian (kehangatan dan sikap dingin), juga dengan kata-kata (yang baik dan yang tidak baik).

Orang dewasa biasanya tidak mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak-anak jika menyangkut pemberian pengarahan tentang cara penggunaan atau penjelasan bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan dari lingkungan mereka, tetapi mereka baik perasaan anak ataupun perasaan mereka sendiri. Dalam hal ini sebaiknya sebagai orang dewasa memperhatikan arah komunikasi yang baik (hubungan-hubungan yang hangat, Kerjasama, perasaan berharga) dan arah komunikasi yang tidak baik (anak-anak yang menolak orang-orang dewasa, konflik-konflik & percekcokan, dan perasaan tidak berharga).

Komunikasi merupakan kunci sukses hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya. Bentuk komunikasi verbal dengan kata-kata maupun komunikasi nonverbal seperti pelukan, ciuman, sentuhan, dll merupakan bentuk komunikasi yang perlu dipupuk dan dilatih kepada anak sejak anak usia dini. Sehingga sampai kapanpun “komunikasi kasih sayang” dari kedua orang tua kepada anak-anaknya dapat terus berlangsung, tanpa anak merasa malu, terganggu dan lain-lain. Proses belajar komunikasi anak merupakan kolaborasiantara kedua orang tua dengan anak-anaknya, dan kolaborasi tersebut dapat dimulai sejak anak masih 0 tahun. Masa inilah merupakan fondasi bagi seorang anak untuk membekali dirinya dalam menyongsong dan menjalani kehidupan dimasa depannya. Proses pembelajaran komunikasi ini akan mematangkan pembelajaran etika, nilai (value), kepribadian, dansikap agar mereka benar-benar menjadi sosok penerus bangsa yang berperilaku dan berkepribadian luhur seperti apa yang diamanatkan oleh para pejuang negeri tercinta ini.Komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak, sangat membantu anak memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali perasaan yang sama pada orang lain.

Read More
Guru dan Murid di TK Alkhairiyyah Kota Tegal

FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KOMUNIKASI PADA ANAK USIA DINI

Komunikasi anak juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga anak mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Faktor-faktor itu adalah:

  1. Kesehatan, anak yang sehat lebih mudah berkomunikasi daripada anak yang kurang sehat. Anak yang sehat memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi anggota kelompok sosialnya (teman sejawat) dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut.
  2. Kecerdasan, anak yang cerdas lebih mudah berkomunikasi daripada anak yang kurang cerdas. Anak yang cerdas mempunyai rasa percaya diri yang besar dan tidak ada ketakutan untuk tidak diterima oleh anggota kelompoknya atau teman sejawatnya.
  3. Keadaan sosial ekonomi, anak dari tingkat sosial ekonomi lebih tinggi punya kecenderungan untuk mudah berkomunikasi karena anak sering didorong untuk mengungkapkan perasaannya. Anak juga merasa aman dan terpenuhi jika mengungkapkan perasaan dan keinginanya.
  4. Jenis kelamin, anak laki-laki mempunyai kecenderungan lebih susah berkomunikasi dibandingkan dengan anak perempuan. Kalimat dalam komunikasi anak laki-laki lebih pendek-pendek dan tata bahasanya kurang betul dibandingkan dengan anak perempuan. Kosa kata yang diucapkan anak laki-laki lebih sedikit dan pengucapannya kurang tepat dibandingkan dengan anak perempuan.
  5. Keinginan berkomunikasi, semakin kuat keinginan anak berkomunikasi dengan orang lain atau teman sejawat semakin mudah anak tersebut berkomunikasi. Anak akan menyisihkan waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi dangan temannya.
  6. Dorongan, semakin anak didorong berkomunikasi dengan yang lain, semakin mudah anak berkomunikasi. Semakin sering anak diajak bicara, ditanya, dan diajak komunikasi baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan semakin anak senang berkomunikasi karena merasa diterima keberadaanya.
  7. Jumlah dalam keluarga, semakin kecil anggota keluarga anak tersebut semakin mudah untuk berkomunikasi, karena kesempatan berkomunikasi dengan yang lain semakin besar. Orang tua lebih bisa menyisihkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak sehingga kemampuan komunikasi anak semakin baik.
  8. Urutan kelahiran, anak yang lahir pertama mempunyai kecenderungan untuk lebih mudah berkomunikasi dengan orang tuanya ketimbang anak yang lahir kemudian. Anak pertama biasanya mendapat limpahan kasih sayang dan waktu yang lebih daripada anak yang kedua, dengan limpahan kasih sayang dan waktu ini anak merasa diperhatikan dan diterima oleh orang tuanya.
  9. Metode pelatihan anak, anak yang diasuh secara otoriter yang menekankan bahwa anak harus dilihat dan bukan didengar mempunyai hambatan komunikasi. Seharusnya pelatihan komunikasi anak yang diterapkan adalah memberikan keleluasaan dan demokratis serta mendorong anak untuk belajar lebih.
  10. Kelahiran kembar, anak yang lahir kembar umumnya terlambat dalam perkembangan komunikasinya, karena mereka lebih banyak bergaul dengan saudara kembarnya. Anak kembar punya kecenderungan miskin logat dan melemahkan motivasi untuk komunikasi.
  11. Hubungan dengan teman sejawat, anak-anak semakin banyak berhubungan dengan teman sebayanya, maka lebih mudah berkomunikasi. Anak-anak semakin punya motivasi untuk bisa diterima sebagai anggota kelompok sebaya bila mampu berkomunikasi dengan baik.
  12. Kepribadian, anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi lebih baik. Kemampuan berkomunikasi seringkali dijadikan acuan anak mempunyai kesehatan mental yang bagus apa tidak (Hurlock, 2005)

HAMBATAN KOMUNIKASI ANAK USIA DINI

Anak-anak usia dini adalah manusia yang utuh tapi belum sempurna secara mental dan pikirnya. Perasaan anak sudah ada sejak lahir dan semakin tumbuh kembang semakin sempurna perasaan anak. Terkadang orang tua meniadakan perasaan dan pikir anak ini sehingga menghambat komunikasi anak terhadap orang tuanya. Kebutuhan dasar anak adalah didengarkan, dimengerti, dihargai dan dipahami perasaannya. Sedang selama ini orang tua banyak yang menganggap bahwa orang tualah yang harus didengar. Anak-anak seringkali belum mampu mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkan karena keterbatasan kosa kata, maka anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh untuk ekspresikan perasaan dan pikiranya.

CARA AMPUH BERBICARA DENGAN ANAK USIA DINI

Berbicara dengan anak usia dini harus memiliki strategi/ cara yang baik, berikut adalah cara ampuh untuk berbicara dengan anak usia dini:

  • Berkomunikasi dengan dukungan / penerimaan
  • Berbicara kepada anak yang bisa membuka percakapan untuk mendorong anak agar berbicara lebih banyak, berbagi ide-ide dan perasaan.
  • Mendengarkan dengan penuh perhatian
  • Gunakan pernyataan “Kamu” untuk merefleksikan ide-ide dan perasaan anak.
  • Hilangkan perkataan “Jangan”.
  • Berbicara dengan anak (bukan kepada anak).
  • Gunakan pernyataan “saya” untuk mengutarakan pemikiran dan perasaan anda.
  • Buatlah permintaan kita menjadi sederhana
  • Cari perhatian anak sebelum berbicara kepadanya
  • Buatlah permintaan-permintaan yang penting dengan tegas
  • Berkomunikasi dengan pandangan mata sejajar
  • Katakan “Tolong” “Terimakasih”, dan “terimakasih Kembali”, kepada anak
  • Cobalah untuk tidak menginterupsi dan memarahi anak Ketika Ketika mereka sedang menceritakan sesuatu
  • Jangan menggunakan kata-kata yang tidak baik yang dapat menyakiti hati anak
  • Gunakan kata-kata yang baik untuk memberi semangat dan membentuk anak

Penulis : Aprilia Indriani, S.Pd, TK Alkhairiyyah Kota Tegal

Related posts