RadarJateng.com, Pendidikan – Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Menurut Berk (Sujiono,2012:6) pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang dialami masa cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Mereka selalu aktif, dinamis, antusias dna ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan mereka seolah-olah tak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Setiap anak berhak mendapat pendidikan yang layak, pendidikan bisa dimulai sejak usia dini karena pada masa ini anak akan mengalami perkembangan yang pesat.
Direktorat PAUD (Yamin, 2013:1) pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaran pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (kasar dan halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan mental, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi sesuai dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Banyak orang tua hanya menuntut anaknya bisa membaca, menulis dan berhitung sehingga perkembangan fisik motorik anak terkadang kurang mendapatkan perhatian. Perkembangan fisik motorik anak juga penting untuk pertumbuhannya dimasa selanjutnya. Agar perkembangan fisik motorik anak berkembang dengan baik makan dibutuhkan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan usianya.
Hildayani (2011:8.4) keterampilan atau kemampuan motorik kasar adalah gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot besar, contohnya berjalan, berlari, melompat dan berguling. Sedangkan perkembangan motorik halus adalah gerakan terbatas bagian-bagian yang meliputi otot-otot kecil, terutama gerakan dibagian jari-jari tangan, contohnya menulis, menggambar, meronce dan memegang sesuatu. Menurut Elizabeth banyak fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi anak seperti anak dapat menghibur dirinya, anak dapat menunjang perkembangan rasa percaya dirinya, anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanay dan perkembangan motorik sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Pada proses meningkatkan kemampuan motorik kasar anak memerlukan bantuan dari para pendidik atau orang tua. Hartono dikutip oleh Susilowati (2013:35) berkata kegiatan fisik adalah salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar anak seperti berlari, melompat, bergantung, melempar bola atau menendang. Salah satu kegiatan fisik yang dapat melatih keterampilan motorik kasar anak adalah menari
Menari adalah dorongan jiwa manusia sejak anak-anak dalam mengekspresikan diri mana kala mendengar atau merasakan suatu irama tertentu baik yang datang dari dalam maupun dari luar dirinya. Namaun naluri alamiah ini kurang mendapat perhatian bagi sebagian besar manusia padahal pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan tari. Menurut Hartono dikutip Kartini (2013:178) menari dapat menstimulasi beberapa kecerdasan seperti kecerdasan bodi kinestetik, kecerdasan musikal,kecerdasan bahasa, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan natural, kecerdasan spasial dan kecerdasan logical-mathematics.Menari bersama-sama dapat mengasah kecerdasan motorik kasar anak karena menuntut keseimbangan dan keselarasan bergerak. Saat menari anak bisa menggunakan otot-otot besarnya seperti melompat, berlari, maju-mundur sambil berjinjit dan banyak lagi gerakan yang menggunakan otot-otot besar anak.
Manfaat menari lainnya bagi anak usia dini adalah sebagai wahana untukmembantu anak agar kreatif,inovatif dan memiliki kepekaan tinggi. Jenis-jenis tari pada anak usia dini harus dapat berfungsi sebagai media ekspresi,media komunikasi, sebagai media bermain, media pengembangan bakat dan media kreativitas. Dengan menari banyak kemampuan yang diperoleh anak seperti anak belajar cara baru berpikir menghafal gerakan dalam tarian, menghafal gerakan dalam tarian, menghafal desain lantai yang bervariasi dan harus mampu mendengar iringan musik serta menyesuaikan iringan dengan gerakkannya. Oleh karena itu sebaiknya setiap lembaga ataupun guru menyediakan atau memfasilitasi anak-anak dengan kegiatan menari agar perkembangan anak akan berkembang secara optimal terutama keterampilan motorik yang selama ini hanya dilatih dengan kegiatan senam maka bisa ditambah dengan aktivitas menyenangkan lainnya salah satunya menari.
Penulis : Utari Rizki Irawan, S.Pd, TK Lematang Lestari, Komplek PT TEL Desa Banuayu Kecamatan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim.