Peningkatan Keterampilan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Pada Peserta Didik Kelompok A.

Peningkatan Keterampilan Berbahasa Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan Pada Peserta Didik Kelompok A di TK. INSAN NAJIB, Rusun Warugunung blok Manyar A Karangpilang Surabaya

RadarJateng.com, Pendidikan Bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan anak. Tanpa bantuan bahasa, anak akan memiliki keterbatasan dalam berfikir social dan emosionalnya. Tanpa memiliki kemampuan dalam memanipulasi dan memahami kata- kata, mereka akan memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi dari orang lain atau dalam mengembangkan ide- ide dan mengkomunikasikan ide- idenya kepada orang lain. Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007). Masa usia dini merupakan  masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori (Sujiono, 2009) menyatakan bahwa masa tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan bahasa yang dapat meliputi mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

1. Menyimak, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak

Read More

2. Berbicara, Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain dengan media bahasa lisan.

3. Membaca, Membaca adalah kegiatan berbahasa dalam rangka memahami pesan.

4. Menulis, Menulis adalah keterampilan berbahasa kedua yang bersifat produktif.

Pengembangan kemampuan berbahasa anak (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007) dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Agar anak dapat mengolah kata secara komprehensif.
  2. Agar anak dapat mengekspresikan kata-kata dalam bahasa tubuh yang dapat dipahami oleh orang lain.
  3. Agar anak mengerti setiap kata yang didengar dan diucapkan, mengartikan dan menyampaikan secara utuh kepada orang lain.
  4. Agar anak dapat berargumentasi, meyakinkan orang melalui kata-kata yang diucapkannya.

Kegiatan bercerita merupakan salah satu indikator dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang bertujuan untuk melatih kemandirian anak dan meningkatkan penguasaan bahasa anak. Kemampuan bercerita dengan baik tidak muncul begitu saja, tetapi memerlukan persiapan yang matang serta latihan yang terus-menerus. Moeslichatoen. R, (dalam Heny Djoehaeni, S.Pd : 2012)mengemukakan bahwa cerita yang di bawakan guru secarra lisan harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.

 

Anakanak sangat antusias memainkan boneka tangan

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik. Dr. Abdul Aziz dan Abdul Majid  (dalam Dra. Nany Kuniaty : 2012) “Mengajarkan anak lewat cerita” mengatakan sebagian dari cerita-cerita yang ada, meliputi berbagai unsur yang negatif . Hal ini di karenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan norma.

Penggunaan boneka tangan dalam bercerita untuk meningkatkan kemandirian    anak adalah suatu usaha agar kegiatan pembelajaran di TK tidak monoton, membosankan,     dan menjenuhkan. Akibat dari pembelajaran seperti itu, untuk mendongkrak agar anak bisa lebih mandiri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain akan terhambat.

Langkah-langkah metode bercerita:

Agar kegiatan bercerita dapat terlaksana dengan baik langkah-langkah pelaksanaannya adalah :

  1. Anak memperhatikan Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan.
  2. Anak memperhatikan penjelasan Guru secara singkat tentang alat peraga tersebut.
  3. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita.
  4. Anak diberi kesempatan untuk memberi judul cerita.
  5. Anak mendengarkan judul cerita yang sebenarnya dari Guru.
  6. Anak mendengarkan Guru bercerita sambil memegang alat tersebut.
  7. Setelah selesai bercerita Guru memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan kesimpulan cerita tersebut.
  8. Guru melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak.

Guru melaksanakan kegiatan evaluasi dengan bertanya tentang isi cerita, tokoh cerita, isi gambar, dan memberi kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali. Guru pun memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya.

Beberapa keuntungan pembelajaran bercerita melalui  metode boneka tangan, antara lain:

Menanamkan kejujuran, keberanian, ketulusan dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan kemampuan kognitif, efektif, maupun psikomotor. Memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.Kemampuan bercerita melalui boneka tangan  anak mendapat pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga diharapkan kemampuan bercerita dapat menambah perbendaharaan kosakata, dan melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya

Penulis: Wahyu Fitria Lugiawati, S.Pd. TK. INSAN NAJIB Surabaya – Jawa Timur

DAFTAR PUSTAKA

Dhieni Nurbiana, dkk.2012. Metode Pengembangan Bahasa Jakarta : Universitas Terbuka

Masitoh, dkk 2012. Strategi Pembelajaran TK Jakarta : Universitas Terbuka

Moeslichatoen R. 1996. Strategi Perkembangan Bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka

Related posts