RadarJateng.com, Pendidikan – Jan Lighthart dilahirkan di Amsterdam. Ia adalah, seorang kepala sekolah menengah di Den Haag, Belanda. Seperti John Dewey, ia pun tidak puas dengan metode belajar pasif dan merasa bahwa pendidikan harus membawa anak-anak mengenal persoalan yang berkaitan langsung dengan kehidupannya. Jan Lighthart menyajikan suatu bentuk model pendidikan yang dikenal dengan “Pembelajaran barang yang sesungguhnya”.
Inti pembelajaran barang sesungguhnya adalah mengajak anak pada kondisi lingkungan sesungguhnya. Semua bahan dalam lingkungan sekitar anak dipakai sebagai pusat minat atau pusat perhatian anak. Bahan-bahan pembelajaran yang ada pada lingkungan sekitar anak akan mudah diingat, dilihat, dipraktikkan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi berfungsi secara praktis.
Identifikasi pola merupakan cara yang digunakan oleh anak-anak untuk mengenal urutan, untuk membuat perdiksi atau perkiraan mana yang muncul terlebih dahulu dan kemudian secara berurutan. Tujuan anak mempelajari identifikasi pola yaitu untuk mengenal pola urutan bilangan, mengajarkan anak berpikir secara berurut sebagai bentuk memecahkan masalah, dan membantu anak untuk melihat dan menemukan pola hubungan, membuat generalisasi dan prediksi.
Sesuai langkah Pembelajaran barang yang sesungguhnya maka pembelajaran identifikasi pola sebagai berikut:
- Menentukan kios buah yang menjadi pusat minat anak
Penentuan kios buah sebagai pusat minat karena kios buah adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak-anak terbiasa ikut ibunya pergi ke kios buah untuk membeli buah-buahan.
- Melakukan perjalanan dari sekolah ke kios buah
Anak-anak diajak ke kios buah untuk melakukan pengamatan pada kondisi sesungguhnya di tempat itu. Pada kondisi inilah keaktifan dan spontan anak akan muncul yang sudah tentu akan mengundang dialog dan interaksi positif antar anak dengan guru atau antara anak-anak sehingga berkembang pengetahuan dan kemampuan bahasanya.
- Pembahasan hasil pengamatan di kios buah
Yang telah diamati anak-anak kemudian dibahas di kelas dengan menggunakan gambar atau vidio tentang berbagai aspek yang mewakili kios buah.
- Menceritakan kios buah
Untuk menanamkan perilaku positif anak pada lingkungan, guru menceritakan berbagai peristiwa atau kondisi kios buah yang dihubungkan dengan peristiwa atau kondisi lain yang relevan. Contoh perilaku positif seperti jujur/ tidak curang ketika menimbang buah, membuang sampah pada tempatnya, bersikap sopan saat membeli buah, mengucapkan terima kasih setelah menerima buah yang dibeli, dll.
- Kegiatan ekspresi
Anak-anak mengekspresikan hal-hal yang dilihat di kios buah melalui berbagai kegiatan. Dan yang dipilih adalah permainan membuat sate buah untuk mengenal identifikasi pola AB-AB, kemudian lanjut ke pola AAB-AAB atau ABB-ABB, ABC-ABC, dan seterusnya
Penulis : Paulina Kellen, S.Pd, TK Kartika VI-10 Yonif 751/ R Sentani Jayapura Papua