RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam beberapa tahun terakhir ini pendidikan anak usia dini sudah mendapat perhatian yang baik dari pemerintah, baik itu dari pemerintah daerah maupun dari pemerintah pusat. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang berdiri di Indonesia, tak terkecuali di Sumatera Barat. Ada begitu banyak tumbuh lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Baru di Sumatera Barat, khususnya di Kabupaten Solok. Situasi tersebut menandakan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pendidikan anak di usia dini itu sangat penting, karena usia dini merupakan usia emas bagi anak dalam perkembangannya. Pada tahap inilah mereka harus menyelesaikan tugas perkembangan mereka di usia dini agar nanti ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah dasar mereka sudah siap menerima kelanjutan dari pendidikan dalam perkembangan mereka. Untuk itu, pada saat usia dini ini kita harus memberikan stimulus yang tepat agar tahap perkembangan itu sempurna.
Agar harapan itu terpenuhi, di lembaga Pendidikan anak usia dini harus ada pembelajaran, pendekatan, metode, serta strategi yang tepat. Selain itu, kualifikasi guru yang profesional dan sarana prasarana yang memadai juga sangat dibutuhkan. Di sinilah peran pemerintah diharapkan dapat menopang bahkan memenuhi itu semua. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah peran orang tua yang tidak hanya bertindak sebagai wali murid saja. Akan tetapi, lebih dalam dari itu orang tua harus bisa bekerja sama dengan guru dalam berbagai hal. Nah, inilah kelebihan pendidikan di Pendidikan Anak Usia Dini dibandingkan dengan pendidikan lain.
Di Pendidikan Anak Usia Dini, peran orang tua hampir sama besar dengan peran guru itu sendiri. Apabila di sekolah guruya adalah ibu guru di lembaga itu, maka di rumah yang menjadi guru bagi anak adalah orang tua. Sehingga, di dalam pendidikan Pendidikan anak usia dini ada wadah di mana orang tua pun boleh terlibat langsung dalam proses PBM, dalam hal ini melalui wadah parenting.
Parenting merupakan wadah yang sangat penting, karna dengan adanya wadah ini tujuan Pendidika Anak Usia Dini dapat tercapai dengan baik. Bukan tanpa alasan, di dalam wadah ini ada perpaduan peran antara perhatian, cinta, dan kasih sayang antara orang tua, guru, dan anak didik itu sendiri. dengan demikian, terbentuklah segi tiga peran yang akan menentukan perkembangan pendidikan anak. Itulah sebabnya ini bisa di umpamakan ‘cinta segi tiga’ yang indah, baik, dan wajib ada di Pendidikan Anak Usia Dini demi kelanjutan lembaga itu sendiri.
Pada saat parenting berlansung, orang tua bisa berperan juga sebagai guru di depan kelas. Jadi, tidak mesti dari guru saja, karena terkadang orang tua pun ada yang bisa atau mampu berbagi ilmu serta pengalamanya kepada anak didik, bahkan kepada guru. Selain itu, guru pun bisa berkolaborasi dengan orang tua pada saat acara seremonial, baik itu di dalam maupun di luar sekolah. tidak menutup kemungkinan, kolaborasi itu juga bisa terjadi dalam pendanaan pembangunan, sarana dan prasarana sekolah, dan tentunya harus melalui beberapa kesepakatan yang di setujui oleh kedua pihak, karena pada umunya lembaga pendidikan anak usia dini merupakan hasil swadaya masyarakat setempat.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas,jelaslah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini itu tidak sama dengan pendidikan anak di sekolah dasar, yang hanya melibatkan peran orang tua hanya pada hal tertentu saja. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini itu merupakan rumah kedua bagi anak. Hanya saja, bedanya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini itu adalah lembaga resmi dan legal yang di naungi pemerintah serta mempunyai payung hukum yang jelas, sehingga ada beberapa aturan yang berlaku. Misalnya, tentang kurikulum yang berlaku dan sah, adanya keseragaman, ada ketentuan jam belajar, media yang pas dan sesuai dengan perkembangan anak, serta yang tak kalah penting adalah kualifikasin guru yang harus profesional di bidangnya.
Oleh karena itu, walaupun ini Pendidikan Anak Usia Dini, tetap saja dalam pelaksanaanya tidak boleh sembarangan dan main-main, karena menyangkut generasi peberus bangsa yang sepuluh atau lima belas tahun ke depan di tangan mereka terletak nasib bangsa di masa depan. Pada usia inilah ilmu tentang nilai agama dan moral, fisik motorik, sosial emosional, kognitif, bahasa, dan seni di ajarkan, sehingga kedepanya anak akan tumbuh menjadi mandiri, cerdas, berpola pikir tinggi atau higher order thinking skills (HOTS) dan tentunya harus berkarakter yang mencerminkan akhlak yang mulia.
Di zaman modern yang penuh dengan perkembangan tecnologi canggih ini, seharusnya tidak ada lagi orang tua yang memberikan wewenang pendidikan anaknya hanya sebatas kepada guru saja. Perlu disadari, justru pengaruh yang paling besar itu ada di lingkungan tempat tinggal anak itu sendiri. Di sekolah anak hanya berbaur dengan teman-teman sekolah dan gurunya saja, itu pun hanya beberapa jam, Sedangkan di rumah, anak bergaul penuh dengan berbagai kalangan, bermacam karakter, berbagai tipe, dan berbagai kepribadian orang, sehingga tantanganya jauh lebih besar lagi.
Begitu banyak kita melihat dan mendengar berita berupa kasus-kasus tentang pelecehan, penganiayaan terhadap anak usia dini. Terkadang miris hati kita betapa di lingkunganya, bahkan di rumahnya sendiri ada anak yang tidak mendapatkan kenyamanan dan keamanan, bahkan mereka mengalami hal yang tidak patut, hal yang kadang tidak senonoh. Untuk itulah, melalui wadah ‘pendidikan parenting’ di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang di laksanakan di sekolah, diharapkan orang tua juga dapat menjadi perpanjangan tangan guru. Sebaliknya, guru juga menjadi perpanjangan tangan orang tua dalam menjaga, melindungi dan mendidika anak. Diharapkan orang tua tidak egois dan beralasan kesibukan, sehingga pendidikan parenting di sekolah tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Dalam hal mendidik anak memang harus ada yang di korbankan apabila itu menjadi hambatan dalam kelangsungan pendidikan anak
Misalnya waktu ,tenaga ,biaya bahkan kepentingan yang bersifat pribadi ,karna dalam hal pendidikan ,pengawasan dan kenyamanan anak usia dini harus lebih utama di atas segalanya. Sehingga tidak ada tawar menawar dalam hal ini ,siapa lagi yang akan menjadi benteng dalam keselamatan generasi penerus bangsa ini selain kita semua sebagai orang tua ,guru ,tokoh masyarakat,pemerintah , pemuka agama bahkan seluruh elemen masyarakat lainya.
Hal yang paling utama bagi anak usia dini itu adalah perasaan aman dan bahagia, karena masa kanak-kanak itu tak akan kembali dan tak akan terulang lagi. Nah, apabila ada kesalahan dalam pola asuh mereka pada usia ini, maka akan tersimpan dan berbekas sampai mereka dewasa. Hal tersebut akan mempengaruhi perkembagan bahkan karakter serta jati diri mereka di kemudin hari.
Penulis : Welmida Yunita, S.Pd, TK Pertiwi Muara Panas, Kec. Bukit Sundi Kab. Solok Prov Sumatera Barat.