RadarJateng.com, Pendidiakan – Bahasa merupakan sarana yang paling penting bagi manusia. Bahasa bersifat unik sekaligus universal bagi manusia. Dalam Standart Nasional Pendidikan Anak Usia Dini No. 137 tahun 2014 pada lampiran ke 1, yaitu tentang standart isi tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 4-5 tahun salah satu nya adalah keaksaraan. Oleh karena itu mengenal huruf vocal sangatlah penting untuk anak usia dini, karena dengan anak memahami huruf, nanti nya anak akan bisa membaca.
Huruf vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia jika udara yang keluar dari paru – paru tidak terkena hambatan atau halangan.
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosiol-emosional. Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini mengunakan pembelajaran terpadu. Dimana setiap kegiatan pembelajaran mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak.
Perkembangan bahasa untuk anak taman kanak-kanak berdasarkan acuan standar pendidikan anak Perkembangan bahasa untuk anak usia dini meliputi empat pengembangan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pengembangan tersebut harus di lakukan seimbang agar memperoleh pengembangan membaca dan menulis yang optimal. Perkembangan bahasa untuk anak taman kanak-kanak berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini Permendikbud No. 137 tahun 2014, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Perkembangan bahasa anak usia dini berdasarkan kemampuan reseptif dan ekspresif hususnya untuk Usia 4-5 tahun yaitu:
- Kemampuan Reseptif
- pengembangan menyimak perkataan orang lain
- mengerti dua perintah yang di berikan bersamaan
- memahami cerita yang dibacakan
- mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat.
- Kemampuan Ekspresif
- mengulang kalimat sederhana
- menjawab pertanyaan yang sederhana
- mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, jelek dsb)
- menyebutkan kata-kata yang di kenal.
- mengutarakan pendapat kepada orang lain
- menyatakan alasan terhadap sesuatu yang di inginkan atau ketidak setujuan.
- menceritakan kembali cerita/dongeng yang peranah di dengar.
Menurut Anggraini ( dalam Artini,dkk,2011 ) kartu huruf adalah media yang berfungsi untuk mengenalkan huruf – huruf. Kartu huruf adalah media yang digunakan untuk memperkenalkan huruf – huruf kepada anak agar anak lebih mudah untuk memahami konsep huruf .
Menurut Munandar kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan (Susanto, 2012, p.97). Kemampuan mengenal huruf juga memiliki arti kemampuan dalam membedakan bentuk-bentuk dan bunyi-bunyi dari setiap huruf serta mampu menyebutkan dan menunjukkan huruf.
Beberapa orang tua , terkadang ketika mengajarkan putra putri nya dalam mengenal huruf vocal lebih sering langsung dengan buku , sehingga anak sering merasa bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang di berikan orang tua kepada putra putrinya.
Dengan permainan menyusun bahan looosepart menjadi huruf vocal menggunakan bahan yang ada disekitar anak seperti batu kerikil , tutup botol ,biji –bijian, cangkang kerang dan bahan alam lainnya bisa menstimulus anak dalam mengenal huruf vocal dengan mudah dan anak tidak mudah merasa bosan ketika di ajak belajar mengenal huruf .
Adapun cara membuat media permainan menyusun huruf vocal menggunakan bahan loosepart dan wayang huruf yaitu dengan :
Cara membuat nya :
- Kumpulkan bahan loosepart seperti batu kerikil ,tutup botol , biji – bijian ,cangkang kerang dan bahan alam lain nya sebanyak – banyaknya
- Buat kartu huruf vocal warnaa warni , kemudian diprint
- Gunting lah kartu huruf vocal tersebut
- Beri double tape pada belakang kartu huruf vocal tersebut
- Lalu tempel kan pada stik es krim
- Ambil kardus bekas, kemudian di bungkus yang rapi dan di kasih lubang untuk menempel kan kartu huruf vocal yang sudah di buat tadi.
Cara bermainnya :
- Sebelum bermain guru atau orang tua memberikan pengetahuan tentang apa yang hendak di rangkai oleh anak. Misal kan mengenal huruf vocal guru menginformasikan terlebih dahulu huruf apa yang akan anak susun sehingga anak akan berpikir untuk menyusun bahan loosepart tersebut dari pengetahuan yang dia dapat
- Anak mengambil bahan loosepart dan menyusun nya menjadi huruf vocal
- Anak menunjukkan ke guru atau orangtua nya
- Guru atau orangtua bertanya huruf apa saja yang telah mereka susun
- Anak menyebutkan huruf apa saja yang sudah mereka susun dari bahan loosepart tadi
- Jika mereka menyusun nya kurang tepat guru atau orangtua bisa membantu anak untuk berpikir dengan cara bertanya , apakah menurutmu yang dirangkai sudah benar ? sampai anak –anak paham dengan huruf vocal.
Adapun tujuan dari permainan media bahan loosepart dan wayang huruf vocal ini adalah untuk menstimulus anak dalam mengenal huruf vocal dengan mudah , yang cara mengenalnya tidak harus dengan buku ataupun dengan cara menulis, anak juga akan lebih tertarik untuk belajar lagi.
Penulis : Mimie, S.Pd, TK Negeri Pembina Arut Selatan, Pangkalan Bun – Kalteng.