Kegiatan Sains Sederhana Untuk Meningkatkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.

Guru & Murid TK ALFATH, TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL - Jateng Sedang Bermain Sains Sederhana.

RadarJateng.com, Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wadah yang sangat penting bagi orang tua dan tenaga pendidik. Ini merupakan suatu pendidikan atau pembinaan yang dimulai sejak anak usia lahir hingga enam tahun. Pendidikan ini diberikan melalui pemberian rangsangan ataupun stimulasi yang dilakukan oleh tenaga pendidik kepada peserta didik, karena mengingat usia anak yang masih cukup belia. Pemberian rangsangan atau stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dari segi jasmani maupun rohani, agar anak memiliki kesiapan mental dalam memasuki pendidikan lebih tinggi.

Hal ini sejalan dengan pengertian dari (Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014) yang menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam (Pasal 5 ayat 1) menjelaskan Struktur Kurikulum PAUD memuat program-program pengembangan yang mencakup: a) nilai agama dan moral b) fisik motorik c) kognitif d) bahasa e) sosial-emosional, dan f) seni.

Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya (Standar PAUD, 2007). Perkembangan adalah bertambahnya fungsi psikis dan fisik anak meliputi sensorik (mendengar, melihat, meraba, merasa, dan menghidu), motorik (gerakan motorik kasar, dan halus), kognitif (pengetahuan, kecerdasan), komunikasi (berbicara, dan bahasa), serta sikap religius, sosial emosional dan kreativitas (Permendikbud, nomor 146 tahun 2014).

Read More
TK ALFATH, TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL – JATENG

Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang terdapat di dalam ke enam aspek perkembangan tersebut. Perkembangan kognitif anak usia dini dapat dilatih dengan melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang mudah. Seperti pembelajaran sains dengan melakukan percobaan sederhana, merupakan kegiatan yang baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Karena dapat membantu anak untuk mengenal benda-benda yang dilihat, mengetahui sebab akibat, menyimpulkan suatu kejadian dan menceritakan apa yang sudah dilihatnya

Perkembangan kognitif pada umumnya sangat berhubungan dengan masa perkembangan motorik. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi, sehingga dapat berfikir. Perkembangan kognitif adalah proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan dalam menggunakan pengetahuannya. Kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Istilah kognisi (cognition) dimaknai sebagai setrategi untuk mereduksi kompleksitas dunia. kognisi juga dimaknai sebagai cara bagaimana manusia menggambarkan pengalaman mengenai dunia dan bagaimana mengorganisasi pengalaman mereka. Aspek yang dipantau dari Perkembangan aspek Kognitif yaitu: 1)Informasi/pengetahuan figurative, 2)Pengetahuan prosedur/operatif,  3)Pengetahuan temporal dan special, 4)Pengetahuan dan pengingat memori, menurut (Heleni Filtri, 2018)

Pembelajaran sains merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan sehingga tidak membosankan bagi anak. Karena dalam pembelajaran sains anak diberi kesempatan untuk terlibat langsung dan dapat menggali rasa ingin tahu anak. Program pendidikan yang dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi anak melalui kegiatan bereksplorasi. Dalam pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan anak untuk melatih kemampuan berfikir menurut (Evy Setyowati,2014). Pembelajaran di TK Alfath dalam aspek kognitif pada lingkup perkembangan pengetahuan umum dan dan sains kelompok B sesuai dengan kemampuan yang harus dicapai anak antara lain pengetahuan mengenal warna, ukuran, membedakan bentuk, mengurutkan pola, membedakan bermacam-macam rasa, mengenal sebab akibat, dan anak mulai bisa menceritakan apa yang terjadi jika warna dicampur atau biji-bijian ditanam dengan bahasa yg sederhana,konsep-konsep itu merupakan dasar bagi pembelajaran kognitif.

Sains Sederhana Yang Menyenangkan

Adapun proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini Pieget berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak, adalah:

  1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.
  2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya.
  3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
  4. Agar anak mampu memahami simbol-simbol yang tersebar di dunia sekitarnya.
  5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah (percobaan).
  6. Agar anak mampu memcahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.
Bahan – Bahan Sains Sederhana

Secara sederhana, perkembangan kognitif terdiri atas dua bidang, yakni logika matematika dan sains. Oleh karena itu, cara meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini juga berkutat seputar dua bidang pelajaran tersebut, yakni logika matematika dan sains. Beberapa langkah berikut ini bisa dilakukan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini.

  1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Berpikir logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan ini dapat mendidik kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar dalam menjadikan anak-anak semakin dewasa dengan keputusan-keputusan matangnya
  2. Menemukan Hubungan Sebab-Akibat. Dari dua hubungan tersebut, dapat diketahui bahwa akibat dari satu peristiwa ada sebabnya. Misalnya, penyebab kematian adalah sakit, penyebab rumah terbakar adalah hubungan arus pendek dan lain sebagainya.
  3. Meningkatkan pengertian pada Bilangan

PENULIS  : DESI KARUNIA SARI, S.Pd TK ALFATH, TAMBAKREJO KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

Related posts