RadarJateng.com, Pendidikan – Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (Undang-undang Sisdiknas tahun 2003). Anak pada usia ini sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat.
Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada enam aspek perkembangan yang perlu dikembangkan untuk membentuk anak yang berkarakter sesuai tahap perkembangannya. Enam aspek perkembangan tersebut adalah Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Sosial Emosional, Kognitif, Bahasa dan Seni.
Salah satu aspek yang akan dibahas oleh penulis adalah aspek perkembangan Fisik Motorik. Perkembangan Fisik motorik ada 2 yaitu Motorik kasar dan Motorik Halus. Perkembangan Motorik Kasar melibatkan otot-otot besar, sedangkan motorik halus adalah gerakan yang melibatkan otot-otot yang lebih kecil, seperti jari, tangan, pergelangan tangan, bibir dan lidah anak.
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain yang menyenangkan akan memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku. Hal ini sangat sesuai dengan pendapat Musfiroh (2005) bahwa bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan bagi anak-anak bermain juga merupakan suatu kebutuhan uang harus dipenuhi.
Yang menjadi perhatian penulis adalah meningkatkan Motorik Kasar anak melalui permainan tradisional engklek. Permainan tradisional adalah permainan yang tumbuh di masyarakat dan hidup sampai sekarang, biasanya peninggalan nenek moyang dan erat kaitannya dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan permainan engklek adalah permainan tradisional yang dimainkan di atas bidang datar bisa lantai, tanah, jalanan, dll, permainan berupa gambar 8 buah kotak dan sebuah gambar gunung. Biasanya dimainkan oleh 2 sampai 5 orang peserta. Permainan ini menggunakan gaco biasanya terbuat dari pecahan genteng atau keramik.
Cara memainkan engklek yaitu gaco dilempar pada kotak pertama. Setelah itu pemain mulai melompat-lompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lain secara berurutan, kecuali kotak tempat gaco. Kemudian, pemain kembali ke tempat asal tetap dengan cara melompat dengan satu kaki sambil mengambil gaco.
Menurut Indriyani,dkk (2021) manfaat bermain engklek bagi anak diantaranya adalah dapat belajar disiplin, tanggung jawab dan bekerja sama. Rochmani (2016) mengatakan bahwa permainan tradisional engklek dapat mengasah kemampuan motorik anak yaitu dengan melompat. Sedangkan Prantoro (2015) mengatakan bahwa dengan bermain engklek, anak dapat mengembangkan keterampilan sosial, seperti interaksi, penerimaan teman sebaya, membina hubungan dengan kelompok serta mengatasi konflik dalam bermain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manfaat permainan tradisional engklek bagi anak diantaranya adalah:
- Mengembangkan kemampuan fisik anak agar menjadi kuat yaitu dengan melompat satu kaki sebagai penumpu dan menggunakan dua kaki pada saat pendaratan.
- Mengenbangkan keterampilan sosial dan dapat bekerja sama
- Pengenalan matematika, anak akan melompat sesuai dengan jumlah gaco
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, membuat strategi untuk menentukan pilihan tempat untuk dilempari gaco.
Penulis: Siti Nurjanah, S. Pd Guru TK PWS Kota Palembang