Pentingnya Loose Parts Untuk Perkembangan Anak Usia Dini

Murid TK Negeri Pembina Salakan, Sulawesi TengahBermain Loose Parts

RadarJateng.com, Pendidikan Belajar melalui bermain adalah pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini, bermain merupakan dunia yang tidak bisa dihindari oleh anak. Karena bagi anak bermain merupakan hal yang menyenangkan Tidak hanya itu , anak juga dapat belajar tentang kehidupan dari bermain setiap hari.

Cara mendidik anak usia dini yang benar adalah dengan belajar sambil bermain, bukan memberikan materi PAUD yang sebenarnya, karena anak kehidupan tidak dapat dipisahkan dari bermain.

Dalam kegiatan bermainnya terlihat anak usia dini lebih senang bermain dengan bahan permainan yang ada disekitarnya seperti pasir, batu, dedaunan, peralatan minum dan peralatan makan dibandingkan dengan menggunakan mainan yang sudah siap pakai.

Read More
Media Looseparts

Dunia anak adalah dunia bermain. Sepanjang hari, setiap saat, hidup anak di penuhi dengan keceriaan dengan bermain. Bagi anak, bermain sesuatu yang menyenangkan. Bermain sendiri menyenangkan, bermain bersama orang tua menyenangkan, apalagi bermain bersama anak lain. Tentunya bermain lebih mengasyikkan dengan adanya benda-benda yang hadir di depan anak, dapat diamati, dipegang dan dimainkan anak. Bagi anak laki-laki ataupun perempuan pada umumnya memiliki mainan faforit masing masing. Berbagai mainan bisa menjadi mainan favorit anak, seperti bermain gundu, pasaran dengan daun daun dan bunga, bermain air, pasir, lumpur dan tanah liat menjadi mainan masa kecil yang sangat menyenangkan.

Pengembang teori Loose Parts adalah seorang arsitek kelahiran London yang bernama Simon Nicholson yang menerbitkan karyanya tentang How not to Cheat Chidren – the Theory of loose part “. Sebagai seorang arsitek, Nicholson menyatakan bahwa lingkungan adalah tempat interaktif bagi anak, dimana anak itu sendiri terlahir sebagai pribadi yang kreatif. Dengan lingkungan yang terbuka maka interaksi anak dengan lingkungan akan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang membuat anak bisa menjadi penemu.

Menurut Sally Haughey, pendiri Fairy Dust Teaching , loose parts diartikan sebagai bahan bahan yang terbuka, dapat terpisah , dapat dijadikan satu kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan bahan-bahan lain. Dapat berupa benda alam ataupun sintetis.

Dari definisi yang diungkapkan Haughey, maka ketika anak bermain dengan loose part, anak bisa memainkan loose parts sesuai dengan keinginannya. Anak mudah menggeser benda-benda yang telah di taruhnya di suatu tempat sebagai komponen dari satu bentuk tertentu.Begitu anak secara spontan menggeser salah satu benda-benda tersebut, maka struktur dari karya bisa berubah. Apalagi ketika ditambahkan beberapa barang lain baik yang sejenis atau yang tidak sejenis, maka secara keseluruhan bisa  mengubah tampilan karya yang dibuat anak. Loose Parts  memiliki sifat terbuka, sehingga sangat lentur, mudah untuk diubah, ditambahkan, dimodifikasi dan lain sebagainya.

Karena sifat loose parts yang terbuka, maka dalam memainkannya, anak tidak perlu menggunakan perekat yang menyebabkan benda-benda terikat secara permanen. Ikatan satu benda dengan benda lainnya lebih dimaksudkan berupa rangkaian yang mudah dirakit dan di lepas, dipasang dan di bongkar. Itulah sebabnya loose parts dapat digunakan berulang kali,  tanpa batas dan bebas digunakan untuk dijadikan apapun sesuai ide atau keinginan penggunaannya. Bahkan setelah selesai digunakan, maka loose parts dapat berfungsi sebagai karakter asalnya, dikembalikan ke tempat semula dan begitu ia butuhkan maka dapat digunakan kembali. Loose Parts adalah barang barang yang mudah digunakan, murah harganya, mujarab manfaatnya.

Berbagai macam media looseparts

Diane Kashin sebagai peneliti tentang Technology Inquiry Based Learning menuliskan di dalam blog-nya  bahwa dengan bermain loose part maka anak akan menjadi pencipta/ perancang daripada sekedar menjadi pencipta atau perancang daripada sekedar menjadi pemakai (Loose Parts: Children as Creators rather than Consumers). Kashin mengatakan bahwa loose part merupakan material bebas dari apa saja yang dapat dimainkan anak, dapat berupa benda benda alam, benda benda daur ulang dan benda benda buatan pabrik. Yang dimaksud benda-benda alam adalah adalah benda-benda yang ditemukan di alam apa adanya, misalnya pasir, daun, ranting, bunga , batu, tanah, kerang dsb. Loose Parts  juga dapat berupa benda benda daur ulang, misalnya bungkus permen, wadah-wadah bungkus permen, wadah-wadah bekas makanan, kemasan, kardus dan sebagainya. Sementara loose parts juga dapat berupa benda-benda buatan pabrik, misalnya perkakas rumah tangga, mebeler, mainan jadi, mur dan lain sebagainya.

Ada banyak alasan mengapa ruang bermain perlu memiliki berbagai loose parts, sehingga lingkungan belajar anak menjadi lingkungan yang interaktif, yang memungkinkan anak dapat bermain secara aktif.

Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Loose Part

ketika anak memahami bahwa anak dapat mendaur ulang barang bekas dan menggunakannya sebagai mainan dan merakitnya secara kreatif agar berguna. Loose Part ini membuat aktivitas bermain lebih bermakna dengan membuat Anda merasa sedang mencoba membuat karya baru dengan menggunakan berbagai bahan.

Tujuan pembelajaran dengan media bahan loose part adalah anak-anak akan menjadi lebih kreatif karena mereka bebas berkreasi membongkar pasang bahan loose part yang disediakan sesuai dengan imajinasi mereka. Selain itu mereka juga bisa memanfaatkan benda-benda di sekeliling mereka dan ikut memelihara lingkungan ketika mereka memahamai bahwa barang-barang bekas dapat didaur ulang dan dijadikan sebagai bahan untuk bermain dan berkreativitas merakitnya menjadi barang yang berguna.

contoh media looseparts

Melalui loose part ini, anak akan merasa tertantang untuk dapat menciptakan suatu kreasi baru dengan berbagai bahan yang disediakan, sehingga kegiatan bermain menjadi lebih bermakna.

Oleh karena itu, guru atau orang tua harus mampu memberikan stimulus menggunakan bahan dan alat permainan yang beragam sehingga mampu merangsang perkembangan dan keterampilan anak, menjadikan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang selalu mencintai dan menghargai lingkungan.

Penulis : Andi Sukmayani, S. Pd , Guru TK Negeri Pembina Salakan, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Related posts