RadarJateng.com, Pendidikan – Dalam rangka usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, metode dan media pembelajaran yang digunakan dan mutu guru yang berkualitas di pendidikan anak usia dini merupakan sarana pendidikan yang memengang peranan sangat penting. Pendidikan anak usia dini tanpa media pembelajaran yang memadai dan mutu guru yang berkualitas kurang bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik.
Dalam perkembangan anak usia dini, ada beberapa aspek yang harus dikembangkan yaitu kognitif, bahasa, motorik, nilai agama moral, dan sosial emosional. melalui adanya tugas perkembangan yang diemban anak –anak, diperlukan adanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak yang selalu “dibungkus” dengan permainan, suasana riang, enteng, bernyanyi dan menari. Bukan pembelajaran yang penuh dengan tugas-tugas berat, apalagi dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiasaan yang tidak sederhana lagi seperti paksaan untuk membaca, menulis, berhitung dengan segala pekerjaan rumahnya yang melebihi kemampuan anak-anak.
Dari beberapa aspek perkembangan yang telah dipaparkan di atas, salah satunya adalah aspek perkembangan motorik. Aspek ini dibagi menjadi 2 yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah kemampuan melatih gerakan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh pada anak, seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat bergantung, melempar dan mengangkap, serta menjaga keseimbangan 3 . Motorik halus adalah gerakan pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan 4 . Kemampuan motorik halus anak akan dikatakan terlambat bila usianya pada anak 6 tahun belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak – anak yang mengalami keterlambatan dalam motorik halus nya mengalami kesulitan untuk mengkoordinakasikan gerakan tangan dan jari – jari secara fleksibel
Salah satu cara untuk mengembangkan motorik halus adalah dengan kegiatan mengecap. Mengecap adalah menirukan bentuk atau gambar sesuai dengan alat cap atau bisa juga dengan jari. Menurut Catur Budi, mencetak bisa juga menggunakan pelat atau stempel. Sempel tersebut berbentuk gambar – gambar yang timbul, selanjutnya diberi tinta dan kemudian dipindahkan ke kertas. Mengecap juga bisa dengan memanfaatkan bahan alam, seperti pelepah pisang, pelepah pohon pepaya, dan bawang
Banyak media yang bisa digunakan untuk kegiatan mengecap. Salah satunya adalah dengan kegiatan mengecap dengan spon. Kegiatan mengecap dengan spon dapat melatih motorik halus anak melalui koordinasi gerakan tangan dan jari-jari yang membutuhkan untuk memengang dan menggerakkan spon. Melalui kegiatan mengecap dengan spon, anak seolah dituntut untuk menjadi lebih tekun, telaten dan teliti tanpa merasa bosan.
Cara mengecap dengan spon.
Alat dan bahan :
Spon, pewarna makanan, pola.
Cara membuat :
- Siapkan pola yang sudah digunting tengahnya, kemudian tempel di atas kertas. Solasi atau lem agar tidak lepas.
- Siapkan spon dan pewarna.
- Celupkan spon kedalam pewarna kemudian cap diatas pola yang sudah tertempel.
- Buka pola tersebut, dan pola yang sudah dicap dengan spon akan tertempel pada kertas.
Selamat mencoba.
Penulis : Fitriani, S.Pd, Tk Dharma Wanita Persatuan Kemiri ,Kec.Sidoarjo Kab. Sidoarjo Jawa Timur