RadarJateng.com, Pendidikan – Menurut Undang-undang tentang Perlindungan terhadap Anak (UU RI Nomor 32 Tahun 2002) Bab I Pasal 1 dinyatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 28 ayat 1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun yang tergambar dalam pernyataan yang berbunyi: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Sisdiknas, 2003).
Sementara itu menurut direktorat pendidikan anak usia dini (PAUD), pengertian anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun, baik yang terlayani maupun yang tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini. Yuliani Sujiono (2014) menyatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan hingga usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan bagi pembentukan karakter dan kepribadian anak serta kemampuan intelektualnya. Sementara itu menurut The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-8 tahun. Menurut definisi ini anak usia dini adalah kelompok yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan (Wijana D Widarmi, 2013: 1.13).
Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah mereka yang berusia di bawah 6 tahun termasuk mereka yang masih berada dalam kandungan yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, kepribadian, dan intelektualnya baik yang terlayani maupun tidak terlayani di lembaga pendidikan anak usia dini.
Anak Usia Dini merupakan anak yang sedang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan bahasa. Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dan perkembangan anak bersifat progesif, sistematis dan berkesinambungan. Setiap aspek saling berkaitan satu sama lain, terhambatnya satu aspek perkembangan tertentu akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.
Memperkenalkan sekolah pada anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin, dengan tujuan agar anak siap dalam menghadapi pendidikan formal selanjutnya. Namun, tetap harus mempertimbangkan kesiapan (readiness) dan kematangan (maturation) anak dalam menghadapi situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga. Taman kanak-kanak adalah tempat yang tepat untuk menumbuhkembangkan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki tahap perkembangan selanjutnya.
Seorang anak yang sudah memasuki pendidikan PAUD perlu dikenalkan dengan konsep perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini merupakan pengetahuan dasar yang akan berdampak besar untuk kehidupannya di masa yang akan datang. Masa usia golden age merupakan umur ketika banyak pertanyaan yang datang. Rasa ingin tahunya cukup besar akan suatu hal. Oleh karenanya, jika guru dan orang tua ingin mengajarkan pada anak tentang nikmatnya hidup bersih dan sehat, maka jabarkanlah manfaat yang bisa didapatkan ketika anak mau mengamalkannya.
Anak-anak akan lebih percaya dengan bukti nyata yang terlihat didepan matanya sendiri daripada kata-kata yang terucap saja. Konsep perilaku hidup bersih dan sehat yang juga diterapkan di sekolah dan lingkungan akan memberikan pemahaman bahwa ketika anak-anak bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan, maka akan ada dampak baiknya untuk diri sendiri dan lingkungan.
Rutin mengajak anak untuk cuci tangan
Salah satu upaya yang bisa diajarkan tentang kebersihan dan kesehatan adalah dengan rutin mencuci tangan. Berikan pemahaman tentang kapan saja anak-anak harus mencuci tangannya, juga berikan penjelasan tentang aturan mencuci tangan yang benar. Berikan pemahaman dan pengenalan mencuci tangan yang benar dengan cara demonstrasi langsung atau bisa juga dengan pengenalan melalui lagu, maka anak-anak akan lebih cepat memahaminya.
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar? Jelaskan konsep perilaku hidup bersih dan sehat dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Ajak anak untuk mendatangi keran yang mengalirkan air, cuci tangan dengan sabun selama 20 detik, membersihkan sela jarinya, kemudian bilas dengan bersih. Anak pun bebas beraktivitas kembali tanpa takut kuman datang dari tangan.
Mengajarkan pentingnya kesehatan gigi dan mulut
Anak-anak tak akan pernah menolak bila diberi sesuatu yang manis. Makanan berupa coklat, permen, kue, es krim, dan lainnya akan memacunya untuk lebih bersemangat. Meski demikian, mengajarkannya untuk paham tentang kebersihan gigi dan mulut juga harus dibiasakan sejak dini. Biasakan untuk rajin menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur akan memberikan pemahaman tentang konsep perilaku hidup bersih dan sehat. Sebuah kegiatan yang dijalankan terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan yang tidak akan lepas dari anak-anak sekalipun tidak diingatkan.
Membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya menjadi sebuah pemahaman yang harus diajarkan pada anak. Pribadi yang terbiasa menghargai lingkungan akan membawa kebiasaan itu hingga mereka dewasa kelak. Seorang anak yang senang membuang sampah pada tempatnya adalah cerminan pribadi yang baik, bersih dan sehat. Tanamkan pemahaman pada anak bahwa lingkungan sekitar yang bersih dapat membawa kesehatan untuk diri sendiri dan orang-orang sekitar.
Mengajarkan untuk menutup mulut dan hidung saat bersin
Konsep perilaku hidup bersih dan sehat yang dikenalkan di PAUD merupakan contoh adab pada diri sendiri dan lingkungan. Termasuk di dalamnya mengajarkan untuk menutup mulut dan hidung saat bersin. Hal ini berkaitan dengan kesopanan dan tata laku yang baik. Dengan membiasakan diri untuk selalu bersikap sopan kepada orang lain, seorang anak telah dibekali ilmu adab yang akan berlaku pada diriya sampai dewasa.
Mengajarkan konsep 3R (rudese, reuse, recycle)
Apakah pengertian 3R itu?Secara umum istilah ini kerap digunakan untuk pengolahan sampah dengan benar.
Reduse adalah proses mengurangi sampah. Dalam hal ini anak-anak akan diajarkan untuk mengurangi barang-barang yang potensial menjadi sampah seperti plastik. Guru bisa bekerja sama dengan orang tua untuk membawa bekal makanan sendiri daripada jajanan yang berbungkus plastik.
Reuse adalah proses menggunakan kembali. Artinya anak-anak diajarkan untuk bisa memakai kembali barang-barang yang biasanya langsung dibuang, agar bisa dimanfaatkan kembali. Misalnya botol minuman plastik dibuat menjadi pot tanaman hias.
Recycle adalah proses mendaur ulang yang memanfaatkan barang yang telah dipakai kemudian diubah menjadi bentuk baru. Misalnya membuat tas dari plastik bungkus minuman sachet atau juga plastik bungkus kopi. Hal ini termasuk dalam recycle yang bisa diperkenalkan kepada anak-anak sejak bersekolah di PAUD.
Anak-anak adalah sosok pembelajar yang hebat. Mengajarkan konsep perilaku hidup bersih dan sehat selama di PAUD tentu akan menjadi pengalaman yang mengesankan. Apalagi jika hal ini dilakukan bersama-sama teman sebayanya. Semangat anak-anak untuk ikut terlibat dalam semua kegiatan juga akan menjadi sebuah motivasi tersendiri yang menyenangkan bagi mereka.
Penulis : Cucun Cunayah, S.Pd Guru TK Harapan Bunda Banjarlor, Banjarharjo-Brebes-Jawa Tengah