RadarJateng.com, Pendidikan – Mengapa kita membahas soal parenting? Karena begitu pentingnya pola asuh orang tua terhadap anaknya yang mana akan membentuk sikap, kepribadian dan karakter anak. Begitu pentingnya parenting ini bagi kita hingga banyak sekolah-sekolah maupun pengajian atau kegiatan kerohanian yang membahas mengenai pola pengasuhan anak. Pola asuh orang tua terhadap anaknya sangat penting karena akan dijadikan bekal untuk masa depan anak. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang kelak akan mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Untuk itu anak adalah aset terpenting bagi masa depan bangsa kita.
Membaas mengenai parenting berarti kita harus memperhatikan cara pola asuh mendidik anak bagaimana orang tua memberikan perlindungan, perawatan dan mengamati perkembangan yang sehat juga kegiatan anak dari bayi hingga tumbuh dewasa. Jika orang tua tahu betapa besarnya pengaruh ilmu parenting, kemungkinan orang tua akan banyak mengikuti ilmu parenting, entah dari seminar, mendengarkan, maupun membaca. Terkadang orang tua tidak sadar bahwa mengasuh anak itu penting. Karena kita sedang menyiapkan masa depan untuk menjadikan generasi yang lebih baik.
Dalam Islam seluruh ajaran yang terkandung di dalamnya memberikan petunjuk, arah, dan aturan-aturan (syariah) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga konsep dalam beragama Islam adalah sebagai way of life . Islam merupakan agama yang Allah turunkan dengan pedoman kitab suci Alqur’an dan petunjuk dari nabi Muhammad saw hingga akhir zaman. Way of life atau yang disebut pandangan hidup ini adalah segala kegiatan yang dilakukan manusia harus sesuai dengan ajaran Islam baik itu kegiatan yang berada di rumah, di sekolah, maupun di Masyarakat. Dari konsep inilah hendaknya orang tua mengambil Langkah untuk mendidik anak secara Islami dengan nilai-nilai Islam yang ditanamkan sejak dini kepada anak.
Dalam buku “Pendidikan Anak Dalam Islam” yang ditulis oleh Dr. Abdullah Nashih Ulwan membahas seputar pendidikan anak dalam islam yang diawali dari masalah perkawinan yang dikaitkan dengan Pendidikan anak. Dalam goresannya beliau mengatakan bahwa masalah perkawinan dapat ditinjau dari beberapa aspek diantaranya aspek perkawinan sebagai fitrah insani, aspek perkawinan sebagai kemaslahatan sosial, dan aspek perkawinan berdasarkan pilihan. Dari aspek ketiga ini dapat menjelaskan letak pertautan antara pendidik yang memikul tanggung jawab, melahirkan anak, mengakui keturunan anak, memelihara Kesehatan jasmani dan akhlak, menumbuhkan perasaan kasih sayang kedua orang tua kepada anak, dan saling membantu antara suami dan istri dalam mendidik anak, mengatasi kenakalan-kenakalan anak serta menyiapkan anak menjadi generasi yang lebih baik.
Melangkah lebih maju, setelah pernikahan terjadi maka yang ditunggu-tunggu kemudian adalah lahirnya keturunan buah hasil kasih sayang dari pernikahan yang baik atau hubungan halal. Tanggung jawab mengasuh anak bukanlah hanya pada seorang ibu, melainkan kedua orang tua. serupa yang diungkapkan dalam sebuah hadist Rasulullah SAW :
إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُم
“Sesungguhnya anak-anak kalian adalah dari hasil usaha (-didikan-) kalian (orang tua)…”
(HR. Ibnu Majah Hadits No 2283).
Maka hendaknya orang tua memahami bahwasanya pengasuhan anak berada pada kedua orang tuanya. Orang tua hendaknya saling bersinergi dalam merawat, mengasuh dan memberikan kasing sayang pada anaknya. Perhatian pada anak tidak hanya diserahkan pada ibunya saja, justru peran ayah juga tak kalah penting untuk menumbuhkembangkan psikologi anak apalagi terkait peran kedua orang tuanya dalam kedamaian pada anak.
Anak merupakan Qurrota a’yun bagi orang tuanya, adalah bagaikan kertas putih bersih tanpa noda dan goresan. Pada dirinya menggambarkan sketsa dan nuansa pelukisnya, ia menjadi seperti apa tempat lingkungannya mewarnainya, dan ia akan meniru semua hal yang lingkungan ajarkan kepadanya. Inilah yang harus orang tua pahami dari tumbuh kembang anaknya. Lalu bagaimanakah perlakuan yang baik pada anak sesuai Tingkat usianya?
- Usia 0-5 tahun. Melakukan anak sebagai raja, dimana orang tua memberikan kebutuhan dan fasilitas untuk anak agar perkembangan anak optimal. Secara psikologis, usia 0-5 tahun merupakan landasan untuk membentuk kepribadian dan karakter anak, sehingga peran orang tua sangat besar pengaruhnya
- Usia 6-14 tahun. Melakukan anak sebagai tahanan perang, dimana orangtua menanamkan aturan, disiplin, dan ilmu agama kepada anak. Pada masa ini, olah raga yang disunnahkan adalah berenang, memanah, dan berkuda
- Usia > 14 tahun. Anak sudah baligh, melakukan anak sebagai seorang pemimpin. Pada masa ini, orangtua berperan sebagai mitra anak.
Semoga kita semua dapat memberikan yang terbaik bagi putra-putri kita sebagai generasi penerus bangsa, aset masa depan bagi orang, bangsa dan negara.
Penulis, Fika Nurul ‘Aini Syam, S.Pd Guru TK Aisyiyah Cabang Kartasura, Sukoharjo – Jawa Tengah