RadarJateng.com, Pendidikan – Konsep Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan Pendidikan untuk mengembangkan aspek perkembangan dan pertumbuhan pada anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, kognitif. Fisik motoric, Bahasa, social emosional, serta seni. Pendidikan anak usia dini (PAUD) juga dapat dilaksanakan melalui tiga jlaur, yaitu jalur formal seperti TK, RA kemudian jalur nonformal seperti Kober dan TPA serta yang terakhir jalur informal yaitu Pendidikan yang diberikan melaui keluarga. Pentingnya mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak termasuk dalam hal mengenal huruf. Pembelajaran pengenalan huruf yang sangat konvensional atau monoton dapat menyebabkan anak bosan dan tidak termotivasi dengan kegiatan mengenal huruf. Oleh karena itu diperlukan media-media pembelajaran yang bervariasi dalam mengenalkan huruf pada anak.
Salah satu upaya untuk membedakan huruf “b dan d” pada anak usia 5-6 tahun dengan menggunakan media yang yang digunakan oleh guru. Dengan adanya media anak dapat mengenal simbol-simbol, bentuk dan bunyi huruf/ kata agar aspek perkembangan Bahasa anak menurut Firdaus (2019,p.67) kemampuan keaksaraan yang baik erat dengan kemampuan membaca dan menulis anak. Anak-anak harus sudah memahami konsep alfabet sebagai bekal kemampuan membaca, menulis dan bahasanya. Oleh karena itu, diperlukan media untuk menstimulus perkembangan mengenal huruf untuk anak.
Menurut Guslinda & Kurnia (2018,p.1) media merupakan perantara atau pengantar. Secara umum media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media dikenal dalam bidang komunikasi.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi anak untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting menunjang kualitas proses belajar mengajar (Abi Hamid, Ramadhani dkk,2020,p.8). Peran media dalam pengenalan huruf di TK yaitu seorang guru dalam proses pembelajaran hendaknya menyediakan suatu media yang menarik yang dapat dimainkan oleh anak dan sebagai alat bantu dalam menyampaikan suatu informasi, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat anak dalam proses belajar.
Dalam penelitian yang sudah dilakukan untuk menstimulasi perkembangan anak dalam membedakan huruf “b” dan “d” saya mencoba membuat media dari kardus bekas yaitu dadu huruf. Dadu adalah sebuah benda yang berbentuk kubus. Pada keenam sisi-sisinya biasanya tertera gambar lubang-lubang yang berbeda jumlahnya. Gambar lubang atau lingkaran satu pada satu sisi, lingkaran atau lubang dua pada satu sisi demikian seterusnya pada sisi-sisi yang lainnya. Sebuah kubus homogen memiliki peluang yang sama pada masing-masing sisinya jika terhadapnya dilakukan sebuah lemparan sehingga dikatakan adil.
Penerapan permainan lempar dadu bertujuan untuk menarik perhatian anak dan memotivasi anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Permainan lempar dadu sebagai media atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam mengenalkan konsep lambang huruf pada anak. Permainan lempar dadu juga dapat dikreasikan menjadi berbagai macam permainan yang lebih menarik dan menantang. Oleh sebab itu guru mampu menciptakan permainan yang menarik dan juga menyenangkan.
Di TK NGASINAN Kecamatan Bulu, penulis menggunakan metode Project Based Learning (PJBL) dengan media dadu huruf. Media tersebut sangat membantu dan efektif untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membedakan huruf “b” dan “d”. Project Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah menurut DIRJEN DIKTI (dalam hand out Cholisin : 2006).
Dengan menggunakan metode PJBL anak-anak bukan hanya mudah mengenal dan membedakan huruf “b” dan “d”, namun juga akan membuat anak dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komunikasi, memeberikan pembelajaran praktik dalam mengorganisasi suatu proyek.Menambah pengetahuan dan pengalaman baru serta memudahkan guru untuk menyampaikan informasi dan melakukan variasi penyampaian materi.
Penulis : SARNI, S.Pd Guru TK NGASINAN, Sukoharjo – Jawa Tengah