RadarJateng.com, Pendidikan – Kecerdasan interpersonal bisa juga dikatakan kecerdasan sosial, sebagai kemampuan dan ketrampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi, dan mempertahankan relasi sosial. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain termasuk mengetahui bagaimana cara interaksi dengan orang lain mengerti emosi dan perspektif mereka dan mampu bekerja secara efektif dalam tim. Kecerdasan interpersonal merupakan bagian dari kecerdasan ganda. Kecerdasan majemuk merupakan potensi yang telah ada sejak usia o bulan. Potensi tersebut potensi genetik dari kedua orang tuanya bersifat hereditas.
Kecerdasan tersebut akan semakin nampak jika di rangsang, dilatih dan dikembangkan. Kecerdasan interpersonal sangatlah penting karena berhubungan dengan tingkat sosialisasi, dan sangat mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang, saat hidup dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Karena indikator dari mempunyai interpersonal intelligence antara lain, mempunyai komunikasi sosial yang baik, mempunyai pemikiran akan diri orang disekitarnya, dan mempunyai sensitifitas untuk merespon keadaan disekelilingnya. Dilihat dari pentingnya individu untuk mempunyai kecerdasan interpersonal, maka alangkah baiknya dikembangkan sejak dini. Anak usia dini adalah individu dengan kategori usia 0-6, yang mempunyai masa potensial untuk menerima berbagai pengalaman pembelajaran dari berbagai panca indra dan sensori pada tubuhnya. Pengembangan kemampuan anak akan lebih terarah, terencana dengan berbagai metode penerapan pembelajaran di lembaga PAUD.
Pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal ini adalah dengan metode bermain peran. Metode bermain peran, merupakan metode yang mengajak anak untuk mau menjalin hubungan dengan orang lain, melakukan kegiatan bersamaan, menyimak dan mengungkapkan bahasa, sehingga membentuk karakter komunikatif dan bersahabat. Karakter tersebut bagian indikator dari kecerdasan interpersonal. Metode bermain peran merupakan salah satu dari pendekatan pembelajaran anak usia dini, yang mampu mengembangkan berbagai aspek dan juga dilakukan dengan bermain. Metode bermain peran ini, mampu menstimulasi agar anak aktif dalam kegiatan dan mempunyai pengalaman langsung sehingga anak mampu mengamati dan memahami secara langsung, yang membuat pengalaman belajarnya terasa lebih nyata.
Metode bermain peran, merupakan metode yang mengikutsertakan beberapa anak dalam satu kegiatan, sehingga membuat anak harus mau menjalani interaksi dengan teman dikelompoknya. Bermain peran adalah mengimajinasikan perilaku, watak dalam pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian di waktu yang akan datang, atau padasaat ini, yang penting atau situasi imajinatif. Anak-anak menjadi tokoh pemeran, berimajinasi untuk menjadi orang lain dengan memahami peran untuk menghayati tokoh yang diperankan, sesuai dengan karakter, dan motivasi yang dibentuk oleh tokoh yang telah ditentukan. Pendampingan guru dilakukan, anak diminta, dilatih untuk belajar menyimak dan mengungkapkan bahasa. Sehingga anak dirangsang untuk mau membangun komunikasi dengan anak lainnya. Metode bermain peran dilakukan bersamaan, untuk melatih anak mengerti tanggung jawab saat melakukan kerjasama.
Bermain peran merupakan pendekatan pembelajaran dimana para pemain yang menjadi tokoh-tokoh imajinasi atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan kreatifitas imaijinasi dan penghayatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan, dan menjalankan fungsi tokoh yang dipegangnya. Pelaksanaan bermain peran di TK Dharma wanita Persatuan 1 Gondowangi dengan tema penjual jamu dengan penataan kelas ada toko dan ada tempat minum jamu di tempat menggunakan meja kecil, Guru melakukan penyamaan pandangan (apersepsi), tentang bermain peran sesuai tema hari itu, dilakukan dengan bercakap – cakap atau tanya jawab. Setelah itu, pemilihan peran, bersifat bebas terpimpin, anak yang berminat boleh mengajukan, sesuai dengan pemahaman anak terhadap isi peran yang akan dimainkan.Setelah itu baru dimulai kegiatan bermain peran.
Kegiatan bermain peran berjalan berdasarkan arahan gurudan hasil bercakap- cakap. Saat kegiatan bermain peran, berlangsung terlihat interaksi antar anak dalam sosialisasi dan komunikasi. Selain itu ada interaksi ekspresi dan gerak pada anak sesuai peran yang diberikan, terlihat anak mendengarkan dengan menyimak bahasa yang diucapkan oleh temannya, dan dapat melihat secara baik hubungan antara berbagai peran yang dimainkan bersama. Dan sebagai upaya guru agar kegiatan bermain peran berjalan dengan baik, guru memberikan penguatan kepada anak yang masih pemalu atau ragu untuk berinteraksi. Maka guru akan menstimulasi anak dengan kalimat yang mudah diucapkan anak, atau memberikan kalimat pertama pada anak untuk membantu menstimulasi rasa percaya diri. Selain itu anak mau untuk lebih bersosialisasi dengan temannya lainnya sehingga memperluas sosialisasi dan meningkatkan kecerdasan interpersonal.
Penulis, Sumariana, S. Pd. Guru TK Dharma Wanita Persatuan 1 Gondowangi, Malang – Jawa Timur