RadarJateng.com, Pendidikan – Secara institusional, Pendidikan Anak Usia Dini juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan, baik koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple intelegences), maupun kecerdasan spiritual. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Anak Usia Dini, penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Usia Dini di sesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh Anak Usia Dini itu sendiri.
Pada akhir abad 20 muncul bentuk kecerdasan yang menyatakan bahwa kecerdasan tidak hanya dilihat dari aspek intelektual saja akan tetapi juga meliputi kemampuan lain yang terkait untuk memecahkan masalah sehingga tidak hanya mengungkap aspek-aspek kognitif saja, namun juga aspek emosional, moral, sosial, dan spiritual. Akhirnya pada tahun 1993 Howard Gardner menyampaikan tentang kecerdasan naturalis, kecerdasn naturalis adalah keahlian mengenali dan mngkategorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan sekitar, mengenali keberadaan spesies. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi mereka yang dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset CD dan lainnya (dalam Yuliani, 2011).
Salah satu kecerdasan yang diungkapkan Howard Gardner adalah kecerdasan Naturalis. Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang memiliki kemampuan untuk memahami lingkungan sekitar (flora, fauna, bunga, pohon, hewan dan lainnya) memahami dampak alam terhadap diri sendiri. Kecerdasan naturalis adalah kecerdasan yang mengenali dan mengkalrifikasikan flora dan fauna serta menikmati persekutuan dengan alam.
Kecerdasan naturalis dapat ditingkatkan salah satunya dengan kegiatan menanam, karena anak melakukan kegiatan dengan kegiatan yang nyata dan juga menarik perhatian anak dalam mengetahui hal baru yaitu menanam dan kegiatan yang dikemas dalam kegiatan yang keratif, menarik dan inovatif (Yasbita, Rosarina, dan anisa, 2017). Kegiatan yang menyenangkan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan pembelajaran nyata dan diberikan kesempatan untuk memamhami dan melakukan kegiatan (Muninggar dan Achmad).
Selain untuk stimulasi kecerdasan naturalis, kegiatan menanam juga mempunyai manfaat lain untuk anak usia dini. Beberapa manfaat kegiatan menanam untuk anak usia dini adalah :
- Meningkatkan kecerdasan naturalis.
- Mengenalkan pada anak aneka jenis tanaman.
- Menumbuhkan cinta anak terhadap alam. Anak bisa belajar pentingnya merawat dan menyayangi tanaman.
- Mengajarkan proses tumbuh dan berkembang sebuah tanaman.
- Lebih hemat. Saat kita menanam tomat di kebun , Kita tidak perlu membeli tomat untuk memasak.
- Turut membantu mengurangi emisi karbon dioksida.
Penulis : Amal Khayati, S. Pd
TK Islam Miftahul Jannah Ngaliyan – Semarang