RadarJateng.com, Pendidikan – Bullying atau bisa disebut sebagai perundungan adalah peristiwa yang sering ditemukan. Salah satunya yang terjadi di sekolah. Pada dasarnya bullying adalah tindakan penindasan/risak yang dilakukan individu atau kelompok untuk menganiaya individu lain secara sadar atau disengaja. Bullying fisik lebih mudah dikenali daripada yang verbal karena bisa dilihat kasat mata, baik tindakannya maupun akibatnya. Contoh tindakan perundungan fisik, misalnya melempar teman dengan benda, memukul, menonjok dan lainnya.
Perundungan memang akan membuat anak merasa tidak aman dan nyaman saat berada di lingkungan sekolah, perlakuan diskriminatif dan menyakiti akan sangat mengganggu siswa dalam pergaulan sehari-hari. Masalah-masalah lain pasti juga akan muncul dengan adanya bullying/perundungan ini, bahkan bisa berimbas pada keluarga dan masyarakat luas karena bukan tidak mungkin hal tersebut akan tersebar melalui media elektronik seperti yang sekarang sering terjadi, oknum pelaku bullying sengaja menyebarkan video atau foto bullying agar korban merasa terancam.
Ada banyak penyebab terjadinya bullying di sekolah diantaranya :
- Kurangnya empati diantara siswa
- Rasa tidak aman
- Rasa ingin mendominasi
- Pengaruh teman
- Kurangnya pengawasan
Beberapa dampak bullying seperti yang sudah disampaikan diatas tentu merusak, baik bagi korban maupun pelaku
- Dampak emosional
- Gangguan belajar
- Kehilangan rasa aman
- Keterasingan sosial
- Potensi perilaku negatif di masa yang akan datang
Mencegah bullying di sekolah merupakan tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah baik guru, karyawan, siswa dan orang tua. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah, diantaranya yang dilakukan oleh KBTKIT Zaid bin Tsabit yang beralamat di Ambartawang Mungkid Magelang yaitu dongeng edukasi anti bullying serta ikrar saling menyayangi kepada sekitar 200 siswa, bertempat di masjid sekolah setempat dengan mengundang pendongeng dan pesulap asli Magelang Kak Akur. Pada kesempatan tersebut anak-anak dihibur dengan suguhan sulap dan cerita kupu-kupu yang baik hati. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran dan teladan di masa depan tentang ketrampilan sosial, empati, komunikasi yang efetif, kerjasama dan cara mengatasi konflik secara sehat.
Kegiatan edukasi bullying bersama Kak Akur Pesulap Jujur pada Kamis, 7 Desember 2023 tersebut diakhiri dengan kegiatan pembacaan deklarasi anti bullying/ikrar saling menyayangi oleh siswa kelas B dan cap tangan tanda nol toleransi terhadap perilaku perundungan, menciptakan iklim sekolah yang positif serta ramah bagi semua siswa. Melalui pendidikan dan kesadaran, siswa belajar untuk menghormati orang lain dan menolak perilaku menyakiti/merugikan.
Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang mempengaruhi siswa. Perlu adanya upaya bersama dari seluruh warga sekolah untuk meningkatkan kesadaran serta menerapkan anti bullying yang tegas. Dengan menerapkan tempat belajar yang aman, nyaman, mendukung sehingga tercipta lingkungan sekolah yang positif. Pengawasan oleh guru dan staf/karyawan sekolah di area-area rawan bullying (toilet, koridor, halaman) juga dapat memperkecil problem ini, pelibatan orang tua dalam upaya mencegah bullying ini juga akan memberikan dampak positif pada keadaan dan situasi keseharian di sekolah.
Penulis, Dewi Nur Laila Fitriyani, S.Pd Guru KB TKIT Zaid bin Tsabit, Magelang – Jawa Tengah