RadarJateng.com, Pendidikan – Pendahuluan. Dilatar belakangi oleh masalah di kelas yang guru lihat, motivasi peserta didik kurang dalam belajar matematika dan hasil penilaian proses yang telah dilakukan peserta didik yang mencapai nilai diatas 70 kurang dari 50%. Guru tergerak untuk mencari tahu mengapa hal tersebut bisa terjadi. Guru memberikan beberapa wawancara kepada wakil kepala sekolah, guru BK sebagai pakar psikolog anak dan teman sejawat. Didapati hasilnya adalah guru yang masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik dan tidak sesuai dengan perkembangan kognitif peserta didik kelas 2 SD. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru termotivasi untuk mencari metode pembelajaran yang menarik untuk dan sesuai dengan perkembangan kognitif peserta didik, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekaran C-P-A. Harapannya dapat memberikan dampak positif atau perubahan pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya dan pembelajaran yang lebih menarik dapat membuat siswa lebih fokus sehingga tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, serta hasil belajar siswa meningkat dari yang sebelumnya.
Pembahasan. Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa di sekolah dasar telah menjadi permasalahan yang sering dijumpai. Salah satu faktornya yaitu cara guru mengajar. Masih banyak guru yang mengajar menggunakan pendekatan konvensional dengan metode ceramah tanpa adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajran. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pasif tingkat pemahaman konsep siswa juga rendah. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, peneliti menerapkan pendekatan Concrete Pictorial Abstract (CPA) sebagai solusi alternatif (Derawati, dkk, 2021).
Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) biasa juga disebut sebagai pendekatan Concrete-Representational-Abstract (CRA) atau pendekatan Concrete-Semiconcrete-Abstract (CSA). Tanpa memperhatikan nama, ketiga pendekatan pengajaran tersebut adalah serupa dan awalnya didasarkan pada pemikiran Bruner pada tahun 1960. Pendekatan CPA ini terdiri dari tiga tahapan pembelajaran yaitu: (1) Manipulasi fisik benda-benda konret, (2) Representasi pictorial dari manipuasi konret, dan (3) Memecahkan masalah menggunakan notasi abstrak (Witzel, 2005).
Pembelajaran dengan pendekatan CPA menyediakan kerangka kerja konseptual untuk menciptakan sebuah hubungan yang bermakna antara tahap konkret, pictorial, dan pemahaman abstrak. Belajar pada tahap konkret memberikan makna materi ajar sangat dekat keterkaitannya dengan dunia nyata (Putri, 2019).
Adapun tantangan yang untuk mencapai harapan dan tujuan tersebut adalah mencari media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami serta sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik. Langkah-langkah yang digunakan guru untuk menjawab permasalahan dan tantangan yang terjadi di kelas 2 adalah guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, menggunakan metode/model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik kelas 2 SD, menggunakan media pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik, dan disajikan dengan PPT yang menarik serta menyenangkan untuk peseta didik, yaitu dengan menggunakan pendekatan C-P-A dalam pembelajaran matematika materi pembgaian di kelas.
Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Guru menyiapkan media pembelajaran berupa mainan ikan dan gelas pastik yang digunakan pada tahap konkret, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) membantu siswa pada tahap pictorial untuk menggambarkan hasil dari tahap konkret dan sebagai jembatan untuk menuju pemahaman bentuk abstrak dari persamaan pembagian.
Kesimpulan. Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah guru lakukan di kelas 2 dengan pendekatan C-P-A, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan presentasi. Penggunaan media pembelajaran dalam serangkaian pendekatan C-P-A serta ditampilkan materi dalam slide powerpoint memudahkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi, lebih bersemangat dan tidak cepat bosan, sehingga keaktifan dan kemampuan berpikir analisis peserta didik dapat ditingkatkan. Hasilnya efektif, peserta didik lebih bersemangat, lebih berani dalam menyampaikan pendapat selama kegiatan diskusi kelompok, dan terlihat dari hasil belajar yang meningkat sesudah melakukan kegiatan pembelajaran. Membagikan praktik baik ini semoga bisa dijadikan referensi dan sebagai sharing untuk belajar bersama demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka
- Putri, H. E. (2017). Pendekatan concrete-pictorial-abstract (CPA), kemampuan-kemampuan Matematis, dan rancangan pembelajarannya. UPI Sumedang Press. https://www.ijern.com/journal/2015/June-2015/09.pdf
- Derawati, T., Turmudi, T., & Widodo, S. (2021). Pengaruh Pendekatan Concrete-Pictorial-Abstract (CPA) terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. In Renjana Pendidikan: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar (Vol. 2, No. 1, pp. 182-191). http://proceedings2.upi.edu/index.php/semnaspgsdpwk/article/download/1883/1736
Penulis, Istri Candra Widita, S. Pd. Guru SDS Pahoa Gading Sepong, Tangerang – Banten.