RadarJateng.com, Pendidikan – Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan peserta didik secara optimal, hal ini didasari oleh undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 pendidikan berperan penting dalam meninkatkan mutu sumber daya manusia agar terwujudnya perubahan-perubahan menuju suatu kondisi yang lebih baik. Pendidikan sekolah dassar merupakan jenjang pendidikan dasar setelah pendidikan usia dini. Sekolah dasar merupakan pendidikan dasar yang sangat penting bagi pembentukan dan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sistem pendidikan yang diterapkan diindonesia adalah Kurikulum 2013 yang mana dalam implementasi kurikulum tersebut berdasarkan Tema tik. Pembelajaran tematik ini menggunakan tema dan sub-subtema untuk mengaitkan beberapa muatan pembelajaran dalam setiap pertemuan pembelajaran.
Tahap awal pada pendidikan sekolah dasar juga sebagai bekal dimana anak diajarkan tentang kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung dan beberapa pengetahuan lainnya baik itu pengetahuan dibidang tentang alam, lingkungan, social dan pengetahuan lainya. oleh sebab itu muatan materi yang diajarkan juga merupakan materi dasar seperti mengenal konsep angka, huruf, yang merupakan fondasi untuk membaca dan menulis. Kemampuan mengenal dan memahami konsep huruf dan angka merupakan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa yang berada di kelas 1 sekolah dasar. Siswa yang berada pada kelas 1 sekolah dasar ini tentunya masih berada pada tahap praoperasional konkret dimana anak belajar melalui benda konkret dan praktik langsung. Permasalahan yang sering dijumpai dikelas 1 sekolah dasar ini adalah anak belum mampu mengenal dan memahami konsep angka dan bilangan, banyak dijumpai anak hanya mampu menghafalkan angka dari 1-10, huruf A-Z tetapi tidak mengenal yang mana itu angka 1-10 huruf A-Z akhirnya anak menjadi kebinggungan dan mengalami kesulitan jika diminta untuk menunjukkan ataupun menuliskan angka dan huruf tertentu. Dalam penyampaikan pembelajaran biasanya guru hanya menggunakan model pembelajaran yang masih klasikal dengan metode berceramah tanpa adanya media atau alat peraga edukatif.
Model dan media pembelajaran merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa dalam mengenal dan memahami konsep angka dan bilangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Eka dan Hariani (jurnal pengembangan media boxsemart Mengenal Huruf dan Angka bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar, oleh 1) Nafiri Sharyll Adelzha, 2) Murfiah Dewi Wulandari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia (JURNAL BASICEDU Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 Halaman 5700 – 5707) media yang bersifat konkret dan nyata secara langsung merilbatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan menjadikan pembelajaran tersebut lebih bermakna. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mewujudkan pembelajaran inovatif dalam peningkatan kemampuan numerasi adalah merancang model dan media pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan adalah model Problem Based Learning. Menurut syamsidah & Hamidah (penerapan model problem base learning terhadap kemampuan numerasi pada kurikulum merdeka belajar peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar oleh Nidia mawarsari dan Krisma Widi Wardani (JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854, Volume 5, Nomor 12, Desember 2022 (5461-5465) menyatakan bahwa Model problem base learning merupakan model pembelaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah dan mempelajari hubungan pengetahuan dan masalah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan model pembelajaran PBL Berbantu Media Boxsmart. Adapun tahapan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
- Menggunakan model pembelajaran PBL, yang memiliki 5 sintak yaitu: 1)mengorientasikan pada masalah, pada tahap ini guru menyajikan tayangan video yang bekaitan dengan materi ajar yang nantinya kan diamati oleh siswa, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada semua anak untuk bertanya tentang tayangan video yang telah disajikan 2)mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada tahap ini guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil serta membagikan LKPD dan Media yang akan dikerjakan siswa dalam kelompoknya, 3) membimbing pengalaman individual dan kelompok, pada tahap ini guru membimbing dan memberikan bantuan kepada siswa dalam mengerjakan LKPD dengan media yang telah diberikan sebelumnya, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk saling bertanya kepada kelompok lain tentang hasil presentasi masing-masing kelompok yang sudah disajikan.
- Menggunakan media boxsmart, media boxsmart memuat beberapa kartu seperti: 1) kartu angka 1-20, 2) kartu huruf A-Z, 3) kartu kata yang mana terdapat 1-2 huruf yang kosong untuk dilengkapi, 4) kartu gambar yang berisi gambar-gambar dengan jumlah tertentu untuk menghitung.
- Menggunakan saintific dan TPACK, saintific yang memiliki 5 tahap, yaitu: 1)mengamati, 2)menanya, 3) mengumpulkan infromasi, 4)mengolah dan menganalisis, 5) mengkomunikasikan
Strategi yang digunakan:
- Guru memilih dan menerapkan model pembelajaran PBL
- Guru menyiapkan media boxsmart yang terbuat dari kertas
- Guru menyiapkan video pembelajaran inovatif tentang bilangan cacah 2 angka dan kosa kata pagi hari
- Guru merancang bahan ajar dan LKPD disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan disajikan dengan tampilan yang menarik
- Guru membuat soal evaluasi dengan memperhatikan KKO dan kemampuan peserta didik
Adapun dampak positif bagi siswa dari penerapan model PBL berbantu Media Boxsmart pada pembelajaran tematik adalah:
- Peserta didik menjadi lebih aktif
- Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna karena adanya kolaborasi antar siswa dalam diskusi kelompok
- Siswa mampu menuangkan ide-ide dan gagasannya melalui diskusi kelompok
- Siswa menjadi lebih percaya diri ketika mempresentasikan hasil diksusinya didepan kelas
- Siswa mampu menyelesaikan LKPD dan Soal evaluasi secara lebih mandiri dalam kelompok
- Siswa mampu bekerja sama dengan teman kelompoknya
- Siswa mampu mengenal, memahami dan menyebutkan bilangan cacah dua angka dengan benar
Siswa mampu mengenal, memahami dan mengisi huruf yang hilang pada kosa kata tentang kegiatan pagi hari dengan benar.
Penulis, Harmawatis, S.Pd Guru SDN Sawang Keumumu, Kec Labuhanhaji Timur, Kab. Aceh Selatan