Mengatasi Dependen / Ketergantungan / Tidak Mandiri Pada Anak.

Ibu Nunung Kushartati, S. Pd Guru TK Satu Atap Sukaramah, Kec. Mesuji Makmur, Kab,Ogan Komering Ilir – Sumatra Selatan.

RadarJateng.com, Pendidikan Dependen/tergantung adalah sikap dan perilaku anak yang selalu ingin dibantu dalam melakukan berbagai hal yang sebenarnya sudah dapat dilakukan sendiri. Proses perkembangan kemandirian pada anak diawali sejak usia yang sangat dini, ketika anak mulai sadar dan menunjukkan perkembangan ketrampilan motorik kasar dan sedikit motorik halus. Pada sekitar usia 2 tahun inilah anak mulai sadar bahwa dirinya terpisah dari ibunya /pengasuhnya sehingga artinya ia bisa melakukan sendiri  apa yang ia lakukan, tidak perlu lagi mengandalkan bantuan ibu/pengasuhnya. Oleh karenanya sejak saat itu ia mulai sering mengatakan “tidak mau” (seiring pula dengan perkembangan bicaranya), bila ibu/pengasuhnya akan melakukan sesuatu untuknya. Ia melakukannya sendiri walaupun dalam kenyataannya ia belum terampil melakukannya. Tentu saja ketrampilan anak untuk melakukan kegiatan  tersebut tidak sempurna, seperti kemampuan ibunya. Kesempatan,  latihan  serta pujian/penghargaan yang diberikan kepadanya sangt diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan tersebut. Sayangnya seringkali terjadi tidak kesesuaian antara apa yang diperlukan anak dengan apa yang diinginkan ibunya. Orang tua sering menilai anak tidak mampu melakukannya, sulit menerima kelambatan dan ketidakrapian hasil kerja anak, ingin kegiatan itu cepat selesai dengan hasil yang diinginkan . Bila keadaan semacam ini terus berlangsung maka anak tidak mendapat kesempatan dan latihan yang cukup untuk mengembangkan ketrampilannya, akhirnya anak pun cenderung menjadi anak yang tidak terampil sehingga cenderung “dipennden” . Ia selalu membutuhkan dan menunggu bantuan orang lain dalam semua hal , bukan karena ia tidak mampu tetapi lebih sering karena ia “ merasa “ tidak mampu.

Ciri-ciri anak yang dipenden antara lain :    

  • Sering mengatakan tidak bisa, tidak mampu, sulit bila mengadapi suatu tugas.
  • Tampak tidak semangat, malas, ragu-ragu, dan cemas.
  • Reaksi dan perilakunya dalam banyak situsai seperti anak dibawah usianya, lebih kekanak-kanakan, seperti mudah menangis dan menghindar bila merasa tugasnya sulit.
  • Cenderung pendiam, pasif, tidak lincah terutama dalam situasi yang dipersepsikannya menuntut prestasi.
  • Dalam pergaulan dengan teman sebaya cenderung menjadi pengikut daripada menjadi pemimpin.
  • Bila melakukan tugas perlu petunjuk yang jelas dan dukungan orang lain.
  • Bila bekerja butuh waktu lama, banyak menghapus dan lebih banyak diam.
Kegiatan memakai kaos kagi untuk melatih kemandirian anak di TK Satu Atap Sukaramah, Kec. Mesuji Makmur, Kab,Ogan Komering Ilir – Sumatra Selatan.

Beberapa faktor yang menyebabkan anak dipenden/tidak mandiri, yaitu :

Read More
  1. Menganggap anak tidak mampu sehingga cenderung selalu membantu anak yang sebenarnya anak mampu untuk melakukannya.
  2. Menuntut anak terlalu tinggi sehingga tidak sabar bila anak bekerja lambat dan tidak rapi, sering marah dan mengkritik hasil kerja anak.
  3. Kasihan melihat anak sulit melakukannya sendiri dengan susah payah, selalu melindungi anak dari kesulitan.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang dipenden/tidak mandiri, antara lain :

  1. Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dapat dilakukan, dengan selalu disertai dukungan dan penghargaan sekecil apapun terhadap prestasi/hasil kerjanya.
  2. Tanamkan disiplin, rutinitas dan batasan-batasan yang realistis.
  3. Hindarkan/minimalkan situasi yang dapat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam sehingga timbul kecemasan dan rasa takut, yang akan menghambat gerak dan langkahnya.
  4. Beri kesempatan anak untuk mengambil keputusan dan menentukan apa yang akan dilakukan atau dipilihnya.

Penulis, Nunung Kushartati, S. Pd Guru TK Satu Atap Sukaramah, Kec. Mesuji Makmur, Kab,Ogan Komering Ilir  – Sumatra Selatan.

Related posts